From: "Andhika Purbo" <[EMAIL PROTECTED]>
Menurut saya wajar apabila dunia olahraga kita masih stagnan. Salah satu penyebabnya (mungkin) adalah kepastian masa depan para olahragawan itu sendiri. Saya kira sudah banyak kasus yang menimpa para olahragawan kita di hari tuanya. Tingkat penghargaan pemerintah kepada mereka sangat minim, sangat berbeda dengan prestasi yang telah mereka persembahkan. Di sini saya membatasi tulisan saya sampai penghargaan pemerintah terhadap atlet yang telah mengharum nama daerah maupun INdonesia. Tidak sampai pada peluang2 lain yang dapat diperoleh melalui sponsorship. Olahragawan menghabiskan masa muda mereka dengan berlatih. Ada yang berlatih semenjak kecil sehingga ada yang meninggalkan bangku sekolah sama sekali. Mereka fokus berlatih demi prestasi. Di sisi lain, Pemerintah melalui lembaganya berusaha mencari dana untuk membiayai kegiatan olahraga dengan cara mengalokasikan dana khusus atau menggaet sponsor. Tapi sepertinya dana ini hanya dinikmati atlet ketika atlet itu bisa berlatih dan berprestasi. Istilah saya, tidak ada dana pensiun untuk atlet. Sebagai contoh gress, baru tadi pagi saya melihat berita seorang mantan atlet tolak peluru dan lempar cakram yang sekarang menjadi buruh tani dan buruh serabutan(bangunan, dll). Prestasinya cukup bagus, tapi tidak dikenal publik. Ketika melihat berita itu, ingatan saya kembali pada seorang mantan atlet lari marathon Indonesia keturunan India yang pernah mengharumkan nama Indonesia yang menjadi gelandangan dan seorang mantan atlet yang sempat masuk acara "BEdah Rumah" karena rumahnya sangat reyot. Petenis putri Indonesia, Wynne Prakusa, memutuskan mundur dari dunia tennis dan ingin melanjutkan kuliah bisnis di Singapura dengan alasan yang sama. Dalam setiap PON yang dilaksanakan di INdonesia, biasanya atlet berprestasi akan "bermigrasi" ke provinsi penyelenggara dengan iming-iming pekerjaan dari provinsi tersebut. Saya kira suatu kewajaran bila olahraga Indonesia tidak berkembang karena para atlet itu tidak mendapat penghargaan yang memadai di hari tua. Hanya segelintir atlet yang bisa berpikir ke depan dengan menjadi pelatih, berbisnis, dll setelah mereka "pensiun." Biasanya uang bonus tidak banyak dan bila banyak pun tidak akan bertahan lama. Sampai kapan hal ini akan terjadi? Wallahu'alam bishowab Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia http://www.silatindonesia.com (Situs Utama) http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis) http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum) http://silatbogor.multiply.com (Blog Foto) http://silat.4-all.org (Milis) KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA --------------------------------------------- SilatBOGOR The Begining Of Global ORientation Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional --------------------------------------------- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/silatbogor/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/silatbogor/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/