Precedence: bulk


PENYIKSAAN OLEH MILITER DI KASUS MARSINAH (2)

        SURABAYA, (TNI Watch!, 21/2/2000). Kasus pembunuhan aktifis buruh di
Surabaya, Mei 1993, dibuka lagi oleh Markas Besar Polri. Marsinah, diduga
keras dibunuh di Markas Kodim Surabaya, Jawa Timur, oleh aparat militer.
Mayatnya dibuang di Ngajuk, Jawa Timur. Kemudian, aparat Kodam VI/Brawijaya
dan Polda Jawa Timur mencari kambing hitam dengan memfitnah sejumlah orang,
yakni pemilik PT CPS, Jusdi Susanto, tempat Masrinah bekerja, dan delapan
orang bawahannya, salah seorang di antaranya perempuan yang tengah hamil.
Mereka ditangkap, tepatnya diculik, aparat Detasemen Intelijen Kodam
V/Brawijaya pada 30 Oktober hingga 1 November dan baru diserahkan ke Polda
19 hari kemudian. Mereka mengalami penyiksaan fisik dan psikis di Markas Den
Intel Kodam VI/Brawijaya. Mahkamah Agung akhirnya membebaskan para terdakwa
"rekayasa" Kodam VI/Brawijaya itu.

        Jika kasus Marsinah dibuka lagi, seharusnya tidak hanya kasus
pembunuhan Marsinah saja yang dibongkar, namun juga penculikan dan
penyiksaan secara sewenang-wenang aparat Kodam VI/Brawijaya, terhadap Judi
Susanto dan kawan-kawan yang diungkap kembali. Berikut akan dikisahkan
kembali kisah penyiksaan itu yang disarikan dari buku: "Kekerasan Penyidikan
dalam Kasus Marsinah", YLBHI, 1995, sekedar mengingatkan kembali bahwa
kejahatan ini juga harus disidangkan di Mahkamah Militer.

        Judi Susanto dan kawan-kawan di tangkap (baca: diculik) secara
berturut-turut antara 30 Oktober 1993 hingga 1 November 1993. Mereka disekap
di Markas Den Intel. Aparat Den Intel memaksa mereka mengakui melakukan
konspirasi membunuh Marsinah dengan berbagai siksaan. 

SUPRAPTO
        Satpam PT CPS ini dibawa ke kamar mandi dan disuruh duduk bersila,
lalu kakinya diinjak petugas dan dipaksa mengaku membunuh Marsinah. Pada 3
Oktober, Suprapto dipindahkan ke ruang ED alia ATK, seorang agen Inteldam.
Di ruang itu Suprapto tidur beralaskan koran. Siang harinya, kepalanya
dipukuli oleh ATK. Para petugas lainnya memukulinya terus-menerus hingga ia
mengakui apa yang dikehendaki para petugas Inteldam. 
Petugas juga memaksa Suprapto mengaku telah menerima uang sebesar Rp 1,5
juta dari Judi Susanto untuk membunuh Marsinah. Ketika dijawab tidak,
petugas memukul dan menyeterumnya. Suprapto menyerah, namun kembali disetrum
karena tak mampu menjawab di mana mayat Marsinah dibuang.

        Seorang petugas juga menodongkan pistol ke kepala Suprapto. Petugas tadi
menyuruhnya berdoa sambil berkata: "Apa pesanmu sebelum saya tembak?"
Suprapto menjawab, "Tolong sampaikan kepada keluarga saya, jaga baik-baik
anak saya." Intel tadi tak jadi menembak, namun malah memukulkan ganggang
pistol ke bagian belakang kepala Suprapto. Wajahnya dipukuli, kemaluannya
dicambuki dengan lidi, dadanya disetrum dan dimaki-maki.

SUWONO
        Satpam PT CPS ini bekas anggota Korps Marinir, pasukan elite TNI
Angkatan Laut. Ia yang paling berat menerima siksaan. Seorang petugas
berseragam hijau dari Den Intel Kodam V/Brawijaya berteriak-teriak,
seolah-olah senang menemukan Suwono, "Ini yang dari Marinir, ini yang dari
Marinir!" Suwono lalu dijebloskan ke sebuah ruangan, di sana ia jadi
bulan-bulanan sekitar sepuluh anggota Den Intel Kodam V/Brawijaya. Setiap
jawaban yang tidak memuaskan para petugas dari kesatuan TNI Angkatan Darat
itu, Suwono menerima pukulan yang makin lama makin keras. 

        Suwono selama diculik di Den Intel hanya boleh tidur dengan celana
dalam, tanpa alas tidur, selalu diganggu saat tidur dengan lemparan kaleng
dan dikencingi petugas. Seringkali ia disuruh berdiri, mengangkat sebelah
kakinya sekian lama hingga ada perintah untuk selesai. Suwono juga
ditelanjangi dan disetrum dan ditendang kelaminnya. Suwono tak tahan
setruman, mulutnya juga disumpal petugas dengan celana dalamnya sendiri
hingga akhirnya pingsan. Petugas yang menyetrum dan memukul Suwono, sebagian
ia kenali sebagai SKM, WAR dari Bakorstranasda Jatim dan SLM dari Polda
Jatim. (Bersambung)

_______________
TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI,
dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan
ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya
agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama.


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke