Assalamu'alaikum wr wb,Dengan maraknya aliran sesat, maka artikel di bawah 
cukup penting bagi kita untuk dibaca agar tidak tersesat.

http://www.media-islam.or.id
Mempelajari dan Mengamalkan Al Qur’an dan HaditsAgama Islam merupakan agama 
yang mengajarkan ummatnya agar hidup bahagia di dunia dan akhirat. 

 

“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi …” [Al Qashash:77]

 

Sayangnya,
banyak ummat Islam yang tidak mempelajari sumber ajaran Islam dan
mengamalkannya, sehingga timbul berbagai macam bid’ah, aliran sesat,
kerusakan akhlak dan lain sebagainya.

 

Sebagai
contoh, kita sering melihat orang yang beragama Islam, tapi dia tidak
sholat, berjudi, berzinah, korupsi, dan sebagainya. Ada juga ummat
Islam yang terjerumus ke dalam kelompok sesat seperti Inkar Sunnah yang
tidak mengakui dan tidak mau mengikuti sunnah Nabi, atau kelompok
Ahmadiyyah yang tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan
lain sebagainya. Hal ini jelas selain sesat juga menimbulkan kemunduran
di kalangan ummat Islam.

 

Oleh
karena itu, ummat Islam perlu mempelajari ajaran Islam berdasarkan
sumber yang sahih, bukan dari sumber yang tak jelas agar tidak
tersesat. Sumber ajaran agama Islam ada 2, yaitu Al Qur’an dan
Hadits/Sunnah.

 

Sabda
Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat
kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan
sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri)

 

Al-Qur’an
adalah kumpulan firman-firman Allah swt yang disampaikan kepada Nabi,
yang isinya dan redaksinya berasal dari Allah SWT, dan diperintahkan
oleh Nabi untuk ditulis oleh para penulis wahyu. Sedang Hadits atau
Sunnah adalah segala perkataan Nabi (juga perbuatan dan izinnya) dalam
mendidik ummatnya sesuai dengan bimbingan wahyu dari Allah SWT.

 

AL QUR’AN
 

Al Qur’an sebagai petunjuk sudah tidak diragukan lagi:

 

“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang 
bertakwa,” [Al Baqoroh:2]

 

Sebagai
seorang Muslim, kita diperintahkan Allah untuk membaca Al Qur’an, agar
bisa mendapatkan petunjuk yang terkandung di dalamnya:

 

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)…” [Al 
Ankabuut:45]

 

Al
Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, karena itu untuk mengetahui
artinya, hendaknya kita mengartikannya sesuai dengan aturan bahasa Arab
yang baku, bukan dengan tafsiran kita pribadi:

 

“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami 
(nya).” [Az Zukhruf:3]

 

Terkadang banyak terjadi perbedaan penafsiran, dari yang kecil, hingga yang 
tidak bisa ditolerir lagi.

Misalnya,
ada sebagian orang yang meski ayatnya sudah demikian jelas, namun
mentafsirkannya sedemikian rupa, sehingga bertentangan dengan makna
aslinya. Contohnya ada orang yang dengan alasan kesetaraan gender,
berusaha merubah hukum waris yang ada dalam Al Qur’an serta menolak
ayat An Nisaa:34 yang menyatakan bahwa pria adalah pemimpin bagi kaum
wanita. Hal ini jelas bertentangan dengan Al Qur’an:

 

“Dia-lah
yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang
mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang
yang berakal.” [Ali Imron:7]

 

Jika
setiap ayat Al Qur’an ditafsirkan secara berbeda-beda, bahkan
berlawanan dengan makna aslinya, bagaimana kita bisa mengamalkan Al
Qur’an secara benar? Ayat Al Qur’an yang Muhkamaat (jelas) tidak perlu
ditafsirkan lagi, tapi hendaknya diamalkan, sedang ayat yang
mutasyabihat hendaknya kita imani, bukan diperdebatkan sehingga
menimbulkan fitnah.

 

Jika
kita telah membaca dan memahami Al Qur’an, hendaklah kita mengikuti
perintah-perintah Allah SWT yang ada di dalam Al Qur’an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari:

 

“Dan
Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat,” [Al An’aam:155]

 

Dengan
membaca Al Qur’an, kita tahu bahwa kita diperintahkan untuk beriman
kepada Allah, Rasul-Nya, dan Al Qur’an. Selain itu kita juga diberitahu
tentang masalah Malaikat dan juga hari Kiamat:

 

“Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al
Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” [At Taghaabun:8]

 

“Mereka
tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan
mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): “Inilah harimu
yang telah dijanjikan kepadamu”.” [Al Anbiyaa:103]

 

Jika
kita mempelajari Al Qur’an, maka kita akan tahu siapakah Pencipta
segala sesuatu, dan sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah:

 

“(Yang
memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” [Al
An’aam:102]

 

“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam;
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.” [At Taubah:31]

 

Jika
ummat Islam mempelajari ayat Al Qur’an di atas, niscaya mereka tidak
akan murtad menyembah Tuhan yang lain. Bahkan mereka akan yakin bahwa
ideologi sekuler buatan ilmuwan yang ada tidaklah pantas untuk
menggantikan ajaran Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT.

 

Dengan
membaca Al Qur’an, niscaya kita akan tahu bahwa perintah sholat, zakat,
puasa, haji yang ada dalam rukun Islam itu merupakan kewajiban dari
Allah SWT:

 

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang 
ruku” [Al Baqoroh:43]

 

“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” [Al
Baqoroh:183]

 

Al
Qur’an bukan cuma mengajarkan masalah iman dan ibadah kepada Allah
saja, tapi juga mengajarkan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia:

 

“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” [An
Nisaa:36]

 

Di Al Qur’an kita diperintahkan untuk tidak memakan harta orang lain, jujur 
dalam berniaga, serta bersikap adil. 

 

“Dan
janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat,” [Al An’aam:152]

 

Jika ajaran itu diterapkan, niscaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme akan sirna..

 

HADITS
 

Ada
kelompok yang dengan alasan hanya ingin berpedoman pada Al Qur’an saja,
akhirnya mengingkari Sunnah/Hadits Nabi. Hal ini jelas tidak benar,
karena mengikuti Nabi justru merupakan perintah Allah yang tercantum
dalam Al Qur’an.

 

“Katakanlah:
“Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.” [Al A’raf:158]

 

Al Qur’an hanya memuat garis besar dari perintah dan larangan Allah. Adapun 
rinicannya, maka Nabilah yang menjelaskannya.

 

“Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak
(pula yang)

dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab 
yang menerangkan.” [Al Maa-idah:15]

 

“Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan”.” [Asy 
Syu’araa:115]

 

Sebagai
contoh, di dalam Al Qur’an kita diperintahkan untuk sholat, tapi
bagaimana cara melakukan sholat, misalnya harus diawali dengan niat,
kemudian takbir, dan diakhiri dengan salam itu dijelaskan di hadits
Nabi. Begitu pula perintah lainnya seperti puasa, zakat, haji, dan
lain-lain. Sebagai contoh:

 

“Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar r.a katanya: Aku lihat Rasulullah s.a.w apabila
memulai sembahyang, beliau mengangkat kedua tangan hingga ke bahu.
Begitu juga sebelum rukuk dan bangkit dari rukuk. Beliau tidak
mengangkatnya di antara dua sujud” [HR Bukhori, Muslim, Tirmizi,
Nasa’I, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik, Ad Darimi)

 

Pada
zaman Nabi dan Sahabat, Hadits belum dibukukan. Seiring dengan
perjalanan waktu, di mana akhirnya muncul hadits-hadits palsu, para
ulama Salafi mulai memikirkan untuk membukukan hadits, agar bisa
dibedakan mana hadits yang shahih dengan yang dloif (lemah) serta
maudlu (palsu), dan mudah mencari referensi hadits. 

 

Di
antara kitab-kitab Hadits, yang terkenal adalah Kutubus Sittah. Kutubus
Sittah berarti “Kitab yang Enam, yaitu kitab-kitab hadits yang menjadi
standar rujukan para ulama dan kaum muslimin untuk menjadi hujjah bagi
persoalan-persoalan agama. Di antaranya adalah Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, dan Sunan Ibnu
Majjah. Lebih dari 90% hadits mengenai masalah hukum, tercantum dalam
Kutubus Sittah.

 

Kita tidak bisa taqlid atau mengikuti begitu saja tanpa tahu dalil-dalil dari 
Al Qur’an dan Hadits:

 

 “Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya
itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” [Al Israa:36]

 

Insya
Allah, jika ummat Islam kembali berpegang kepada Al Qur’an dan Hadits,
dengan membaca, mempelajari, dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh,
maka ummat Islam akan kuat aqidahnya, benar amal ibadahnya (terlepas
dari bid’ah), bagus akhlaknya, sehingga segala KKN, kriminalitas,
ketimpangan sosial yang ada akan sirna. 
 
===
Saat ini ada kelompok yang ingin menghapus hukuman mati bagi pembunuh sadis. 
Padahal hukuman mati (qishash) diwajibkan dalam Islam.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash (hukum mati) 
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh..[Al Baqarah:178]  
Bagi yang ingin menegakkan ajaran Islam (hukum Qishash) luangkan 1 menit waktu 
anda untuk mengklik:
http://www.petitiononline.com/promati
 
Dan klik tombol "Sign the Pro dan Setuju Hukuman Mati"




__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke