Menelusuri Jejak Ulama Besar KH Falak Pagentongan Menelusuri jejak pendirian masjid-masjid tua di Kota Bogor, akan selalu kita temukan nilai sejarah luhur, demikian juga dengan keberadaan masjid Al Falak yang dibangun awal abad 20 oleh seorang ulama besar dan waliyullah yang bergelar KH Falak Desa Pagentongan terletak disebelah barat Kota Bogor, kurang lebih sekitar 5 Km dari pusat pemerintahan (Balaikota Bogor). Tepatnya di Kelurahan Loji. Kecamatan Bogor Barat. Kota Bogor, Desa Pagentongan menjadi terkenal karena disana pernah tinggal seorang ulama besar yang bergelar K.H. Falak. pendiri masjid dan pondok pesantren Al Falak. Bahkan, Masjid Al Falak termasuk salah satu Masjid tertua di Kota Bogor.
Untuk bisa sampai kelokasi. Cukup naik angkot 02, jurusan Sukasari-Bubulak. Turun di Loji Gunung Batu ¡§Gentra Madani¡¨, harus naik ojek sejauh 1,5 km untuk menuju ke lokasi. Sepanjang perjalanan kaarah sana, akan kita temukan panorama alam pedesaan yang bersih nyaman dan ramah, jarang sekali terlihat mobil yang melintas disana, sehingga kesejukan pun dengan cepat dapat menjalar tubuh kita. apalagi pada saat memasuki area pesantren Al Falak, selintas dapat kita tangkap, betapa Pagentongan menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul dan menjadi sentra ukwah Islamiyah.. Berbeda dengan masjid-masjid tua lainnya di Kota Bogor yang pernah dikunjung Gentra Madani. Masjid Al Falak, berdiri ditengah perkampungan, diapit oleh rumah-rumah penduduk, sementara disebelah kiri masjid terdapat tanah pemakaman warga. Masjid Al Falak didirikan oleh seorang ulama besar. KH. Tubagus Muhammad Bin Tubagus Abas, yang belakangan namanya lebih dikenal dengan gelar KH Falak. Proses pembangunan masjid dimulai awal abad 20, atau tepatnya tahun 1901 masehi. Walaupun beberapa kali masjid itu sudah direnovasi hingga ke bentuknya yang sekarang. Namun menara dan ornament-ornamennya masih tetap mamunculkan khas Masjid Agung Banten. Menurut, keterangan yang berhasil dikumpulkan Gentra Madani,. pertama kali KH Falak datang ke Pagentongan sekitar tahun 1878. konon pada masa itu masyarakat Pagentongan masih kental diwarnai kultur kehinduan, bahkan sebagian besar dari mereka masih akrab dengan praktek perdukunan, seperti teluh, santet, pelet dan segala bentuk ilmu guna-guna lainnya, keadaan seperti itu masih terus berlangsung hingga 20 tahun menjelang wafatnya K.H. Falak. Berkat kegigihan, ketulusan, dan kesabaran syiar Islam yang dilakukan oleh KH. Falak, dengan melalui da¡¦wah, tabligh dan pendekatan kepada masyarakat setempat, perlahan-lahan pengaruh animisme itu mulai terkikis dan ditinggalkan oleh masyarakat disana, hingga akhirnya masyarakat Pagentongan menjadi masyarakat Islami yang berpedoman kepada Al Qur¡¦an dan Hadist. Semasa hidupnya KH. Falak dikenal sebagai seorang ulama kharismatik yang memilki kedalaman ilmu dan pengaruh yang sangat luas, beliau menjadi salah satu pusat kunjungan berbagai kalangan masyarakat, termasuk ulama dan umaro di tanah air, Bahkan sejumlah petinggi negara, seperti Bung Karno, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hamzah Haz, dan beberapa petinggi negara lainnya termasuk para menteri Gubernur dan Walikota, secara khusus pernah berkunjung kesana. Pengabdian dan jerih payah KH. Falak sebagai seorang pendidik, telah banyak melahirkan santri-santrinya menjadi ulama yang kemudian meneruskan jejaknya dengan mendirikan majlis-majlis ta¡¦lim, pondok-pondok pesantren, madrasah-madrasah dan berbagai lembaga ilmu pengetahuan Islam lainnya yang tersebar khususnya di Jawa Barat, umumnya di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara. Tempat dan kelahiran KH. Falak KH. Falak. lahir di Banten pada tahun 1842 masehi, tepatnya di pondok Pesantren Tabi. Desa Purbasari Kabupaten Pandeglang Banten. Sejak kecil KH. Falak di asuh dan di bimbing oleh Ayahandanya K.H TB Abas dan Ibundanya Ratu Kuraisin, Nama KH. Falak sejak kecil sebenarnya Tubagus Muhammad. Sedangkan gelar falak itu sendiri diberikan oleh gurunya Syeh Sayyid Afandi di Turqi, pada saat beliau mempelajari ilmu khasaf dan falak (perbintangan-red) di Mekah. Ayahandanya KH. Tubagus Abas dikenal sebagai seorang ulama besar di Banten. Ia sebagai pendiri dan pemimpin pondok pesantren Sabi, hampir separuh usianya dihabiskan untuk mendidik santri-santrinya. dari beliaulah pertama kali KH. Falak mendapat pendidikan dalam bidang baca tulis Al Qur¡¦an, Sufi dan terutama pemantapan Aqidah Islam, bahkan karena cintanya kepada ilmu, di usianya yang masih muda, K.H Falak sempat mengembara selama 15 tahun untuk menggali dan menuntut ilmu ke beberapa ulama besar yang ada di daerah Banten dan Cirebon. Melalui garis keturunan dari Ayahnya. KH Falak berasal dari keturunan keluarga besar kesultanan di Banten, bahkan merujuk kepada silsilah keluarganya, KH. Falak termasuk keturunan salah seorang mubalghin utama (Walisongo) yang memiliki putra bernama Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Djati. Pada tahun 1857, K.H. Falak diberangkatkan oleh Ayahnya ke Mekah. Selama di Mekah beliau berguru kepada Syeh Nawawi Al Bantani, Syeh Abdul Karim, Syeh Sayyid Afandi Turqi dan beberapa ulama besar lainnya yang ada di Jazirah Arab. Dari Syeh Nawawi Al Bantani, beliau mendapatkan kedalaman ilmu Hadist,. Sedangkan dari Syeh Sayyid Afandi Turqi, mendapatkan ilmu khasaf dan falak. Bahkan berkat kepintarannya dalam ilmu khasaf dan falak, oleh Syeh Sayyid Afandi Turqi, beliau diberikan gelar falak, sampai saat ini gelar itu masih melekat hingga wafatnya. Selama di Mekah KH. Falak tinggal bersama Syeh Abdul Karim, dari Syeh Abdul Karim hingga akhirnya mendapatkan kedalaman ilmu thorekat dan tasauf, bahkan oleh Syeh Abdul Karim yang dikenal sebagai seorang Wali Agung dan ulama besar dari tanah Banten yang menetap di Mekah itu. KH. Falak dibai¡¦at hingga mendapat kepercayaan sebagai mursyid (guru besar) Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Pada tahun 1878. KH Falak kembali ketanah air. Selama beberapa pekan K.H. Falak tinggal di tempat kelahirannya Pandeglang Banten Dan mendapat kepercayaan untuk memimpin pesantren Sabi yang ditinggalkan oleh ayahnya. Tetapi seperti pada umumnya perjalanan seorang mubalghin, aktivitas da¡¦wah dan tablignya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam tidak akan terhenti sampai disana demikian juga dengan apa yang dilakukan oleh KH Falak, sebagai wujud untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmunya, sejak tahun itu juga beliau mulai melancarkan aktivitas tablig dan da¡¦wah secara estapet. Dimulai dari daerah Pandeglang, Banten hingga sampai ke Pagentongan Bogor dan bermukim disana hingga wafatnya. Karomah KH Falak KH. Tubagus Muhammad Falak bin Tubagus Abas adalah seorang ulama kharismatik yang sampai saat ini masih diziarahi oleh banyak orang, ini menunjukan suatu bukti bahwa semasa hidupnya beliau memiliki kedalaman ilmu dan pengaruh yang sangat luas diberbagai khayalak, Pernyataan seperti itu didukung oleh pengakuan beberapa ulama besar termasuk para Habib dinusantara, mereka memberikan pengakuan bahwa KH Falak merupakan seorang waliyullah, hal itu pernah disampaikan oleh Habib Umar Al Atas Bin Muhammad, Habib Soleh Tanggul Jawa Timur dan Habib Ali Al Habsyi Kwitang. Jakarta. Salah satu karomah KH Falak adalah ketika tiga hari menjelang wafatnya beliau sempat dikunjungi oleh para gurunya yang telah tiada seperti Syeh Nawawi Al Bantani, Syeh Said Abdul Turqi, Syeh Abdul Karim bahkan juga Syeh Abdul Qodir Jaelani. Selain itu diterangkan pula, bahwa KH, Falak sering melakukan perjalanan singkat antara Pagentongan¡VBanten. Selama di Banten beliau menjadi seorang ulama besar yang menjadi pusat kunjungan berbagai kalangan masyarakat Banten Artinya, disana dapat dilihat tidak semata-mata seorang individu yang memiliki pengaruh luas. Tapi, jelas ada kontek kekaromahan yang dimilikinya dan diyakini oleh khalayak masyarakat yang tidak mungkin dapat dituangkan secara keseluruhan didalam tulisan yang serba singkat ini. Wafatnya KH Falak KH Falak wafat tahun 1972 diusianya yang ke 130. dimakamkan di areal komplek pondok Pesantren Al Falak yang tidak jauh dari masjid Al Falak. Beliau meninggal karena sakit ringan. Bahkan ketika wafatnya hampir seluruh ulama dan Habaib termasuk masyarakat ditanah air banyak yang ikut men-sholatkan dan mengantarkan ketempat peristirahatannya Pengawal Pribadi Abah Falak Usai berkunjung ke pondok Pesantren Al Falak menjelang magrib, ¡§Gentra Madani¡¨ undur untuk selanjutnya bermaksud mengunjungi rumah KH. Zein Falak keturunan kelima dari KH Falak yang konon kabarnya ia merupakan orang terdekat dan pengawal pribadi KH. Falak semasa hidupnya. Anehnya, terlepas apakah suatu keajaiban atau hanya kebetulan semata, yang jelas, sebelum ¡§Gentra Madani¡¨ tiba di lokasi yang dituju yakni rumah KH. Zein Falak, lelaki yang akan dikunjungi itu tampak sudah menunggu diujung jembatan dekat perbatasan pondok pasantren Al Falak, sepertinya lelaki yang berperawakan sedang dengan jenggot putih dengan mengenakan pakaian serba putih sudah mengetahui akan kedatangan Gentra Madani. Padahal, sebelumnya tidak ada kontak terlabih dahulu. Yang lebih menarik, tanpa saling menyapa terlebih dahulu, KH. Zein Falak langsung menuturkan pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi KH Falak. ¡§Subhanallah¡KTabarakallah. Abah Falak itu seorang yang Alim Wal¡¦alamah¡Kperawakannya kecil, kulitnya putih berseri. Beliau sangat ramah dan selalu tersenyum kepada yang menyapanya¡¨ tutur KH Zein seraya menatap kearah langit dengan sorot matanya yang tajam, seolah-olah ia melihatnya disana. Lebih jauh, lelaki keturunan kelima dari KH Falak yang lahir tahun 1940 itu menuturkan ¡¨Abah Falak tinggi badannya sekitar 150 cm, Abah selalu memakai udeng (sorban yang dililitkan dikepala-red) wajahnya selalu berseri, tutur katanya lembut namun tegas dan jelas. Bahkan dikagumi oleh semua orang¡Kbaik dengan para ulama, habaib dan sahabat-sahabatnya yang datang bersilaturahmi kepadanya, Abah Falak dalam berbicara selalu menggunakan bahasa Arab yang fasih, sedangkan kalau kepada santri-santri dan tamunya selalu menggunakan bahasa sunda atau bahasa Indonesia. Sebenarnya, kata KH. Zein Falak Abah Falak bukan seorang ahli Falak, Tapi, ahli zikir dan tarekat, setiap harinya beliau tidak pernah lepas dari tasbih, bahkan Abah Falak selalu mengingatkan supaya mulut kita jangan sampai kering, tetapi harus basah dengan berzikir, membaca istigfar dan Solawat.Nabi Abah Falak, termasuk ulama besar yang selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuhnya Karena itu sudah menjadi kebiasaan setiap pagi memakan dua telur ayam kampung, kemudian jalan-jalan sambil melihat-lihat pondok pesantren, madrasah, majlis ta¡¦lim dan masjid¡¨ tutur KH Zein Istri K.H. Falak bernama Hajah Fatimah, putri KH Romli, penduduk asli Pagentongan, semasa hidupnya KH Falak dikenal sebagai seorang yang dermawan, banyak orang yang datang kepadanya untuk meminta tolong dan beliau selalu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang meminta pertolongan Yang tidak kalah menarik menurut penuturan KH. Zein, bahwa apabila kedatangan tamu yang niatnya tidak bagus, maka beliau seperti orang tuli, ¡§Pernah suatu saat Abah Falak kedatangan tamu yang minta nomor buntut. Pada saat orang itu mengutarakan maksudnya, Abah Falak bertanya berulang kali seolah-olah sama sekali tidak mendengar apa yang diutarakan orang itu, bahkan secara tiba-tiba Abah menyuruh orang itu pulang¡¨ ujar KH Zein. ____________________________________________________________________________________ Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz