Goyang Inul, Manifestasi Ketertindasan Wanita
Eko Raharjo

Wanita yang dikarunia psikobiologis yang lebih kompleks dari
kaum laki-laki sejak dulu telah mebuat kaum laki-laki merasa
terintimidasi. Oleh karenanya pula, kaum wanita sejak dulu
mengalami penindasan dan sekaligus eksploitasi dari laki-laki.

Pada abad pertengahan sejarah mencatat penindasan dan persekusi
terhadap wanita yang dilakukan oleh Gereja. Pada waktu itu 
kaum wanitalah yang memiliki pengetahuan mengenai obstetric
dan gynecology (ilmu kebidanan dan kewanitaan), sedangkan Gereja
yang nota bene selalu dikuasai kaum laki-laki dan meskipun
mengklaim dicerahkan oleh Roh Kudus tidak tahu apa-apa mengenai
hal yang penting tersebut. Bagi mereka ilmu tersebut dalah
ilmu sihir.

Semakin ditekan, semakin muncul wanita-wanita dengan keperkasaan
yang menghebohkan dan yang sekaligus mengintimidasi masyarakat.
Witches, Hexen, Leak, Kuntilanak dst mereka adalah wanita-wanita
yang digambarkan sebagai memiliki kekuatan sihir yang berbahaya
bagi masyarakat. witches dan Hexen dipersekusi dan dibakar oleh
Gereja, demikian pula Leak dan Kuntilanak pun diburu dan ditumpas
oleh masyarakat.

Jaman sekarang dimana kehidupan semakin menjadi materialistis
dan profan, issue sihir tidak lagi terlalu menggoyang masyarakat.
Sebaliknya seks semakin menjadi center dari budaya pop, baik
secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Reaksi masyarakat
pun berbeda-beda, dari yang mengkultuskan, menjadikan komoditi
bisnis sampai mereka yang merasa terintimidasi terhadap seks 
terutama yang dipertontonkan didepan umum.

Dalam hal seks lagi-lagi wanita adalah empunya (maestro), dan
pula merupakan sumber keirian, kefrustasian dan intimidasi dari
kaum laki-laki. Akhir-akhir ini kaum wanita Barat mengungkap
diri mereka dalam bentuk "Vagina Monologue". Dijelaskan bahwa
clitoris yang sedemikian mungil memiliki akhiran syaraf sebanyak
delapan ribu spot yang berhubungan langsung dengan bagian otak
di hipothalamus. Tentu saja hal ini memperkuat anggapan bahwa
wanita merupakan mahluk super seksual.

Goyang "ngebor" Inul yang mencatat record dalam skala richter,
yang menyebabkan histeria nasional dan yang menyebabkan goyang
Dombret bagaikan catatonic adalah manifestasi khas dari
ketertindasan wanita. Dari kemiskinan dan kekaburan status
wanita dalam masyarakat modern lah, lahir goyang ngebor.
Jutaan wanita di Indonesia tidak memperoleh pekerjaan dan
gaji selayaknya, hak-hak mereka tidak memperoleh pengakuan
dan perlindungan, dan status serta masa depan mereka dalam
era modern, free market globalisasi, tidak jelas.  

Dalam arti tertentu tidak syak Inul adalah seorang pahlawan,
pendekar kewanitaan, yang telah berhasil menampilkan
keperkasaan kewanitaan ke tingkat nasional. Namun, seperti
Witches, Hexen, Leak dan Kuntilanak, wanita-wanita perkasa
pada jaman dulu membawa nasib kaum wanita menjadi semakin
terpuruk, Inul dan goyang ngebornya pun akan menjadi
boomerang bagi kaum wanita.

Dapat dibayangkan saat ini jutaan gadis muda Indonesia pada
bermimpi untuk ngebor masyarakat dengan goyangan pinggul.
Tentu saja segala pujian, bombongan, tepuk tangan, suit-suit
terhadap goyang Inul dari seantero negeri, mulai dari para
calo pedagang seks sampai Taufik Kiemas memastikan fenomena
ini akan semakin menggila.

Mengapa sex show goyang ngebor yang di negara maju hanya
dipertontonkan di St Pauli Hamburg, Mon Matre, Paris atau
daerah remang-remang di Bronx, New York, di Indonesia
ditempatkan pada panggung nasional dan dimuliakan secara
nasional pula?. Tidak lain karena masyarakat Indonesia saat
ini sedang mengalami titik yang paling nadir. Masa depan
bangsa dan negara tidak jelas, sementara itu pemimpin
yang berkualitas yang menjadi dambaan tidak kunjung muncul.
Dalam momentum kevakuman inilah Inul dengan goyang ngebornya
dirasakan sebagai juru selamat, sang penghibur ke frustasian
dari rakyat; tragisnya sekaligus menjadi alat dari para
oppressor, para penguasa untuk mengalihkan masalah-masalah
nyata yakni dekadensi moral, hukum dan pemerintahan yang
semakin luar biasa.

Eko Raharjo
Calgary

---------------------------------------------------------------------
Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED] - Seq. #346
DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList              http://www.undip.ac.id


Kirim email ke