Baraya sadaya,
 
Ieu mairan posting ti milist tatanggi (Baraya_Sunda), ngeunaan radio (komunitas) anu kalintang saena, dipateakeun (diberdayakan) pikeun atikan. Radio komunitas (Rakom) di Desa Panyingkiran, Kec. Rawa Merta, Kab. Karawang. 
 
Nya lokasi/statsiun radio ieu pisan anu dina 2 minggu ka tukang kaparengkeun kaanjangan ku kuring. Malah kungsi ditawaran siaran sagala, harita teh. Nganjang ka wewengkon eta teh dina raraga nganteurkeun buku-buku keur Pasaka (Pabukon Simpay Katresna) Asy-Syifa anu dibuka di Ds. Panyingkiran, Rawamerta, Karawang. Pasaka minangka kagiatan KUSnet-YP, hiji kagiatan anu nyambungkeun alam maya jeung alam nyata.
 
Mun seug rakom-rakom keur pendidikan bisa dibuka di unggal kacamatan, syukur-syukur unggal desa. Bejana Tasik jeung Ciamis rek muka rakom keur atikan jeung monitoring PPK.  Wilujeng.
 
Warta saterasna, mangga wae ilo anu di handap ieu.
baktos,
manAR

 
On 12/1/05, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Menggugah Pendidikan Lewat Radio Komunitas

DUA penyiar remaja itu menyapa pendengar dengan bahasa Sunda pada
acara Sampurasun di Radio Pelangi 92,5 FM. Meski studio radio itu
sempit dan sederhana, mereka tampak asyik. Bahkan, beberapa lagu atau
tembang Sunda diputar untuk menghibur suasana siang itu.

Itulah pemandangan yang terlihat di Radio Pelangi atau disebut radio
komunitas di Desa Panyingkiran, Kec. Rawamerta, Kab. Karawang, yang
terletak bersebelahan dengan kantor desa. Ruang studio kecil, hanya
ukuran 2 X 3,5 meter persegi, dilengkapi seperangkat alat radio yang
sederhana pula.

Sejak beberapa bulan ini, seperti diakui Kepala Desa Panyingkiran, M.
Kusnaedi, suasana kantor desa lebih meriah. Anak muda saban hari
datang ke kantor desa, karena ingin melihat langsung dan ikut nimbrung
dalam berbagai acara yang disiarkan radio komunitas itu. Bahkan, pada
malam Minggu, sebagian besar anak muda menghabiskan waktunya di kantor
desa yang kondisinya juga sederhana.

Bagi Kusnaedi, kondisi itu tidak ditemukan sebelumnya. Desa dengan
luas lahan lebih kurang 294,4 hektare itu, merupakan daerah miskin.
Karena, sebagian besar penduduknya, kini berjumlah lebih kurang 1.600
kepala keluarga, hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kehadiran
radio, suasana desa menjadi ramai.

Kepala Desa Kusnaedi, mengaku terharu melihat kondisi desanya saat
ini. Betapa tidak, sebagian besar anak muda di desa itu berangkat
bekerja di Arab Saudi, atau negara lainnya di Timur Tengah. Para orang
tua lebih mendahulukan anaknya untuk bekerja, ketimbang meneruskan
pendidikan ke tingkat lebih tinggi.

Terjadinya perubahan dan kesadaran masyarakat, khususnya di bidang
pendidikan, tidak terlepas dari kegiatan sosial yang diselenggarakan
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI). Seperti dijelaskan
Herawati, pekerja YKAI, setelah delapan bulan berada di Desa
Panyingkiran, kesadaran orang tua melanjutkan pendidikan anaknya ke
jenjang lebih tinggi, seperti dari sekolah dasar ke SMP, mencapai 98
persen. "Padahal sebelumnya, anak-anak di sini kebanyakan tamat SD.
Kalaupun ada yang melanjutkan, sekira 30 persen,"ujarnya.

Bukan hanya persoalan rendahnya kesadaran melanjutkan pendidikan,
orang tua di desa itu juga lebih memilih mengirimkan anak mereka
bekerja ke Timur Tengah. Tahun 2004 saja, sebanyak 384 anak berangkat
ke negeri padang pasir itu. "Dari jumlah itu, 98 persen adalah
perempuan dan hampir 30 persen di antaranya masih berusia di bawah 18
tahun," kata Samsul, juga dari YKAI.

Dengan modal Rp 12,5 juta serta dukungan penuh dari masyarakat dan
desa, YKAI membangun radio komunitas, beberapa bulan lalu.
Keterbatasan dana, tidak menjadi halangan. Anak muda diberikan latihan
sebagai penyiar. "Jumlah penyiar sebanyak 20 orang, termasuk kepala
desa. Mereka tidak dibayar, melainkan sukarela menjadi penyiar," jelas
Samsul.

Sasaran utama radio itu, lanjut Herawati, adalah menggugah kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan, serta memberikan pelatihan
kepada anak-anak muda dalam membaca. Sebab, dengan menjadi penyiar,
otomatis mereka harus belajar membaca. Untuk pendukung, di sebelah
studio, dibuat sanggar membaca. Kemudian, juga disediakan perpustakaan
keliling.

Pendekatan pekerja YKAI, memberikan arti mendalam bagi masyarakat
Panyingkiran. Seperti dikatakan Kusnaedi, pengaruh radio cukup besar.
Bahkan, ia rela menjadi penyiar mesti tanpa dibayar. "Saya membawakan
acara suara desa dengan nama samaran Kuwu Japrat,"katanya.

Radio komunitas Pelangi, belum memiliki izin siaran, karena masih
dalam proses di Dinas Perhubungan Kab. Karawang. Meski belum
mengantongi izin, siaran dimulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.

Untuk menutup biaya operasional, dijual atensi kepada pendengar. Satu
lembar harganya Rp 400,00. "Dengan hasil penjualan atensi, kami bisa
membiayai operasional radio, ditambah bantuan dari kepala desa," kata
Samsul.

Keberadaan radio komunitas dan kesadaran pentingnya pendidikan di Desa
Panyingkiran, tampaknya sampai juga ke telinga Menteri Negara
Pemberdayaan Wanita, Meutia Hatta. Hal itu terbukti, pada 1 Juni lalu,
ia khusus datang ke desa tersebut melihat langsung perubahan yang
terjadi. (Irwan Natsir/"PR")***






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->
Make a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/vlzMKB/PbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->

http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/

[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/






Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke