jd kalo melihat sekarang bang komar udah sukses sebagai pengusaha, dan di 
aliansi utara...
ente mau negesin dulunya bang komar gimana :D....



----- Original Message ----
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: sma1bks@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, June 11, 2008 7:36:06 PM
Subject: Re: [sma1bks] "Soichiro Honda"


Kayaknya banyak banget orang2 sukses yg awalnya memiliki segudang
kegagalan, dianggap bodoh, drop out kuliah, tidak istimewa apalagi
jenius secara akademik.
Mudah2an artikel di atas ga dibaca bang komar. Kalo ketahuan doi bisa
teriak "AYO JADI PENGUSAHAAAA"

On 6/11/08, Tubagus Farid <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:
> Soichiro Honda"
>
> Amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu
> terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil
> maupun motor. Merek kendaran ini memang selalu menyesaki padatnya lalu
> lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raja
> jalanan.
>
> Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis Honda -- Soichiro
> Honda -- selalu diliputi kegagalan saat menjalani
> kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis mendunia
> itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur.
> Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak
> pernah
> di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.
>
> Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia
> sempat
> jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun, ia terus
> bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu akhirnya terjelma dengan bekal
> ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak
> bersedih, karena dunia saya di
> sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal pada usia
> 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo , akibat mengidap lever.
>
> Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang membuka bengkel
> reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Di
> kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di bengkel, ayahnya selalu
> memberi catut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di
> tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor
> penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam
> diri berjam-jam. Tak
> seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu
> bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal.
> Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun, dengan
> bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin menyaksikan
> pesawat terbang.
>
> Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak.
> Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan sebuah
> sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di benaknya belum
> muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia sadar berasal dari
> keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya
> selalu rendah diri.
>
> Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota , untuk bekerja di Hart Shokai
> Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda
> teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
> oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ,
> menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka
> Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu . Tawaran ini
> tidak
> ditampiknya.
>
> Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu menerima reparasi
> yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
> pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya tak jarang
> hingga larut malam, dan terkadang sampai subuh. Yang menarik, walau terus
> kerja lembur otak jeniusnya tetap kreatif.
>
> Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat
> dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam goncangan. Menyadari
> ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam.
> Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh
> dunia.
>
> Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah
> menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat
> usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia berpikir, spesialis apa yang
> dipilih ? Otaknya tertuju kepada pembuatan ring piston, yang dihasilkan
> oleh
> bengkelnya sendiri pada 1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah
> pabrikan otomotif.
>
> Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi
> standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia
> ingat
> reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan menyesalkan dirinya keluar
> dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat kegagalan itu, Honda jatuh sakit
> cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali
> memimpin bengkelnya. Tapi, soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya.
> Demi mencari
> jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.
>
> Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel mempraktekkan
> pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua tahun menjadi
> mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. ''Saya
> merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali
> penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya, '' ujar
> Honda, yang diusia mudanya gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia
> jelaskan kuliahnya bukan
> mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap
> penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir
> segalanya. Berkat
> kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima pihak Toyota yang langsung
> memberikan kontrak. Ini membawa Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya
> untuk mendirikan pabrik mesinpun serasa kian dekat di pelupuk mata.
>
> Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak
> memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau menghadapi kegagalan
> lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad mengumpulkan modal dari sekelompok
> orang untuk mendirikan pabrik.
> Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar,
> bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.
>
> Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan karyawannya.
> Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal
> Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.
> Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa diduga, gempa bumi meletus
> enghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya
> ke Toyota . Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya
> gagal.
>
> Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Di sini
> kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat
> menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal dia ingin menjual mobil
> itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.
>
> Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan sepeda
> pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa mesin, dia pun
> memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka, sepeda motor-- cikal
> bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh para tetangga. Jadilah dia
> memproduksi sepeda bermotor itu. Para tetangga dan kerabatnya
> berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Lalu Honda
> kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas
> dari
> tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia,
> termasuk Indonesia.
>
> Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilanya
> dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang
> dialaminya.
>
> ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA HANYA SATU PERSEN.
>
> TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'' tuturnya. Ia
> memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI
> KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.''
>
> Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih
> seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal
> dari keluarga miskin.
>
> Kind Regards
>
> RENO FANTHI
> Export / Local Creative
>
>
> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.1/1466 - Release Date: 25/05/2008
> 18:49
>
>
> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.4/1477 - Release Date: 6/1/2008
> 5:28 PM
>
>
>

-- 
The New World is not America
It is Internet
.....and I wanna take my share in the New World
 


      

Kirim email ke