Precedence: bulk


TENTARA DAN POLISI PAYAKUMBUH BAKU TEMBAK

        PAYAKUMBUH, (TNI Watch!, 06/12/99). Warga Payakumbuh Senin (29/11)
lalu sekitar pukul 22.15 WIB dikejutkan bunyi rentetan tembakan senjata api.
Di tengah malam itu, sejumlah anggota Polri dan TNI saling serang bak perang
terbuka. Belasan anggota Polres 50 Kota dan belasan anggota Batalyon 131
Braja Sakti dengan dibantu anggota Koramil 0306/01 Payakumbuh yang sama-sama
bersenjata api terlibat bentrokan. 

        Dua satuan bersenjata api itu saling serang markas lawannya, sekitar pukul
22.15 WIB. Akibatnya, bangunan pos polisi Sektor Kota Payakumbuh
porak-poranda. Sepeda motor dan mobil patroli Polantas ikut
dijungkirbalikkan oleh anggota TNI yang murka. Sebaliknya, markas Koramil
Kota Payakumbuh yang letaknya saling berdekatan, juga berantakan karena aksi
balasan dari anggota Polri.

        Menurut sejumlah saksi, masyarakat sekitar yang kebetulan mengetahui
bentrokan itu tak ada yang berani melerai. Bahkan mereka lebih suka menjauh
dan bersembunyi karena takut terkena peluru nyasar. 

        Namun informasi yang diperoleh dari aparat setempat menyebutkan bahwa
peristiwa yang menggegerkan kota Payakumbuh itu berawal dari penangkapan
seorang anggota Batalyon 131 berpakaian preman oleh anggota polisi. Menurut
informasi itu, tentara berpakaian preman tersebut ditangkap polisi ketika
sedang menghisap ganja bersama seorang pemuda penjual makanan di depan Rumah
Makan Asia, Pasar Payakumbuh. Gerak-gerik pengisap ganja ini ternyata
diamati anggota polisi yang ada di dekat mereka. 

        Tanpa membuang waktu, sang polisi lalu menggeledah keduanya. Di kantong
celana pemuda yang memberikan rokok memang ditemukan daun ganja. Mereka
kemudian dibawa ke pos polisi terdekat. Pemuda yang berambut cepak setelah
dipukuli akhirnya mengaku bahwa dia adalah anggota TNI dan menyebutkan
kesatuannya. 

        Mengetahui yang mereka tangkap adalah seorang anggota TNI, sejumlah perwira
di Polres 50 Kota segera menghubungi komandan Batalyon 131. Malam itu juga
sang komandan menjemput anggotanya yang ditangkap polisi karena mengisap ganja. 

        Karena malu atas perbuatan anak buahnya, Danyon langsung memberikan hukuman
fisik lalu membawanya ke Markas Yonif 131. Setelah itu persoalannya dianggap
selesai. Kejadian itu menjadi perbincangan serius di asrama tentara itu.
Namun informasi yang berkembang kemudian adalah anggota Batalyon dipukuli di
kantor polisi. Sehingga sejumlah anggota Yonif 131 beramai-ramai mendatangi
pos polisi Kota dan melakukan perusakan.

        Mereka menuturkan, pada malam kejadian itu awalnya serombongan anggota TNI
menyerang pos polisi Kota Payakumbuh. Berita penyerangan itu membuat amarah
anggota Polri lainnya. Dalam tempo singkat belasan polisi bersenjata mulai
berdatangan menuju lokasi. Mereka berusaha mengejar para penyerang, bahkan
hingga mendekati markas Batalyon Yonif 131 di Tanjung Pati.

        Karena yang dicari sudah tidak ada lagi di lokasi, anggota Polri yang sudah
emosional itu langsung melampiaskan kemarahannya dengan menyerang markas
Koramil 0306/01. Sertu Budi Satria, salah satu dari 3 orang tentara yang
jaga di pos itu tidak bisa berbuat banyak. Para polisi itu terus mengamuk
sambil melepaskan serentetan tembakan ke udara. Keadaan yang memanas
tersebut baru bisa diredam setelah satuan Provost Polres 50 Kota dan
SubDenpom TNI Payakumbuh datang ke TKP. 

        Para komandan masing-masing yaitu Kapolres 50 Kota Letkol Subagio serta
Dandim 0306 Letkol Inf Amri Mahmud mencoba menenangkan para anggotanya.
Setelah gencatan senjata, para anggota TNI maupun Polri lalu dikumpulkan
para komandan tersebut di markas kesatuannya masing-masing. 

        Komandan Korem 032/Wirabraja Sumbar Kol Inf Dahler Syaiful Hasibuan
menyatakan sekitar 15 anggota TNI dari Markas Batalyon 131 Braja Sakti,
Tanjung Pati, yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan dan perusakan Pos
Polisi Kota Payakumbuh kini sedang menjalani pemeriksaan intensif di
kesatuannya.

        "Sebagai langkah antisipasi guna menghindari berlanjutnya kejadian yang
tidak diinginkan, sesaat setelah insiden tersebut, seluruh anggota Batalyon
131 telah diapel satu-persatu oleh komandan kodim setempat dan diperintahkan
supaya tidak keluar dari asramanya," kata Kolonel Dahler, Rabu (1/12). ***

_______________
TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI,
dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan
ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya
agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama.


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke