Precedence: bulk MAYJEN TNI SLAMET KIRBIANTORO MUNCUL KEMBALI JAKARTA, (TNI Watch! 29/2/2000). Setelah lama tak terdengar namanya, Mayjen TNI Slamet Kirbiantoro "muncul" kembali. Namanya masuk dalam daftar perwira yang dimutasikan, yang diumumkan Kapuspen TNI, kemarin (28/2/2000). Perjalanan karir seorang perwira, seperti nasib manusia pada umumnya, tak ada yang dapat meramalkan. Setelah tiga tahun lebih "diparkir" di Mabes TNI tanpa jabatan yang jelas, siapa yang menyangka, bahwa nama Slamet Kirbiantoro diumumkan sebagai Pangdam VII/Wirabuana, menggantikan Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah, bintang TNI saat ini, yang telah dipromosikan sebagai Pangkostrad. Nama Slamet Kirbiantoro tenggelam, selepas menjabat Komandan Satgas Intel BIA (sekarang BAIS). Dari memimpin sebuah satuan intelijen yang disegani, tiba-tiba saja di awal tahun 1997, tanpa sebab yang jelas ia dialihtugaskan sebagai Staf Ahli KSAD bidang Kesejahteraan Rakyat. Sebuah jabatan yang absurd, bagi perwira tempur tulen seperti Kirbiantoro. Apalagi kalau kita ingat, asal-usul Kirbiantoro adalah dari Gombong (Kebumen, Jateng), kota yang sejak dulu memiliki tradisi kemiliteran. Bagi Slamet Kirbiantoro, kawasan Sulawesi bukanlah wilayah yang terlalu asing, sebab ia pernah pula bertugas di Makasar, saat menjabat Komandan Brigif Linud 3/Tri Budi Maha Sakti Kostrad. Pada masa menjabat Komandan Brigif Linud 3 itulah, Kirbiantoro juga merangkap sebagai Komandan Sektor A Timtim, yang menjaga Dili dan sekitarnya. Saat menjabat Komandan Brigif 3 dan Komandan Sektor A itulah, nama Slamet Kirbiantoro mulai dikenal. Sebelum menjabat Komandan Brigif di Makasar, karirnya sebagian besar dihabiskan di lingkungan Korps Baret Merah. Korps Baret Merah (Kopassus) merupakan kesatuan di mana Slamet Kirbiantoro berasal. Di kesatuan ini juga bergabung beberapa teman sekelasnya di Akmil (Angkatan 1970), seperti Mayjen TNI Muchdi PR (mantan Danjen Kopassus), Jenderal TNI Soebagio HS (mantan KSAD), dan Letjen TNI Luhut Panjaitan. Kabarnya karir Kirbiantoro agak tersendat, karena hubungannya kurang harmonis dengan Soebagio HS. Seusai bertugas di Makassar, ia ditarik ke Kodam VI/Tanjungpura, diserahi tugas sebagai Komandan Rindam setempat. Setelah menjabat Danrindam, selanjutnya ia masih bertugas di Kalimantan, tepatnya sebagai Danrem di Banjarmasin. Dari Banjarmasin inilah, ia ditarik ke Jakarta, dengan jabatan bergengsi, Komandan Satgas Intel BIA (menggantikan Brigjen TNI Slamet Singgih). Di posisi inilah, Kirbiantoro memperoleh bintang pertama di pundaknya. Seperti halnya Mayjen TNI Slamet Kirbiantoro, nama perwira lain yang lama menghilang, dan kini muncul kembali adalah Kol Inf Romulo Robert Simbolon. Kolonel Simbolon dipromosikan sebagai Kasdam Jaya, dengan demikian tak lama lagi ia akan menyandang pangkat brigjen. Bagi (khususnya) masyarakat Ibukota, nama Simbolon cukup dikenal, karena ia lama bertugas di lingkungan Kodam Jaya. Antara lain ia pernah bertugas sebagai Komandan Yonif 203/Arya Kemuning (basis Jatake, Tangerang) tahun 1989, kemudian menjadi Dandim Tangerang (1991). Setelah itu ia ditarik ke Markas Kodam Jaya selaku Waasops Kasdam Jaya. Tak lama di jabatan staf, sekitar tahun 1994 Letkol Inf Simbolon kembali dipercaya memimpin pasukan, ketika ditunjuk sebagai Komandan Brigif 1/Jaya Sakti Kodam Jaya (Kalisari, Jakarta Timur). Setelah sekitar satu setengah tahun memimpin pasukan andalan Kodam Jaya, Simbolon ditugaskan di bidang pendidikan, yakni di Pussenif. Kemudian sempat membantu Asrenum TNI (saat itu) Mayjen TNI Agus WK, selaku Paban bidang Perencanaan Kebijaksanaan Strategis. Kini Kolonel Simbolon sedang mengikuti Kursus Reguler Lemhanas. Naiknya Kolonel Simbolon sebagai Kasdam Jaya, tak pelak merupakan rekomendasi dari dua sahabat dekatnya sejak di Akmil (Angkatan 1973), yaitu Mayjen Agus WK dan Mayjen Ryamizard Ryacudu. Kalau dulu ia mendampingi salah seorang teman dekatnya di Asrenum Mabes TNI, kini Kol Romulo Simbolon segera mendampingi sahabatnya yang lain (Pangdam Jaya Mayjen TNI Ryamizard), selaku Kasdam Jaya. Secara kebetulan tanggal kelahiran Kol Romulo Simbolon sama persis dengan Mayjen Agus WK, yaitu 17 Oktober 1951. Hanya tempatnya yang beda, kalau Mayjen Agus WK dilahirkan di Bandung, sedang Kol Simbolon dilahirkan di Pulau Samosir, Sumut. Tanggal itu (17 Oktober 1951), kebetulan juga merupakan hari kelahiran Letjen TNI Purn Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Semoga saja perjalanan karir mereka berdua (Agus WK dan Simbolon), bisa lancar, tidak tragis sebagaimana dialami Letjen Purn Prabowo. Selamat bertugas bagi Mayjen TNI Slamet Kirbiantoro dan Kolonel Romulo Robert Simbolon. Semoga Tuhan selalu memberikan petunjuk dan bimbingan kepada Anda, dalam mengabdi kepada rakyat dan perjuangan demokrasi. *** ______________ TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html