Pengirim bukan ingin membela DEWA. Bukan kah lebih
baik ada pembanding daripada hanya melihat dari satu
sisi saja?
Maaf jika ada yang kurang berkenan.


---- Original Message  -----

From:THR-Tunas Haryanto

To:[EMAIL PROTECTED]

Sent:Wednesday, April 20,  20051:23  PM

Subject:[Perpustakaan-Terbuai] Republika 20/4/05:
Tanggapan  Achmad Dhani
Was Re: DEWA Ngefans Yahudi, Boikot dan  Lawan!



Oase  Bernama Laskar Cinta

Oleh  :

Ahmad  Dhani
Pimpinan  Band Dewa

Penulis  merasa kaget dan terhenyak saat membaca
segmen Horison harian
Republika, edisi 17 April 2005, khususnya  pada
tulisan berjudul besar
Laskar Cinta  Sensasi Keblabasan Dewa. Tulisan
tersebut berupaya mengupas
pentas  Band Dewa yang ditayangkan secara langsung
melalui Trans TV, Ahad
(10/4). Sebagai pihak yang  terkait, dalam kapasitas
pimpinan Band Dewa,
penulis menganggap tulisan tersebut  bersifat sepihak.
Penulis tidak pernah
dimintai konfirmasi tentang hal tersebut,  meskipun
ada pernyataan dari
pihak manajemen Dewa.

Terdorong  oleh faktor itulah, penulis membuat tulisan
jawaban dalam
kerangka memberi  informasi dan pemahaman yang
sebanding sehingga para
pembaca, dan masyarakat  Indonesia pada umumnya dapat
mencernanya secara
proporsional dan fair.

Dengan  segenap kerendah-hatian, penulis ingin
menyampaikan bahwa peristiwa
tersebut,  demi Allah, benar-benar murni sebuah
musibah tanpa kesengajaan,
terutama akibat  ketidaktahuan team setting  panggung
Trans TV. Sebagai
pribadi yang berupaya terus menerus untuk tawadlu' dan
tunduk kepada Allah
SWT,  penulis dan anggota Band Dewa pada umumnya,
tidak mungkin memiliki
niat  melakukan tindakan penghinaan kepada Allah yang
Maha Agung, sebuah
tindakan yang  keji dan kotor. Meskipun barangkali
penulis bukan seorang
Muslim yang telah  sempurna dalam menjalankan semua
syariat, penulis
berupaya untuk tetap takzim.

Penulis  memahami sepenuhnya akibat terlukanya hati
saudara-saudara seiman,
terutama jika  penulis sampai hati melecehkan atau
berbuat tidak terhormat.
Dalam hal ini,  penulis sangat berharap adanya
masukan-masukan dari
saudara-saudara seiman.  Sekeras apapun masukan
tersebut, asal tetap
dilakukan dalam koridor persaudaraan  seiman, yakni
dipenuhi nasihat serta
pertimbangan kebijaksanaan yang luhur, akan  penulis
terima dengan lapang
dada. Tetapi penulis merasa tidak habis pikir jika 
kemudian muncul
hujatan-hujatan yang serba menyudutkan, memfitnah, dan
 memprovokasi.

Berkali-kali  dunia ekspresi seni di Tanah Air
diguncang oleh hal yang
serupa, yakni ketika  seni dibuldozer dengan
penafsiran atas
keyakinan-keyakinan tertentu. Para  penafsir berlaku
seolah-olah Musa
menghujat Firaun, meskipun ia belum tentu  seperti
Musa, dan yang dihujat
juga belum tentu seperti Firaun. Tanpa harus 
menghakimi siapa yang benar
dan siapa salah, cara-cara semacam itu tidak pernah 
menghasilkan solusi
yang positif bagi kedua belah pihak. Bukankan
Rasulullah  sendiri
menganjurkan agar dakwah dilakukan dengan cara-cara
yang baik dan  bijak.

Lirik  lagu Dewa
Di  sisi lain, penulis juga sangat berharap para
kritisi, yang juga
saudara-saudara  seiman, mau sedikit meluangkan waktu
membaca sebagian
lirik-lirik lagu dalam  album Laskar Cinta, dengan
penuh  ketelitian dan
sedikit perenungan. Lirik-lirik tersebut memuat dengan
kental  luapan cinta
kepada Sang Khalik, juga usaha penulis untuk melakukan
''sedekah''
bagi-Nya. Bukankah sedekah yang tulus dan tersembunyi
lebih bermakna, meski
perlu waktu untuk mengetahuinya dengan jelas.

Mungkin  di telinga sebagian pendengar lagu-lagu Dewa,
cinta yang temaktub
adalah sangat  rendah maknanya, sangat duniawi, tapi
bagi mereka yang
cermat tentu akan  menemukan ''cinta'' kepada-Nya. Ini
dapat disimak dari
lirik lagu Pangeran Cinta antara lain ''siapa yang 
masih tinggal dan eksis
di saat semua ciptaan musnah'', bukankah Dia Allah
yang  Hayyun Qayyum (QS.
55:27). Apresiasi akan sebuah hadis Rasulullah riwayat
Imam  Bukhari, juga
telah mendorong penulis untuk menulis lirik lagu Satu.
Demikian juga lagu
Hadapilah dengan Senyuman adalah inspirasi  dari sabda
junjungan kita
Muhammad SAW tentang mulianya sedekah dengan senyuman 
serta diilhami
firman Allah tentang dosa putus asa (QS 12:87).

Kekaguman  kepada Sayyidah Rabi'ah Al-Adawiyah,
membawa penulis kepada
perenungan tentang  pengabdian kepada Allah tanpa
pamrih, menginspirasi
penulis mencipta lagu yang  saat ini tengah populer
dibawakan Chryse.
Memang harus saya akui ada lirik-lirik  komersil yang
sengaja saya selipkan
dalam beberapa  lagu.

Contra  effect laskar
Dalam  keadaan semacam itu, perilaku menginjak-injak
kemuliaan Allah yang
sangat  penulis yakini sebagai pembimbing hidup
satu-satunya, adalah suatu
hal yang  kontradiktif dengan keimanan penulis
sendiri. Demi Allah Yang
Maha Tahu,  peristiwa di Trans TV itu murni  akibat
ketidak-mengertian
kawan-kawan akan makna sesungguhnya simbol tersebut, 
bahkan para personel
Dewa pun tidak. Semuanya saya simpan dalam-dalam di
lubuk  hati saya.

Adapun  pemakaian simbol mulia, di samping karena
memenuhi syarat estetika,
adalah dalam  rangka ingin memenuhi harapan besar akan
tersebarnya kasih
sayang Allah ke  segenap hati umat manusia. Penulis
meyakini akan firman
Allah bahwa ''Dia adalah  Tuhan alam semesta''(QS.
1:2); ''Tidak hanya
Tuhan kaum Muslimin semata, tetapi  Tuhan semua
manusia'' (QS. 114:1).
Lambang bintang delapan melambangkan delapan  penjuru
angin sebagai simbol
ke mana saja kita berpaling di sana ada wajah-Nya 
(QS. 2:115).

Semua  pemahaman di atas adalah murni penafsiran
penulis dalam memahami
ayat-ayat  kauliyah maupun kauniyah. Penulis tidak
bermaksud menggurui,
hanya merasa perlu  menjelaskan semuanya karena
penulis tidak menginginkan
musibah ini berkembang  menjadi luka membusuk yang
tidak saja merugikan
penulis sebagai Muslim namun  juga mencoreng wajah
kita sendiri, dan
menanamkan kebencian terhadap sesama.  Apapun
kekurangan pada diri penulis,
penulis adalah saudara seiman, dan  menyembunyikan aib
sesama kaum beriman
itu suatu perbuatan mulia. Adapun judul  album Laskar
Cinta sama sekali
bukan sebuah satire untuk Laskar Jihad yang sangat
terkenal, namun murni
idiom  saya dan beberapa sahabat yang perduli dan
tergugah tatkala sering
mendengar,  melihat, dan membaca betapa kata
''laskar'' sering diartikan
secara sepihak  dengan konotasi negatif, oleh sebagian
kalangan. Jihad
sendiri terlalu sering  diberi makna sempit sebagai
perang, dan dikaitkan
dengan tindakan-tindakan  anarkhis oleh mereka yang
tidak memahami maknanya
yang hakiki.

Maka  penulis dan beberapa sahabat mencoba menawarkan
sebuah oase kesejukan
dengan  menggabungkan kata ''cinta'' dan ''laskar'',
tentunya juga bukan
cinta dalam  artian sempit seperti yang selama ini
populer. Penulis
berharap dengan demikian  ada contra-effect yang 
ditimbulkan (tentu dalam
jangka panjang) hinga tidak selamanya kata ''laskar'' 
harus bersanding
dengan kata ''jihad'' dalam artian sempit.

Penulis  sungguh sangat menyesalkan tulisan yang
mebenturkan penulis dengan
saudara-saudara sesama Muslim, juga terhadap Laskar
Jihad yang secara
pribadi  penulis tidak pernah menaruh kebencian kepada
mereka sedikit pun.
Apalagi secara  jujur harus penulis akui bahwa
saudara-saudara yang
tergabung dalam Laskar Jihad  telah banyak berbuat
untuk umat ini
dibandingkan sumbangsih penulis  pribadi.

Penulis  juga bertekad untuk selalu mencoba berdiri di
atas dan untuk semua
golongan.  Namun sebagai individu Muslim, penulis
berkeinginan untuk bebas
mengutarakan  cita-cita mulia tersebut tanpa harus
mengorbankan
saudara-saudara yang sangat  penulis sayangi. Terlepas
dari itu semua
penulis secara pribadi menyampaikan  permintaan maaf
kepada siapa pun atau
pihak manapun yang merasa tersinggung akan  ucapan
atau tindakan penulis
selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima 
kasih atas tegur sapa,
juga kritik membangun yang ditujukan kepada penulis
dan  Dewa. Insya Allah,
penulis akan  berusaha berbuat lebih baik lagi bagi
agama, bangsa, dan
negara tercinta.

Khusus  kepada Bapak D Sirajuddin AR, penulis
sampaikan syukran atas
husnuddzon-nya. Allah merahmati kita semua  dan
sesungguhnya Dialah yang
Maha Pengampun lagi Maha pengasih. Penulis akan  nukil
beberapa bait puisi
Rumi untuk kita renungkan:

Ketahuilah,  bahwa segala yang kasatmata adalah fana,
Tapi dunia makna tak akan pernah  sirna.
Sampai kapankah engkau akan terpikat oleh bentuk 
bejana?
Tinggalkanlah ia:
Pergi, airlah yang harus engkau cari!
Hanya  melihat bentuk, makna tak akan engkau temukan.
Jika engkau seorang yang  bijak, ambillah mutiara dari
dalam kerang.


Nglurug  tanpo bolo; Menang tanpo ngesoraké; Sugih
tanpo piranti; Sêkti
tanpo aji-aji;  Kayungyun dêning pêpoyaning kautaman.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/h8TXDC/6WnJAA/HwKMAA/4tWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

--------------------------------------------------
Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Bekasi, forum untuk 
menambah teman, saudara, sahabat, dan [.....].

Jika ingin berhenti menerima email dari sma1bks, 
kirim email ke [EMAIL PROTECTED]

Ingin menerima email dari sma1bks, kirim email ke
[EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/sma1bks/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke