Precedence: bulk GUS DUR DITOLAK, NU ANCAM KERAHKAN MASSA JAKARTA, (SiaR, 18/9/99). Belum jelas benar nasib Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjadi Utusan Golongan (UG) di MPR. Tim Verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di rapat pleno KPU, Kamis (16/9) kembali menolak Gus Dur. Pasalnya Gus Dur dianggap partisan, seperti yang dinyatakan salah satu anggota Tim Verivikasi, Agus Miftach dalam pertimbangannya mengapa menolak Gus Dur. Meskipun mengaku sebagai salah satu pendukung Gus Dur, tapi Agus mengaku dirinya hanya ingin menegakkan undang-undang. Menurutnya, sebagai deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sulit untuk menempatkan Gus Dur sebagai Utusan Golongan di MPR. Penolakan terhadap diri Gus Dur ini melahirkan kekecewaan dari para pendukungnya. Puluhan pemuda yang tergabung kedalam Ikatan Putra-Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Kamis kemarin berdemonstrasi di gedung KPU. Mereka mengecam KPU, terutama kecaman ditujukan kepada Agus Miftach yang dianggap sebagai biang penjegalan terhadap diri Gus Dur. Seusai berdemonstrasi, Hilmi Muhammadiyah, Ketua Umum IPPNU, mengatakan, pihaknya sedang menjajaki kemungkinan pengerahan massa besar-besaran untuk mendemo KPU. Ia mengaku sudah menerima pernyataan kesediaan dari berbagai ormas pendukung NU di Jawa Barat, dan Jawa Timur untuk mengerahkan sekitar satu juta massanya ke Jakarta, seandainya Gus Dur dijegal terus menerus. Dengan demikian dari sisa lima nama yang belum dapat ditetapkan oleh KPU, maka hingga kemarin baru dua nama lagi yang berhasil ditetapkan, yakni Sunarti (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), dan Djoko Wiyono (Konferensi Waligereja Indonesia/KWI). Tiga nama lain yang belum diputuskan, selain Gus Dur, yakni Eva Rosdiana Dewi (Parfi) yang masih bersengketa dengan Sys NS, dan Hidayat dari Al-Ijttihadiyah yang dianggap bermasalah karena merupakan caleg Pari.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html