Aya 2 patarosan kangp Aki Ayip; 1. Naha leres Indonesia *beunghar* kulantaran cenah loba Minyak, Gas, Bahan Tambang, Leuweung jeung Laut anu can diala tapi masih keneh dina kandungan Ibu Pertiwi ?
2. Aki Ayip samisalna aya anu naroskeun kaaalusan Den harto, mangpu henteu nyeratkeunnana ? On 1/16/08, Gunawan Yusuf Miarsadireja <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > PIKIRAN RAKYAT - DARI RAKYAT OLEH RAKYAT UNTUK > RAKYATSelasa, 15 Januari 2008 | > Pikiran Rakyat > > Soeharto, Dosa Mental dan Sistemnya > > Oleh Ajip Rosidi > > Sudah lama orang berwacana tentang Soeharto yang > pernah menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 > tahun. Orang menduga, bangkrutnya negara kita adalah > karena korupsi yang menggurita pada masa pemerintahan > Soeharto. Namun, orang juga mengakui bahwa ia berjasa > pada masa revolusi, di antaranya dengan memimpin > penyerbuan "6 jam di Yogya" pada tahun 1949. Ada juga > yang menganggap bahwa Soeharto yang membuat Indonesia > pernah dianggap akan menjadi "harimau Asia" menyusul > Korea, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. > > Bahwa Soeharto telah membuat bangkrut negara yang > diakui kaya raya dengan minyak bumi dan tambang lain, > hutan, isi laut, adalah kenyataan yang sulit dibantah. > Bahwa pada masa pemerintahannya, Indonesia dianggap > maju ékonominya, dipuji oleh negara-negara maju dan > lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan > IMF, sekarang kita tahu, hanya semacam konspirasi > untuk kepentingan vested interest mereka. Dengan > bantuan Soeharto sebagai presiden, mereka leluasa > menguras kekayaan negara kita. > > Mereka tak henti-hentinya memuji kemajuan ekonomi kita > walaupun orang yang matanya awas sejak awal akan tahu > bahwa tidak mungkin negara ekonominya menjadi maju > kalau digerogoti oleh korupsi. Korupsi memang menjadi > bagian dari pemerintahan Soeharto yang mereka > puji-puji itu. > > Dengan melembagakan sistem "projek" Soeharto > sepertinya "sengaja" memberi gaji yang jauh dari cukup > buat para pegawai negeri, tetapi memberi kesempatan > untuk mencari tambahan melalui projek. Dengan > demikian, semua orang yang diberinya wewenang pada > suatu jabatan, mendapat kesempatan untuk bersama-sama > memperkaya diri secara melanggar hukum, tetapi > terlindungi oleh sistem yang sengaja dibangun untuk > itu sehingga tidak ada yang berani menuduh yang lain > maling karena dia sendiri juga melakukannya. > > Itulah yang dikenal dengan sebutan "korupsi > berjemaah". Oleh karena itu, sesudah jatuh dari > kedudukannya sebagai presiden, tak ada aparat hukum > yang berani menyeret Soeharto ke pengadilan karena > mereka tahu kalau Soeharto diadili, mereka pun akan > terbawa serta. Selama hampir sepuluh tahun, kita > menyaksikan sandiwara pengadilan Soeharto yang > mundur-maju. > > Namun, dosa Soeharto bukan cuma korupsi seperti dugaan > banyak orang. Dosanya yang paling besar ialah karena > selama memerintah dia telah menumbuhkan mentalitas > korupsi yang kemudian menyebar menjadi bagian dari > kebudayaan bangsa. > > Di samping itu, pemerintahan Soeharto telah > menumbuhkan dengan sengaja iklim yang membuat warga > negaranya bermental rakyat jajahan yang menganggap > pejabat sebagai penguasa yang berwewenang menentukan > baik dan buruk, benar dan salah, dan menentukan arah > hari depan, sementara rakyat sendiri harus terus > bungkam. > > Rakyat tidak diberi kesempatan ikut menentukan rencana > pembangunan yang sesuai dengan cita-cita dan kemampuan > mereka. Rakyat tidak boleh punya pikiran yang > berlainan dengan pemerintah. > > Mereka yang berani mengemukakan pendapatnya sendiri > yang berbeda, apalagi kalau berlawanan dengan pikiran > yang resmi, akan disebut "vokal", "anti-Pancasila", > "komunis", "Islam ekstrem", "teroris", dan semacamnya > dan "dilempar" keluar sistem. Mereka disamakan dengan > orang berpenyakit lepra yang tak boleh diajak bergaul > dalam masyarakat. > > Melalui indoktrinasi P-4 maupun yang lainnya, > kebebasan berpikir dan hati nurani dibunuh. > > Soeharto juga menggunakan tentara bukan untuk > kepentingan seluruh bangsa, melainkan untuk > memperkokoh kedudukan dan sistemnya. Sistem dwifungsi > yang konsepnya dibuat oleh Jenderal A.H. Nasution oleh > Soeharto (meskipun Nasution sendiri disingkirkan) > digunakan secara efektif dan efisien. Dengan dia > sendiri berpangkat sebagai Jenderal (kemudian Jenderal > Besar) dan menjadi Panglima Tertinggi Angkatan > Bersenjata, dia dapat menentukan arah dan fungsi > tentara demi kepentingan pribadi dan sistemnya. > > Dwifungsi menempatkan anggota tentara sebagai warga > negara kelas satu yang dapat menduduki jabatan apa > saja walaupun di luar kemampuannya. Apalagi, karena > para perwira yang mendapat kedudukan dalam ketentaraan > atau di luarnya itu mendapat kesempatan untuk menjadi > kaya tanpa batas. > > Pemupukan pemimpin tidak berjalan wajar dari bawah > karena pemerintah selalu turut campur terhadap hasil > pemilihan ketua ormas dan parpol dan selalu > menyingkirkan pemimpin yang terpilih dalam kongres > atau muktamarnya apabila tidak sesuai dengan kehendak > pemerintah atau dianggap tidak punya pikiran yang > sejalan atau mau sejalan dengan pikiran resmi > pemerintah. > > Kalau ada pemimpin yang memperlihatkan prestasi yang > bagus sehingga menjadi populer di kalangan rakyat, dan > dianggap bisa menjadi saingannya, Soeharto langsung > mengucilkannya sehingga keluar dari "sistem". Yang > menonjol adalah H. Ali Sadikin sebagai Gubernur > Jakarta (1966-1977) yang telah berhasil membangun ibu > kota sehingga menjadi kebanggaan rakyatnya. > > Artinya, prestasinya sebagai administrator boleh > dikatakan luar biasa. Setelah habis masa jabatannya, > oleh Soeharto hanya diberi kesempatan memimpin urusan > sepak bola. Ditutup segala kemungkinannya untuk muncul > sebagai pemimpin masyarakat apalagi sebagai > administrator dalam pemerintahan, lalu hak-hak > sipilnya dilucuti secara tidak resmi dan aktivitasnya > diberangus. > > Artinya, Soeharto telah menyia-nyiakan orang yang > punya bakat mengatur pemerintahan, padahal orang yang > begitu sangat jarang di Indonesia. Hal itu akibat dari > mental dan sistem yang dibangun Soeharto. > > Dengan alasan bahwa pembangunan ekonomi harus > didahulukan, pemerintah Soeharto mengabaikan > pembangunan bidang-bidang lainnya, terutama bidang > politik yang bahkan dengan sengaja dijauhi karena > dianggap menghalangi pembangunan ekonomi. Nasionalisme > dikalahkan globalisme yang masuk ke negeri kita > didukung oleh modal besar dan sistem kapitalisme. > > Sekarang, setelah munculnya pengakuan John Perkins dan > berbagai studi lain menjadi jelas bahwa hal itu > direncanakan untuk kepentingan perusahaan di > negara-negara maju yang hendak mengeruk kekayaan > negara kita. Presiden Soeharto dengan sistemnya, > seperti juga presiden-presiden lain di negara-negara > lain yang kaya minyak, dijadikan alat kaum kapitalis > itu dengan memberinya kesempatan untuk melakukan > korupsi. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana > kepentingan mereka dilindungi oleh rezim yang > didukungnya. > > Soeharto bukan saja telah melakukan korupsi yang oleh > PBB dianggap paling besar di dunia, melainkan juga > telah merusak mentalitas bangsa kita secara > keseluruhan sehingga kita menjadi bangsa paria di > antara bangsa-bangsa lain. Kalau besarnya korupsi > mungkin dapat (kalau mau!) diusut jumlahnya dan > mungkin uangnya dapat diambil kembali, tetapi > kerusakan yang ditimbulkan dalam mentalitas bangsa > yang menjadi busuk sukar dihitung, dan kita tidak tahu > bagaimana cara mengobatinya serta berapa lama waktu > yang dibutuhkan untuk itu.*** > > Penulis, budayawan. > > Penulis: > Back > > (c) 2007 - Pikiran Rakyat Bandung > > __________________________________________________________ > Looking for last minute shopping deals? > Find them fast with Yahoo! Search. > http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping > >