Precedence: bulk Sobron Aidit: BALI - satu Tetap saja yang terlihat yang selalu dulu-dulu bagaikan plat gramofone berputar-putar jalan di tempat. Krismon dan krisnom resto penuh, pasar padat, hotel perang harga orang-orang menjilati es rim pesta babi-guling dan bule-bule bergelamparan berjemur badan dengan susu menggunung menantang. Bule-bule simpang-siur saling senyum jual-beli barang haram ke luar masuk warung tattuage jeprat-jepret ketika ritual agama tiada perduli adat setempat mahapenting : kepuasan mata, hati, dan perut melayu pribumi tak lagi saling hormat berburu duit memang tak perlu ada-beradat. Tertegun diri : inikah Bali yang katanya surgawi di bumi? Seakan Bali bukan lagi milik pribumi bule-bule betapa sudah mengangkangi dan melecehkan budaya luhur di sarang-sarang foya elite rupiah benar-benar anjlok dan luntur sedangkan dollar menjadi raja alat-ukur tampaknya adat dan budaya serta seni seakan terpatung tegak demi dollar. Tampaknya Bali benar-benar campur berbaur entah kepunyaan siapa antara bule dan pribumi kebutuhan perdagangan tak perlu apa dan bagaimana terpenting dan pokok : fulus tetap raja utama.- Nusa Dua 30 Juli 99,- ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html