Precedence: bulk SETENGAH TIANG UNTUK Ir PANUJU MANURUNG DAN TUNTUTAN PENUTUPAN IIU MEDAN (SiaR, 27/1/99), Porsea kembali bergejolak. Tuntutan warga Porsea untuk menutup PT Inti Indorayon Utama (PT IIU) karena dianggap sebagai biang masalah masyarakat Porsea, mulai ditabuh kembali. Korban jiwa dan ancaman penjara, tampaknya tak membuat takut warga. Bahkan kali ini aksi warga, mendapat dukungan dari kaum ulama, pendeta, sintua, dan para suster. Hari Senin (25/1) warga Porsea dan kaum pemuka agama berramai-ramai melakukan rally dengan menaiki mobil pick-up dan sepeda motor menempuh rute Porsea - Balige pp. Dari atas mobil pick up dan sepeda motor, mereka meneriakkan satu kata, "Tutup Indorayon!" Serentak dengan itu, warga juga menghimbau warga Porsea agar mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati almarhum Ir. Panuju Manurung yang meninggal akibat siksaan aparat keamanan pada saat unjuk rasa Nopember lalu yang berakhir rusuh. Seruan para pengunjuk rasa yang dikoordinir Suara Rakyat Bersama (SRB) ternyata mendapat tanggapan positif warga Porsea. Siang itu, bendera setengah tiang pun berkibar di depan rumah penduduk. Sementara itu Aris Butar-Butar, aktifis SRB menjelaskan bahwa unjuk rasa yang dilakukan bersama-sama dengan pemuka agama, merupakan gerakan moral agar pemerintah serius menangani masalah PT IIU. "Soalnya kemarahan warga terhadap perilaku Indorayon sudah sampai pada tahap yang tidak bisa dicegah lagi," ujarnya. Aris lalu memberi contoh tentang perilaku aparat keamanan yang mengamankan truk-truk PT IIU. "Mereka sangat over acting dalam mengawal truk-truk itu, bahkan belum lama berselang telah terjadi insiden penembakan terhadap remaja mesjid di Sirait Uruk," paparnya. Insiden penembakan mesjid Sirait Uruk itu terjadi Senin (18/1) pagi ketika beberapa remaja mesjid itu tengah bersih-bersih dalam rangka menyambut Hari Raya Idhul Fitri. Pelakunya oknum Brimob yang bertugas mengamankan PT IIU. Selain melakukan penembakan terhadap mesjid, oknum Brimob itu juga melakukan pemukulan terhadap Loren Situmorang (20), salah seorang remaja mesjid yang ada disitu. Setelah peristiwa penembakan mesjid itu, Kamis (20/1) terjadi lagi insiden kekerasan yang menimpa Lukman Manurung dan Ganda Nadeak. Kedua remaja mesjid itu dipukuli sampai babak belur gara-gara dituduh hendak melakukan demonstrasi dan tidak bisa menunjukkan KTP-nya. "Beruntung remaja mesjid yang lain bisa melarikan diri hingga korban kekerasan tidak bertambah," tambah Aris. Perilaku anggota Brimob yang suka main hajar seenaknya, menurut Aris membuat warga Porsea antipati terhadap Brimob. "Takkan pernah anakku kukawinkan sama Brimob," ujar seorang inang di Sirait Uruk. Menurut Ir Herbun Darlin, Dirut PT IIU, jumlah kekuatan Brimob yang bertugas mengamankan PT IIU berjumlah 1 kompi. "Ditambah 1 SSK dari TNI," ujar Derbun Derlin ketika jumpa pers dengan wartawan usai acara dengar pendapat dengan DPRD Sumut dan instansi terkait Senin (25/1) lalu. "Yang jelas," demikian tambah Aris, "perilaku aparat keamanan ibarat bensin yang disiramkan ke bara api. Gampang memicu amarah warga dan semakin membenci Indorayon." SRB sendiri merencanakan akan terus menggelar demo sampai PT IIU ditutup.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html