antono.rm <[EMAIL PROTECTED]> writes:


JAMAAH INULIYAH MULAI MARAH
> > Front Pembela Inul (FPI) dan Aliansi Penggemar
Inul (API) Menuntut Keadilan
> > Oleh Adhie M Massardi > > "Kami minta tokoh masyarakat, para pemuka agama,
khususnya yang bernaung di bawah bendera MUI, untuk
bertindak adil. Pengharaman, hujatan dan imbauan
> agar Inul "Si Pengebor" Daratista dicekal di TV
dan media lain juga diberlakukan kepada Akbar Tandjung
Si Pengebor Dana Bulog, Laksamana Sukardi si pengebor
BUMN, Megawati si pengebor kantong perekonomian
> rakyat dengan manaikkan sejumlah tarif seenaknya,
dan para konglo hitam yang mengebor dana BLBI hingga
triliunan rupiah!"
> > Demikian pernyataan sikap yang telah disiapkan
Siska, 25 tahun, untuk dibagikan kepada Pers dan
anggota masyarakat lainnya. Pernyataan ini dibuat
> untuk menyikapi sekelompok kecil orang yang sirik
atas sukses Inul meraup uang berjuta-juta hanya dengan
memutar bak gasing pantatnya yang semok itu.
> Padahal hampir semua anggota DPR dan benggolan
politik nasional harus memutar lidah dan wajah untuk
mendapatkan uang sejumlah yang diperoleh Inul.
Makanya, jangan heran bila banyak orang kemudian
membandingkan pantat Inul dengan wajah para anggota
DPR dan benggolan politik kita. Dan banyak orang
menilai: Pantat Inul tetap lebih baik.! Tapi siapakah
Siska lesung pipit yang manis dan berkacamata minus
itu? Sahabat istri saya ini adalah penggagas sekaligus
pimpinan API (Aliansi Penggemar Inul). Ia dan
teman-temannya mendirikan API sebenarnya bukan
sungguh-sunguh karena gandrung pada gaya ngebor Inul.
"Kami hanya ingin menggunakan (pantat) Inul sebagai
momentum kebangkitan gerakan moral untuk mengganyang
para pemimpin gadungan di negeri ini, baik yang di
legislatif, yudikatif maupun eksekutif. Kami tidak
ingin mengotori tangan kami untuk menempeleng meraka.
Tangan-tangan kami terlalu suci dibandingkan wajah
umumnya anggota DPR, Hakim, Jaksa, Ketua-ketua Partai.
Jadi biar kami sikat mereka pakai pantat Mbak Inul.!"
Begitu Siska menjawab pertanyaan pers nasional dan internasional. Siska ternyata tidak sendirian. Di
wilayah lain, teman saya Hassan yang keturunan Arab
(karena itu sering dipanggil Habib meskipun bukan trah
Nabi) tapi sangat anti-diskriminasi hukum, sudah mengumpulkan sejumlah orang. Dia kibarkan bendera
Front Pembela Inul (FPI).
> Seperti Siska, tujuan Hassan bukan untuk
melestarikan "goyang pengeboran" khas cewek Pasuruan
itu.
> "Saya bersama teman-teman ingin menegakkan rasa
keadilan masyarakat. Jadi kalau Inul yang hanya
mengebor angin dengan bokongnya, dan tidak melukai
> siapa-siapa harus mendapat sangsi sosial yang
begitu kejam, kami akan bergerak menyatroni
rumah-rumah para bajingan politik yang telah mengebor
> kekuasaan dan merampok uang rakyat habis-habisan.
Akan kami tenteng mereka.
> Akan kami telanjangi mereka. Akan kami
pertontonkan mereka di tempat-tempat terbuka agar
semua orang tahu apakah mereka masih punya kemaluan
apa tidak.!" Begitu kata "Habib" Hassan berapi-api.
Ketika diberitahu wartawan bahwa telah lahir Aliansi
Penggemar Inul pimpinan Siska dan hendak menggelar
demo besar-besaran, Hassan mengaku siap bergabung.
Maka lewat HP si wartawan yang telah tersambung dengan
tokoh API, Hassan pun langsung menyatakan siap
berkoalisi. Janji pertemuan pun diatur dalam waktu
> yang sesingkat-singkatnya. Syahdan, Anas, teman
saya yang lain yang dibesarkan di pesantren terkenal
di Jawa Timur, mendeklarasikan Jamaah Inuliyah
> untuk menampung semua orang yang pro-Inul, atau
yang mau menggunakan ikon Inul sebagai simbol
perlawanan terhadap kekuasaan yang korup dan
semena-mena.
> Tapi Anas masih bingung memilih tokoh yang bisa
dinobatkan sebagai Imam Besar Jamaah Inuliyah.
> Ia lalu minta pertimbangan saya tentang usulan
beberapa tokoh pro-demokrasi yang menyebutkan nama
Taufik Kiemas, suami Presiden RI, cocok menjabat Imam
Besar Jamaah Inuliyah. "Kata mereka, Pak TK kan salah
satu penggemar berat Inul di tingkat benggolan politik
nasional, selain pimpinan departemen,"
> kata Anas menirukan saran para tokoh
pro-demokrasi. Saya bilang, "Kamu jangan terprovokasi,
Nas. Di zaman sekarang, kamu bisa dituduh subversi dan
ditangkap polisi kalau menjalani nasihat mereka!"
> Saya tidak tahu apa yang terjadi kemudian. Tapi
saya dengar API (Aliansi Penggemar Inul) dan FPI
(Front Pembela Inul) akhirnya merger dengan Jamaah
Inuliyah. Massanya ternyata sangat besar. Mereka mulai
marah dan bergerak ke kantor MUI. Mereka minta lembaga
keagamaan itu juga memanggil para benggolan politik
yang mengebor negara-bangsa hingga rakyat melarat tapi


> baru fotonya dibakar mahasiswa saja marahnya nggak
karu-karuan.
> Jamaah Inuliyah juga minta MUI mengharamkan
korupsi, mengharamkan uang hasil korupsi, dan
menajiskan keluarga koruptor yang telah memakan hasil
> korupsi. Bagaimana hasilnya? Belum tahu. Yang
jelas, pihak Amerika Serikat konon akan memasukkan JI
(Jamaah Inuliyah) dalam daftar teroris.
> Sebab anggota Jamaah Inuliyah hanya mau nonton
Inul, dan meninggalkan seluruh tontonan lain yang
bukan Inul, terutama produk AS dan negara-negara Barat lainnya. Rupanya Jamaah Inuliyah lebih radikal
dalam anti-AS dan anti-Barat
> dibandingkan kelompok fundamentalis jenis apa pun.

> > Hidup Inul.! ***

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Everything you'll ever need on one web page
from News and Sport to Email and Music Charts
http://uk.my.yahoo.com
--- End forwarded message ---




---------------------------------------------------------------------
Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED] - Seq. #349
DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList http://www.undip.ac.id






Ir. Saimin Satoto
Engineering Manager
HUTAMA KARYA NIUGINI (PNG) LTD


---------------------------------------------------------------------
Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED] - Seq. #353
DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList              http://www.undip.ac.id




Kirim email ke