Ansufri Idrus Sambo 
Makna Shalat Khusyuk 
 
Mengapa banyak orang yang rajin shalat masih tetap korupsi? Mengapa banyak 
orang yang gemar shalat masih suka melakukan kemaksiatan? Mengapa banyak orang 
yang terbiasa shalat tapi sakit-sakitan? 
 
Bila hal itu ditanyakan kepada Ustadz Ansufri Idrus Sambo, niscaya ia akan 
menjawab, ''Sebab shalat orang itu belum khusyuk.'' Menurut lelaki kelahiran 
Medan, Sumatera Utara, 20 November 1970, kekhusyukan dalam shalat merupakan 
kunci agar shalat itu benar-benar membekas seperti penegasan Allah dalam 
Alquran, ''Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.''
 
Lalu, mengapa banyak orang yang belum khusyuk shalatnya? Hal itu, kata alumnus 
Jurusan Matematika, FMIPA Institut Pertanian Bogor itu, karena mereka belum 
memahami tatacara shalat yang khusyuk. ''Betapa banyak orang yang setiap hari 
mengerjakan shalat, namun mereka tidak mengetahui cara mencapai shalat yang 
khusyu,'' ujarnya.
 
Hal itu pun pernah dialami oleh lelaki yang pernah nyantri di Pesantren Ulul 
Albab, Bogor itu. Bertahun-tahun ia mencoba memahami arti khusyuk dan mencari 
cara untuk menggapai shalat yang khusyu'. Namun ia tidak juga menemukannya. 
''Saya bertanya kepada banyak ustadz. Namun jawaban yang saya peroleh tidak 
memuaskan saya. Karena itu saya terus mencarinya,'' papar ayah empat anak itu.
 
Lelaki yang akrab dipanggil Ustadz Sambo itu melakukan berbagai cara untuk 
mencari dan menemukan makna khusyu' dalam shalat. Selain bertanya kepada para 
ustadz, ia pun rajin membaca berbagai macam buku. Cara lainnya yang rutin ia 
lakukan adalah melakukan i'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Ia 
melakukannya di Masjid Ulul Albab, setiap tahun sejak tahun 1993. 
 
Ketika tahun 1999 ia berkesempatan menunaikan umrah Ramadhan, maka ia pun 
memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan i'tikaf. ''Setelah mencari selama 
13 tahun, Alhamdulillah, akhirnya pada tahun 2005, sewaktu iktikaf Ramadhan, 
saya menemukan makna dan cara menggapai khusyuk dalam shalat,'' kata lelaki 
yang pernah belajar Ilmu Bahasa Arab dan Ilmu Tafsir selama satu tahun di 
Jordan. 
 
Selama ini, kata lelaki yang tengah menyelesaikan program magister di UIN 
Syarif Hidayatullah, Jakarta, khusyuk itu terlalu abstrak, padahal sebetulnya 
tidak. Nabi sewaktu jadi imam, mendengar anak menangis. Lain waktu, ia shalat 
sambil menggendong cucunya. ''Khusyuk itu adalah kenikmatan berdialog dengan 
Tuhan. Jadi, bukan berarti tidak ingat apa-apa, tapi hal-hal lain kalah dengan 
nikmat dialog itu,'' tegasnya.
 
Sambo lalu memberikan rahasia singkat cara mencapai shalat khusyuk. Misalnya, 
tidak terburu-buru, tidak dalam keadaan perut lapar, tidak menahan buang angin 
ataupun buang air kecil, mengenakan pakaian terbaik, matikan ponsel, serta 
memahami bacaan shalat. Selain itu, bacaan shalat hendaknya perlahan-lahan, 
jangan terburu-buru. ''Lakukanlah shalat dengan bacaan yang menghiba, memelas, 
merintih kepada Allah. Sebab, Nabi mengatakan, 'Allah senang mendengarkan 
hamba-Nya merintih','' papar Sambo.
 
Setelah shalat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, maka shalat itu harus 
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni meninggalkan maksiat. ''Inilah 
salah satu hikmah terpenting shalat,'' tuturnya.
 
Di tengah kesibukannya sebagai juru dakwah, ustadz yang hobi bulutangkis itu 
telah memformulasikan langkah praktis yang teruji untuk mencapai kekhusyukan 
dalam melaksanakan shalat, yang dikenal luas dengan nama Manajemen Sholat 
menuju Khusyu' dan Nikmat (MSKN). ''Insya Allah formula ini apabila diamalkan 
dengan benar dapat membangkitkan kesehatan dan kekuatan diri, dan pada akhirnya 
dapat memperoleh kesuksesan hidup dunia dan akhirat,'' paparnya.
 
Ia telah memberikan pelatihan manajemen shalat khusyuk kepada ribuan orang. 
Baik karyawan perusahaan-perusahaan besar maupun jamaah majelis ta'lim. ''Kami 
tengah menyiapkan acara gerakan nasional shalat untuk menyelamatkan bangsa, 
yang insya Allah akan digelar pada Mei 2007,'' ujarnya.
 
Dengan memadukan logika matematika dan pemahaman terhadap dalil (Alquran dan 
hadis), Sambo mengembangkan berbagai program yang sampai sekarang terus 
digelutinya. Ia misalnya, membuat model pemberdayaan masyarakat miskin secara 
terpadu melalui Yayasan HILAL yang dipimpinnya. Selain itu juga mengembangkan 
metode yang disebutnya “Buraq”, sebuah cara praktis untuk menterjemahkan 
Alquran secara mudah sistem 16 jam).
 
Kini Sambo berencana membuat Pesantren Imam Masjid. ''Saya berharap pesantren 
tersebut akan menghasilkan imam-imam masjid yang benar pemahaman agamanya dan 
khusyuk dalam shalatnya,'' ujarnya. Semoga terlaksana dan barokah. 
 
Ir Ansufri Idrus Sambo Tempat tanggal lahir: Medan, 20 November 1970
Pendidikan: Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, IPB
Istri: Rani Sinta Kusumawangi
Jumlah anak: empat orang
Jabatan: Pimpinan Yayasan Hilal

 
---------------------------------
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

Kirim email ke