Precedence: bulk


KRONOLOGI PEMBUBARAN SECARA PAKSA OLEH APARAT
TERHADAP DEMONTRASI TIM RELAWAN UNTUK KEMANUSIAAN

Pada siang hari tanggal 15 September 1999 kurang lebih pukul 15.00 telah
terjadi penembakan sporadis terhadap rombongan demonstrasi menuntut
dihentikannya kekerasan di Timor Timur. Beberapa orang diduga terluka akibat
tembakan sporadis tersebut.

Demonstrasi Keprihatinan atas Pembantaian di Timor Timur di Tembak Polisi
Terjadinya pembantaian massal terhadap rakyat Timor Timur selama seminggu
terakhir ini telah mendorong sejumlah kalangan masyarakat sipil Indonesia
untuk menunjukkan solidaritas dan keprihatinannya dengan mengadakan aksi
demonstrasi menuntut dihentikannya pembantaian massal di Timor Timur. Kurang
lebih 100 orang yang terdiri dari pekerja kemanusiaan, pengacara, budayawan,
bapak dan ibu korban kekerasan bulan Mei dan penembakan mahasiswa di
Semanggi bulan November 1998, anak jalanan, bergabung dalam demonstrasi
tersebut. Mereka juga membawa lukisan raksasa bertuliskan STOP PEMBANTAIAN
dan SOS EAST TIMOR. Rombongan berkumpul di halaman pertokoan Sarinah Thamrin
dan bermaksud berjalan menuju ke markas besar TNI/ Dephankam. 
 
Untuk menuju ke tempat yang dimaksud rombongan harus menyeberang perempatan
jalan raya protokol MH Thamrin. Namun sebelum rombongan sempat menyeberang,
rombongan telah dihadang oleh sepasukan polisi dan PHH  dan dilarang untuk
meneruskan perjalanan ke arah utara (ke kantor Dephankam). Sementara
negosiasi berlangsung beberapa orang membagi-bagikan selebaran keprihatinan
dan melakukan orasi. 
 
Negosiasi yang alot itu juga diupayakan dengan cara memaksa mobil bak
terbuka yang digunakan untuk orasi secara perlahan-lahan di dorong maju ke
depan untuk menerobos barikade. Kemudian komandan polisi tersebut meminta
kunci mobil. Segera rombongan yang ada di depan menahan dan menolak
memberikan kunci tersebut. Di tengah proses tersebut terlihat seorang
provokator berteriak-teriak dan memaki-maki polisi (sesudah peristiwa usai,
seorang anggota rombongan melihat orang tersebut bergabung dengan polisi di
dekat Mc Donald). Tak berapa lama kemudian, terdengar suara letusan senapan
dari barikade polisi di barisan kedua. Segera setelah suara senapan berbunyi
lapis pertama polisi yang membawa rotan menyerbu ke arah rombongan
demonstrasi. Kericuhan itu membuat rombongan kocar-kacir berlarian ke arah
pertokoan Sarinah, restoran Mc Donald dan ke tempat-tempat lainnya.
 
Penembakan berlangsung sekitar 5-10 menit. 
 
Penyerbuan dan pengejaran terus dilakukan kemanapun rombongan berlarian.
Ketika sejumlah orang berlarian ke restoran Mc Donald, polisi berusaha
menembus restoran itu, tetapi polisi dihalangi oleh sejumlah mahasiswa yang
bertahan di depan pintu masuk Mc Donald. Polisi mengayun-ayunkan tongkat
rotan dan terdengar suara kaca terpecah (kemungkinan pintu kaca Mc Donald).
Banyak orang melihat kayu rotan yang digunakan polisi patah-patah
 
Dari peristiwa tersebut sejumlah orang mengalami luka-luka. Sampai saat ini
sejumlah orang masih dikonfirmasi keadaannya. Antara lain:

1. Azas Tigor Nainggolan.
   Pengacara, koordinator lapangan.
   Saksi melihat Tigor terluka (kemungkinan tertembak) dan
   dibawa oleh polisi dengan mobil Taxi. Sampai laporan ini dibuat,
   Tigor masih menjalani operasi di RS. Carolus. Diduga punggung dan pantat nya
   terkena terjangan peluru.
2. Rahmat.
   Pegawai di kantor Persekutuan Gereja Indonesia - PGI.
   Saksi melihat Rahmat dipukul dan diinjak-injak hingga terkapar
3. John.
   Seorang relawan tim kemanusiaan.
   John masih diragukan keberadaannya kemungkinan dibawa oleh polisi.
4. Arjuna Hutagalung.
   Seniman musik.
   Kemungkinan Arjuna terluka oleh pukulan.
5. Seorang bapak, anggota keluarga korban pembakaran gedung bulan Mei 1998,
   terlihat terluka kena tembakan. Nama sedang diidentifikasi. 
6. Ibe Karyanto.
   Seniman teater dan pejuang anak jalanan.
   Terluka akibat pukulan polisi.
7. Herman dan Rinto.
   Relawan Tim Kemanusiaan yang aktif membantu keluarga korban pembakaran gedung
   di Jakarta pada bulan Mei 1998.
 
Pada hari itu sesungguhnya juga terdapat sejumlah demonstrasi yang dilakukan
oleh orang Timor Timur dan kelompok pendukung otonomi lainnya di depan
kedutaan Australia, kedutaan Inggris, Amerika Serikat dan di depan kantor
PBB, dengan tuntutan hentikan pengiriman pasukan perdamaian PBB dan
menentang keterlibatan Australia, Inggris, Amerika Serikat dalam upaya
penyelamatan rakyat Timor Timur dari pembantaian. Demonstrasi tersebut
berjalan lancar bahkan mereka sempat mengadakan wawancara dengan radio. 
 
Demikian laporan dibuat. Laporan ini bersifat sementara.


end===========================================================end

"TIDAK ADA DEMOKRASI DI INDONESIA TANPA PEMBEBASAN DI TIMOR TIMUR"

FORTILOS
Forum Solidaritas Untuk Rakyat Timor Timur
Solidarity Forum for the People of East Timor

Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur (FORTILOS) dibentuk oleh sebelas
lembaga dan enam individu pada tanggal 11 Maret 1998. Forum ini bekerja
dengan komitmen menegakkan hak-hak asasi manusia dan menghargai hak rakyat
Timor Timur untuk menentukan nasib sendiri, serta mendorong tercapainya
penyelesaian masalah Timor Timur yang adil dan damai. Forum ini berangkat
dari Pembukaan UUD 1945, "bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa" serta
Pernyataan Semesta Hak-hak Asasi Manusia yang menegaskan hak-hak semua
bangsa untuk menentukan nasib sendiri. 


Alamat Sekertariat: 

Jl. Siaga II No. 31, Pejaten Barat, Jakarta 12510, Indonesia
Telp. (021) 7919-2763
Fax.  (021) 7919-2519
Hp.    0812-9188047
e-mail: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke