Pengemis dan Nasi Bungkus








Ada
sebuah kisah menarik tentang tiga orang pengemis yang sedang tiduran
di emperan sebuah toko.  Karena hari begitu malam dan disertai hujan
yang sangat lebat. Membuat mata mereka begitu mengantuk. Akhirnya
mereka tertidur lelap. Esok hari ketika mereka bangun. Mereka
dikejutkan karena disamping mereka sudah ada tiga bungkus nasi yang
masih hangat. Entah siapa yang meletakkan nasi tersebut. Yang penting
bagi mereka itu adalah karunia dari tuhan. Pengemis pertama merasa
senang luar biasa. Dan tanpa basa basi. Dia langsung menyantap
hidangan pagi itu. Ketika perut sudah kenyang. Dia pun kembali lagi
tidur. Pengemis kedua merasa senang juga. Tapi dia terus bertanya
dalam hati siapakah yang bermurah hati mau memberi mereka rejeki di
pagi hari ini. Dia pun melihati nasi tersebut. Isinya pun sederhana
sekali. Hanya satu butir telur dan sedikit sayuran. Dan dia bertanya
dalam hati, kok bukan ayam. Memberikan rejeki kok tanggung-tanggung.
Sambil terus bertanya dia pun menghabiskan nasi tersebut.  Lain
halnya dengan pengemis ketiga. Dia memang senang tapi ditahannya
terlebih dahulu. Sambil mengambil posisi berdoa, dia pun mengucap
syukur kepada Tuhan. Karena sudah diberi sebuah karunia di pagi hari
ini. Dan dia mendoakan semoga yang memberikan nasi ini diberikan
rejeki yang berlebih. Terakhir barulah dia makan nasi terebut dengan
lahap.





Bila
anda disuruh memilih, dari ketiga pengemis tersebut mana yang paling
anda sukain? Pasti jawaban anda adalah pengemis ketiga.
Cerita diatas mengajarkan kita bagaimana
kita perlu bersyukur pada saat menerima pemberian orang. Saat
si pengemis ketiga, menerima bahwa nasi tersebut adalah rejeki bagi
dia. Maka hal yang pertama dia lakukan adalah BERSYUKUR.........Lalu
dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat
gandakan rejekinya. Dan terakhir baru dia bisa menikmati rejekinya.
Menurut orang bijak, yang membuat kita banyak tenggelam dalam derita
adalah, kurang terampilnya kita mensykuri nikmat.





Langkah
bersyukur ini menjadi kunci pokok, bila kita mau mengaktifkan
attractor faktor kita. Marilah kita nikmati karunia Tuhan dengan
penuh kesyukuran. Selain akan menjadi amal, karunia tersebut akan
mewarnai hidup kita dengan penuh kenikmatan dan kesyukuran. Setiap
susah senang yang kita dapati, harus membuat kita lebih fokus lagi
kepada Tuhan, bukan malah menjauhinya.

  


 
Daniel Kurniawan
[Mind Educator]
www.rumahmotivasi.com




      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke