Precedence: bulk PAN DESAK KOMNAS HAM BENTUK TPF SOAL KEKERASAN MILISI JAKARTA, (MateBEAN, 22/9/1999), Partai Amanat Nasional, Selasa (21/9) kemarin mendatangi Komnas HAM dan mendesak lembaga HAM nasional itu agar segera membentuk komisi independen pencari fakta soal pembataian etnis Timtim yang diprakarsai oleh TNI itu. "Kami minta Komnas HAM membentuk komisi independen yang menyelidiki segala tindakan kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada pasca jajak pendapat. Itu ditujukan bukan hanya pada pelaku di lapangan, tapi pihak-pihak yang terkait langsung dengan tindakan tersebut. Kepada yang terbukti bersalah harus dibawa ke pengadilan," kata Bara Hasibuan, Kepala Departemen Luar Negeri PAN. Selain Bara, hadir pula Sekjen Faisal Basri, Wasekjen Santoso dan Barnabas, dan dari Litbang, Rahmat. Mereka diterima langsung Ketua Komnas HAM Marzuki Darusman. "Komisi ini sebaiknya diisi oarang Komnas HAM, unsur masyarakat, parpol, dan tokoh agama, serta LSM. Hal ini fundamental dilakukan karena kami tidak ingin hanya masyarakat internasional yang peduli terhadap masalah kemanusiaan. Tapi juga bangsa Indonesia sendiri yang peduli," sambung Bara. Marzuki Darusman sendiri menyambut positif usul PAN. "Saya mendukung gagasan PAN karena ini adalah tindakan politik kepentingan umum yang bertujuan memberi persepsi tepat bagi masyarakat," kata Marzuki. "Kami hargai upaya PAN sebagai usaha untuk membentuk sesuatu yang kemudian bisa lebih dipandang masyarakat bahwa cara inilah yang lebih bisa dipertimbangkan sebagai cara pelaporan pelanggaran HAM di Timtim," papar Marzuki. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa masyarakat memang harus diberikan persepsi yang tepat mengenai masalah Timtim sesungguhnya. "Sehingga masalah ini tidak dipandang berat sebelah dan menimbulkan hal-hal yang tidak perlu di masyarakat dan politik kita umumnya," demikian Marzuki. Dalam kesempatan yang sama, Bara Hasibuan menyatakan bahwa persoalan Timtim dan kedatangan pasukan PBB tidak ada kaitannya dengan nasionalisme apalagi pelanggaran kedaulatan RI. "Kedatangan pasukan itu untuk melindungi HAM rakyat Timtim yang telah dirampas oleh milisi bersenjata. Tidak sepantasnya kita mengkaitkan nasionalisme dalam masalah Timtim. Apalagi memanasi masyarakat dengan nasionalisme semu, sempit, dan picik dan cenderung ultranasionalis," pendapat Bara. "Nasionalisme Indonesia harus berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi. Yang memprihatinkan adalah sentimen nasionalisme menjadikan kita seakan-akan menjadikan kita lupa pada substansi masalah Timtim yaitu terjadinya tindak kejahatan dan kemanusiaan," demikian Bara. *** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html