Dear All,
 
heboh soal tari pendet dan malaysia yang mengusik nasionalisme kita ..
ada tulisan yg unik dan menarik di bawah ini ...sedikti pedes, tajam dan 
menusuk; tapi ada benernya juga :))..
 
Supaya kontekstual..ada satu alenia yang diubah untuk konteks kita komunitas 
sahabat silat ..
 
selamat ber-ibadah puasa bagi yang menjalankan ...
 
thanks 
Ian 
==
 
 








Negeri Berbudaya, Orangnya? Belum Tentu...
(Share from L Saptopranolo )


Kalau kita pikir2 kembali…
“Apa coba yang bisa kita banggakan menjadi orang Indonesia?”
Ah, pasti langsung rasa nasionalisme Anda tersentak..
Anda merasa terhina dengan pertanyaan simple spt itu.
Padahal pertanyaan wajar bukan?
Yang tidak wajar, kalau Anda lantas menjawab pertanyaan itu dengan berapi – 
api, sok tahu, sok nasionalis, apalagi dengan emosi…
Coba saja Anda berlagak seperti itu di Kedubes Negara2 Eropa ketika apply visa.
Dijamin, visa anda ditolak…
Padahal, mereka2 itu kalo mau datang ke Negeri ini, tak pernah ribet untuk 
apply visa seperti kalo kita mau datang ke Negeri mereka.
Padahal, sama2 manusia berbudaya dan sama2 punya uang kan?

Jujur saja, pernahkah kita merasa bahwa Negeri ini pantas untuk dibanggakan
Dus, apabila Anda bertemu dengan teman2 bule,
Anda dengan berapi – api menyatakan bahwa Negeri saya adalah Negeri terhebat?
Apa malah anda diam – diam saja?
Apalagi kalo ada orang Bule sampe bilang
“What?? Indonesia? Where is it?”
Anda pasti langsung lemas dan bermuka tak mau tahu, alias culun dan goblok.

Bagi saya, pertanyaan seperti itu, adalah kesempatan emas untuk menohok dan 
mencerca si penanya..
“Did you get Geography Class when you’re in Elementary School??
“Yes. Why?”
“Because, it’s stupid to ask where the fifth biggest country in the worlds is”
Biasanya langsung mingkem, diam seribu basa.
Kecuali kalo pengen ditohok lagi dengan kalimat pedas lainnya yang selalu saya 
siapkan sebelumnya.

Lantas, kalo pertanyaannya saya ubah?
“Apa yang bisa menunjukan kalo Anda itu orang Indonesia?”

Wong nama Anda saja sudah berbau Yunani kok..
Bener kan? Siapa yg masih mau anaknya dinamai dengan Bahasa Ibu kita?
Duh, kurang enak didenger, alias kurang komersil..

Wong Anda saja diminta utk mempelajari gamelan saja juga ogah kok..
Apalagi bila anda diminta belajar angklung atau bernyanyi keroncong..
Iya, memang kuno..

Wong Anda saja juga lebih suka basket daripada badminton kan?
Iya, badminton sudah gak IN.

Adakah Anda menguasai salah satu kesenian dari tempat Anda berasal?
Gak lah!! Itu gak penting, gak bisa dipakai untuk cari uang

Atau, malah Anda mencibir kalau ada teman yang kalo omong medhok karena 
terbiasa menggunakan bahasa ibu? Bahasanya ngapak – ngapak?
Iya, lucu sekali, dan berasa aneh..

Jadi kesimpulannya juga mudah:
Negeri ini memang Kuno, Gak IN, Gak penting, Lucu dan berasa aneh.
Itulah citra negeri ini yang Anda bentuk…

Jadi kalo Anda sekarang mau ikut2an teriak ganyang Malaysia
Yang menurut cerita Media mencuri Tari Pendet,
Anda seharusnya yang malu..
Bukan mereka..
Kalo saya malah bangga, Malaysia memasukan segala hal ttg Indonesia ke TV Ad 
mereka…
Lha wong Anda tahu kalo Tari Pendet dari Indonesia juga dari Media bukan?
Hahahahahaha….

Buat saya pribadi, budaya itu tidak serta merta sebuah gerakan lambaian tangan, 
lagu dan seni.
Lebih dalam lagi, budaya itu ya the way we life, think and act in our everyday 
life…

Terus Budaya apa yang dipunyai Negeri ini?
Gak ada…!!!! Menurut saya..
Semuanya sudah mulai berubah, karena Anda – Anda semua suka budaya barat,
daripada mengagumi Budaya dimana tempat anda berasal.
Semuanya jadi kabur, sejak Anda merasa Kesenian daerah cukup dipelajari di SD 
saja, dihafalkan, syukur2 nanti keluar di Ujian.
Semuanya menjadi basi, sebab Anda sendiri yang membuatnya demikian..
Padahal Budaya tidak pernah basi, yang basi adalah cara pandang Anda sendiri.
Benar begitu?

Anda semua cuma sok nasionalis,
Toh apabila Anda2 ini dihadapkan bule2, Anda lebih suka diam kalo mereka 
mencaci Negeri ini…
Pun kalo anda diminta menyebutkan Tarian Khas dari masing – masing daerah di 
Negeri ini,
Anda juga gak bisa menjawab dengan benar bukan?
Gak usah malu mengakuinya. .

(--alenia ini ada yang dihapus dan disesuaikan oleh editor untuk komunitas 
sahabt silat --..
 
Mau tahu cara konkret mencintai budaya Indonesia ini..
Mari ikut pelatihan pencak silat 
setiap sabtu pagi di padepokan TMII...)

Siapa mau ikut? Mungkin ada yang juga belum bisa kok…
Tapi setidaknya saya tahu, bagaimana mengagumi budaya Negeri ini..
Dus mau untuk memasukannya dalam kehidupan sehari – hari.

Tidak seperti Anda2 ini
Yang sukanya NATO – No Action Talk Only.
Alias Cangkeman melulu..

Wassalam,

Agustus, 2009.
 
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke