BERIBADAH KURBAN KARENA ALLAH [1] Oleh: Muhammad Zen, S.Ag, Lc, MA*) Sekjen Ikatan Da'i Ar-Risalah dan Dosen Fak. Dakwah UIN Jakarta
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamdu! Pada hari ini, jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang lain sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah panorama menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia di hadapan kebesaran Allah Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan-Nya, “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.” Setiap hari raya ‘Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1429 H, berjuta-juta kaum muslimin dari segala penjuru dunia terhampar di padang ‘Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang ke lima. Berjuta-juta hamba Allah mengalir syahdu menggemakan takbir dan tahmid, memuji kebesaran Allah, berziarah menuju tempat-tempat suci dan bersejarah seraya mengenang history abadi khalilullah, kekasih Allah, Nabi Ibrahim dan putranya Ismail As. ôs% ôMtR%x. öNä3s9 îouqóé& ×puZ|¡ym þÎû zOÏdºtö/Î) tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB ÇÍÈ 4. Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS. Al-Mumtahanah: 4) Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamdu! Ali Syariati (1997) menjelaskan bahwa sejarah berkurban diawali pada saat Nabi Ibrahim merasakan kesepian karena hingga umurnya mencapai satu abad (kurang lebih 84/86 tahun ) tak kunjung dikaruniai anak. Hal ini disebabkan istrinya, Sarah, yang mandul. Ibrahim hanya dapat berdoa. Éb>u ó=yd Í< z`ÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÉÈ 100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. (Qs. Fushilat (37):100). Selang beberapa waktu, Allah menjawab keluh kesah Ibrahim dengan mengaruniakan seorang putra bernama Ismail (dari Bahasa Ibrani yisma-mendengar dan il-tuhan yang berarti: Tuhan mendengar) melalui hamba perempuannya yang bernama Hajar. Namun di tengah kebahagiaan dan kegembiraannya itu, Allah kembali menguji Ibrahim dengan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anak yang dikasihinya. Wahyu tersebut adalah perintah Allah, Ibrahim tidak dapat mengelak dari-Nya. Ibrahim menghadapi dua pilihan: “menyelamatkan” Ismail, atau mentaati perintah Allah dengan mengorbankannya. Ia harus memilih salah satu. “Cinta” dan “kebenaran” berperang di dalam batinnya. Untuk memecahkan persoalan ini, Ibrahim mendialogkan dengan anaknya $¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2ør& öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»t [EMAIL PROTECTED] $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (Qs. Ash- Shaffat, 37:102) Kemudian saat nabi Ibrohim ingin menyembelih Nabi Ismail Allah menggantinya dengan seekor kambing/domba. Mufassirin menjelaskan dari peristiwa inilah yang kemudian berkembang disyariatkannya untuk beribadah kurban saat berhari raya idul adha. Inilah kisah Ibrahim dan putranya Ismail yang kemudian menjadi tradisi bagi kaum muslimin untuk menyembelih seekor domba (Qs.37:108). $oYø.ts?ur Ïmøn=tã Îû tûïÌÅzFy$# ÇÊÉÑÈ 108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, Kaum musilimin rahimakumullah Kurban secara bahasa bermakna “mendekatkan”, dari kata qorroba, yuqarribu, qurbanun. Secara syar’i sebagaimana sunah Rasulullah SAW—kurban adalah penyembelihan hewan ternak (domba, sapi, atau unta) sebagai salah satu rangkaian perayaan Idul Adha (Hari Raya Haji). Secara teologis, kurban adalah penapakan atas jejak tauhid nabi-nabi lewat kisah “pengurbanan” Ismail oleh Ibrahim; sebuah kisah yang menunjukkan betapa Ibrahim sanggup mempertaruhkan apa saja—termasuk perintah penyembelihan Ismail—demi kepatuhannya kepada Tuhan. Pelaksanaan ibadah Qurban diatur dalam ajaran Islam sedemikian rupa yaitu pada hari raya Idul Adha sampai tiga hari sesudahnya. Tepatnya berakhir pada saat maghrib hari ketiga belas Dzul-hijjah yang lebih dikenal masa berakhirnya hari tasyriq. Keterangan tersebut bisa kita lihat dari berbagai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya. DENGAN APA BERKURBAN ? Berkurban hanya dilakukan dengan onta, sapi dan kambing berdasarkan hadits Rasulullah e: Siapa yang menyembelih sebelum shalat (Id), maka sesungguhnya dia menyembelih untuk dirinya sendiri, dan siapa yang menyembelih setelah shalat dan dua khutbah, maka dia telah menyempurnakan ibadahnya dan mendapatkan sunnah (Muttafaq alaih) Disunnahkan bagi yang mampu untuk menyembelih agar menyembelih sendiri hewan korbannya dengan berkata: بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَر، اللَّهُمَّ هَذَا عَنْ فُلاَن (……) “ dengan menyebut nama Allah, dan Allah maha besar, Yaa Allah ini adalah (korban) dari si fulan ………(dengan meyebut namanya atau nama yang mewasiatkannya)” Rasulullah e ketika menyembe-lih seekor domba beliau mengucapkan: بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَر، اللَّهُمَّ هَذَا عَنِّي وَعَنْ مَنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Yaa Allah ini adalah (korban) dariku dan dari siapa yang tidak berkurban dari umatku ( Riwayat Abu Daud dan Turmuzi). Adapun bagi yang tidak mampu meyembelih maka hendaknya dia melihat dan hadir saat penyembelihan hewan kurban. PEMBAGIAN DAGING KURBAN Disunnahkan bagi orang yang berkurban untuk makan daging korbannya dan menghadiahkan kepada sanak saudara dan tetangga serta memberi fakir miskin sebagai sedekah. Allah ta’ala berfirman : ( (#qè=ä3sù $pk÷]ÏB (#qßJÏèôÛr&ur }§Í¬!$t6ø9$# uÉ)xÿø9$# ÇËÑÈ Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. ( Al Hajj 28) Sebagian salaf (ulama terdahulu) menyukai membagi hewan korban menjadi tiga bagian: sepertiga untuk dirinya sendiri, sepertiga untuk hadiah bagi orang kaya dan sepertiga sisanya untuk shodaqoh bagi fakir miskin. Dan tidak boleh bagi pemotong hewan dibagi daging korban sebagai upah . Ibadah kurban—papar Jalaludin Rakhmat (1996)—mencerminkan pesan Islam: Anda mendekatkan saudara-saudara Anda yang kekurangan. Dengan berkurban berarti kita dekat dengan mereka yang fakir. Bila Anda memiliki kenikmatan, Anda disuruh berbagi kenikmatan itu dengan orang lain. Bila puasa, Anda merasakan lapar seperti orang miskin. Maka ibadah kurban mengajak mereka untuk merasakan kenyang seperti Anda/kita yang merasakannya. Allah SWT secara tegas melarang agar kita tidak berbuat zalim sebaga mana firman-Nya : لاَ تَظْلِمُوْنَ َولاَ تُظْلَمُوْنَ (البقرة: 279) “ Janganlah kamu berbuat zalim dan janganlah pula (bersedia) dizalimi” (al-Baqarah:279) Di dalam hadis, rasulullah bersabda: اِتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Jauhilah perbuatan zalim, karena sesungguhnya zalim itu akan menimbulkan kegelapan pada hari kiamat” (HR. Ahmad, Tabrani dan baihaqi) Kaum muslimin rahimakumullah Al-hasil, berkurban berarti kita telah membantu saudara kita untuk kepentingan perkembangan fisik yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu protein hewani. Protein tersebut dapat dicermati melalui berkorban dengan daging kambing, sapi atau onta. Lain halnya dengan pelaksanaan zakat fitrah dilaksanakan untuk kepentingan perkembangan protein nabati melalui zakat fitrah. Dengan demikian, berkurban minimal memiliki dua makna, pertama, makna sosial, untuk membangun makna ini Rasulullah menegaskan dalam sebuah hadisnya., “…Barang siapa yang memiliki kesempatan rezeki untuk berkurban, kemudian ia tidak melakukannya, maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami.” Dengan ini, Nabi ingin mendidik umatnya agar memiliki kepekaan terhadap sesamanya. Dengan berkurban berarti kita telah menumbuhkan solidaritas sosial. Inilah yang Rasulullah ajarkan kepada kita untuk memiliki jiwa sosial. Makna yangkedua, bahwa apa yang dikurbankan tidak boleh menusia tetapi sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia, semacam rakus, ambisi yang tak terkendali, menindas, menyerang dan tidak mengenal hukum dan norma apapun (Shihab:1997: 415). Ibadah qurban, meskipun secara material mengandung sejumlah manfaat (dagingnya bisa dibagikan dan dikonsumsi fakir miskin), tetapi sesungguhnya penyembelihan hewan kurban lebih bersifat simbolis. sebagai simbol, tentu saja, penyembelihan hewan kurban itu membawa pesan penting (esensi), sebagaimana yang terkandung dalam bahasa dan sejarah teologis yang melandasinya. Esensi yang dimaksud adalah bahwa kurban sebagai salah satu cara ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Tuhan. Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamdu! `s9 tA$uZt ©!$# $ygãBqçté: wur $ydät!$tBÏ `Å3»s9ur ã&è!$uZt 3uqø)G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ï9ºxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎÅe³o0ur úüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÌÐÈ 37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Hajj (22): 37) Allah mensyariatkan berkurban dengan firman-Nya : فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ [ الكوثر : 2 ] Maka sholatlah untuk Robbmu dan sembelihlah (Al Kautsar 2) Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd Saat beribadah dan berkurban tentunya syarat sahnya adalah niat karena Allah bukan karena manusia. Seikh Az-Zarnuji menjelaskan: (Kam min ’amalin yatashawwaru bisurotin a’malid-dunia yatasawwaru bisurotin a’malil akhirat bisuinniat. Wakam min ’amalin yatashawwaru bisurotin a’malil-akhirat yatasawwaru bisurotin a’malid-Dunia bikhusninniat . ”Berapa banyak amalan ibadah yang kita lakukan berbentuk amalan dunia (seperti membantu tetangga) menjadi amalan bentuk akhirat (dengan mendapatkan nilai pahala di sisi Allah) dengan baik niat, dan berapa banyak amalan ibadah yang kita lakukan berbentuk amalan akhirat (seperti berkurban, berhaji, berzakat dsb) menjadi amalan bentuk dunia (dengan tidak mendapatkan nilai pahala di sisi Allah) dengan buruk niat. Marilah kita simak kisah sholih. Di suatu desa terdapat seorang ulama atau ustaz yang juga disegani oleh warganya. Karena didorong oleh cintanya kepada ustaz, ada seorang warga desa yang menghadap minta didoakan sambil membawa oleh-oleh singkong dari kebunnya sendiri. ”Ustaz, ini sekadar hadiah, tak seberapa nilainya. Sebagai rasa cinta dan syukur, saya membawa singkong dari hasil panen kebun sendiri. Semoga Ustaz berkenan menerima hadiah ini,” ujarnya sopan kepada ulama tadi. Ulama tadi terharu dengan kepolosan warga desa tersebut, sehingga menggerakkan hatinya untuk membalas dengan memberi hadiah. ”Terima kasih kunjunganmu dan hadiah yang Engkau bawa. Semoga ke depan panenmu semakin banyak. Sebagai rasa terima kasih, terimalah hadiah dari saya, seekor kambing ini. Mudahmudahan ke depan akan beranak-pinak yang banyak dan sehat-sehat,” kata ulama dengan ramah. Betapa gembiranya warga desa tadi dan sangat terkesan akan kebaikan hati sang ustaz, sekeranjang singkong ditukar dengan seekor kambing yang gemuk. Selang beberapa hari rupanya ada tetangga yang tahu kebaikan ustaz tadi. Maka pagi-pagi dia bertamu ke rumah ustaz dengan membawa hadiah seekor kambing. ”Semoga Ustaz akan membalasnya dengan memberi hadiah seekor sapi kepada saya,”bisiknya dalam hati. Demikianlah,warga desa tadi datang bersilaturahmi dan menyampaikan maksud hati untuk memberi hadiah seekor kambing sebagai tanda hormat dan terima kasih padanya yang selama ini telah memberikan bimbingan agama pada masyarakat. ”Terima kasih atas kebaikan hatimu. Sekadar sebagai tanda terima kasih, ini saya hadiahkan sekeranjang singkong, pasti istri dan anak-anakmu akan senang,” jawab ustaz sambil tersenyum. Dengan hati kecewa dan muka agak masam tamu pulang sambil membawa sekeranjang singkong. Dia menyesal, alih-alih mendapat hadiah sapi yang dia bayangkan, kambingnya malah ditukar dengan singkong. Dua kisah tadi kelihatannya sepele.Namun ada pelajaran yang amat berharga. Bahwa keikhlasan merupakan sumber kekuatan dan kebahagiaan hidup. Ikhlas adalah energi dan cahaya hati. Tanpa keikhlasan, daya hidup akan melemah dan dunia menjadi pengap.Yang muncul serbakurang, caci maki, dan selalu haus akan pengakuan dan pujian. Ketika keduanya tidak diperoleh, hidup menjadi tidak nyaman dijalani Mudah2an kita termasuk kedalam golongan orang yang ikhlas dan memberikan manfaat kepada orang lain/ tetangga kita/ fakir miskin. Allah menjelaskan sebetulnya orang yang melakukan kebaikan pada dasarnya adalah untuk dirinya sendiri bahkan diganjarkan oleh Allah 10 kebajikan. Allah berfirman QS AL-AN’AM (6): 160 `tB uä!%y` ÏpuZ|¡ptø:$$Î/ ¼ã&s#sù çô³tã $ygÏ9$sWøBr& ( `tBur uä!%y` Ïpy¥Íh¡¡9$$Î/ xsù #tøgä wÎ) $ygn=÷WÏB öNèdur w tbqßJn=ôàã ÇÊÏÉÈ 160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Allah berfirman QS AL-JATSIYAH (45): 15 ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù ( ô`tBur uä!$yr& $pkön=yèsù ( §NèO 4n<Î) óOä3În/u cqãèy_öè? ÇÊÎÈ 15. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, Maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. Akhirnya, kita berharap semoga para jama'ah haji yang sedang melaksanakan ibadah haji berhasil meraih haji mabrur. Semoga kita yang di tanah air ini yang tidak pergi haji dijadikan sebagai bahagian dari barisan orang-orang yang rela memberi pengorbanan dengan berkurban demi kecintaan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala BERIBADAH KARENA ALLAH BUKAN KARENA YANG LAINNYA agar segala amal yang telah kita lakukan tidak bernilai sia-sia atau tidak bernilai pahala. Amin ya robball A’lamin. MUNAJAT Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepada-Mu, memohon ampunan-Mu; sungguh kami tidak berani mengkufuri-Mu; kami benar-benar mengimani-Mu dan melepaskan diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu; Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, untuk-Mu kami solat dan sujud. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Ya Allah Ya Tuhan kami, jadikanlah jamaah haji kami yang kini telah menunaikannya di Tanah Suci, haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, amal shaleh yang diterima dan usaha yang tidak mengalami kerugian. Ya Allah, jauhkanlah kami dari kesulitan ekonomi, bencana, wabah, perbuatan keji dan munkar serta melanggar aturan, serangan dan ancaman yang bermacam-macam, keganasan dan segala ujian, baik yang nampak maupun yang tersembunyi dari negara kami Indonesia khususnya dan negeri-negeri Islam pada umumnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, persatukanlah hati-hati kami dan perbaikilah keadaan kami dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan, dan entaskanlah kami dari kejahatan yang tampak maupun tersembunyi, dan berkatilah pendenganran -pendenganran kami, penglihatan-penglihatan kami, hati-hati kami, istri-istri serta anak-anak kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Amin, Ya Mujibassailin !. Darul Qur’an, 8 Desember 2008 ________________________________ [1] Khutbah idul Adha ini disampaikan di Masjid At-Taubah PUP, 08 Desember 2008 Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]