KECOA terbesar di dunia ada di Indonesia? Sangat mungkin. Sebuah ekspedisi yang dilakukan ilmuwan Nature Conservancy dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di goa-goa kawasan karst Sangkurilang-Mangkalihat, Kalimantan Timur, menemukan apa yang disebut "monster" kecoa goa raksasa (giant cave cockroach).
 Ekspedisi yang dilakukan antara Juli-September 2004 itu juga menemukan beberapa jenis ikan dan tanaman yang belum dikenali sebelumnya.
Ahli zoologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cahyo Rahmadi menjelaskan, kecoa goa raksasa asal Kaltim tersebut berbeda dari jenis kecoa yang ditemukan di sejumlah negara. Beberapa cirinya antara lain warna kulit tubuh hitam mengkilat dengan pelat kuning keemasan, ukuran tubuh yang relatif panjang 8-10 cm, hidup di goa-goa, bergerak lamban (tidak secepat gerakan serangga yang seukuran dengannya), dan hidup berpasangan.
"Kecoa ini memiliki keunikan, karena mereka ditemukan selalu berdua-dua. Tapi, tidak jelas apakah mereka berpasangan dalam arti berjenis kelamin jantan dan betina karena hal itu sedang diteliti," kata Cahyo (BBC News, 1/1/2005).
Sebelumnya, dalam khazanah perkecoan, sudah dikenal kecoa goa raksasa dari spesies Blabarus giganteus yang ditemukan di berbagai belahan dunia. Kecoa tersebut biasa tinggal di daerah carboniferous (hutan batubara) yang berusia 200 juta tahun. Mereka ditemukan di Panama, India Barat, Madagaskar, wilayah utara Amerika Selatan, dan sejumlah tempat lain. Namanya pun berbeda-beda, sesuai dengan daerah temuan, seperti kecoa goa Trinidad, kecoa raksasa Trinidad, kecoa raksasa Kuba, kecoa black spot Kuba, kecoa glass wing, dan lain-lain.
Ukuran tubuh rata-rata kecoa raksasa memang melebihi kecoa biasa seperti yang kita kenal di rumah. Seperti halnya asal Kaltim, kecoa raksasa ada yang berukuran tubuh (dewasa) mencapai 2,5 - 4 inci (sekira 6-10 cm). Kecepatan tumbuhnya relatif sedang, biasa hidup di suhu 70 - 80 o F, dan pada kelembapan udara 75 - 80 persen. Namun, untuk jenis kecoa yang hidup di goa, bisa dikatakan kecoa goa raksasa asal Kaltim--hingga temuan terakhir yang dilaporkan--merupakan yang terbesar di dunia.
Penduduk lokal sendiri tidak menganggap kecoa goa raksasa sebagai hama utama. Sebaliknya, kecoa raksasa--mungkin karena bentuk dan penampilan tubuhnya yang indah dan menarik--sering dijadikan "korban", baik sebagai santapan empuk bagi sejumlah hewan melata, laba-laba raksasa, hingga kelabang raksasa.
Kecoa raksasa juga menjadi hewan kesayangan yang banyak dijual di pasar sebagai hewan awetan atau bahan percobaan dalam riset di laboratorium ilmu serangga. Binatang ini mulai banyak digunakan sebagai objek percobaan di laboratorium ilmu serangga sejak awal dekade tahun 1950-an.
Selain karena bentuk tubuhnya yang menarik, ada beberapa alasan penting mengapa kecoa raksasa (Blabarus giganteus) menjadi hewan "kesayangan". Pertama, ukurannya yang relatif besar untuk jenis kecoa. Kedua, mereka sangat mudah dibiakkan, kecoa dewasa bisa disatukan dengan yang muda dalam satu wadah yang sama. Ketiga, mereka mampu bertahan dalam kondisi cuaca dan musim yang ekstrem.
Kita memang masih menunggu hasil penelitian lanjutan yang dilakukan para ahli LIPI dan Nature Conservancy terhadap kecoa goa raksasa asal Kaltim. Apakah temuan itu akan memberikan sebuah manfaat yang besar, baik bagi kepentingan keilmuan maupun keperluan praktis kehidupan masyarakat? Ataukah sekadar raihan prestasi bahwa bumi Indonesia menjadi tempat hidup kecoa terbesar di dunia? Kita tunggu saja.*** 
sumber:pikiran rakyat

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com __._,_.___


SPONSORED LINKS
School education Pre school education Smu
Classmate search Classmate finder

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke