Kunaon cenah loba pemahaman dina Islam ( tapi ketang lain di Islam 
wae, di unggal agama oge sami)? Ieu aya postingan Ustadz Achmad 
Chodjim, salah saurang penulis buku2 Islam nu paling laku di 
Indonesia, nu nyaritakeun hal ieu millis sabeulah.

Nyanggakeun:

--- In [EMAIL PROTECTED], "Achmad Chodjim" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dalam beberapa minggu ini saya menjelaskan masa-masa timbulnya 
pertikaian agama di kalangan umat Islam di beberapa majlis ta'lim 
yang tersebar di DKI. Penjelasan saya sebagai berikut:

Dalam masa 100 tahun pasca wafatnya Rasulullah (11 - 110 H), tidak 
dijumpai adanya pertikaian umat Islam karena perbedaan ajaran atau 
amalan ubudiyah yang dipraktikkannya. Pertikaian yang bahkan membawa 
maut itu disebabkan oleh pertikaian politik dalam perebutan 
kepemimpinan. Gugurnya Utsman bukan karena tata-cara ibadahnya 
Utsman berbeda dengan kaum pemberontak dari Mesir. Gugurnya Ali 
bukan karena berbeda salat fardunya dengan kaum khawarij (salat 
fardunya Khawarij itu 2 kali sehari). Mereka membunuh Ali karena Ali 
dianggap murtad lantaran bertahkim dengan Muawiyah.

Pertikaian internal ajaran agama di mulai pada abad II H (111 - 210 
H). Pada masa ini lahirlah mazhab-mazhab fikih seperti Ja'fariyah, 
Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah (Ahmad bin Hanbal). 
Munculnya mazhab-mazhab ini disebabkan banyaknya hal-hal (khususnya 
yang berkaitan dengan hukum agama) yang ditanyakan yang tidak 
dijumpai di masa Rasulullah. Sayangnya, hasil pemahaman hukum agama 
oleh para imam (ulama fikih) yang disebut "fikih" ini tidak 
dijadikan referensi dalam beramal tetapi DIBAKUKAN oleh para 
pengikutnya. Akibatnya, muncullah klaim-klaim kebenaran, dan 
sedihnya saling menyesatkan dan bahkan saling membunuh.

Pertikaian semakin runyam setelah munculnya kompilasi hadis 
perorangan pada abad III H (211 - 310 H). Pada masa inilah 
terjadinya kompilasi hadis perorangan yaitu Bukhari (194 - 256 H), 
Muslim (204 - 262 H), Abu Daud (202 - 275 H), Turmudzi (209 - 279 
H), Nasa'i (215 - 303 H), dan Ibnu Majah (209 - 273 H). Jadi, apa 
yang disebut kutubus sittah (kutub al-sittah) adalah produk 
kompilasi hadis perorangan dari keenam ulama hadis tersebut.

Nah, yang menjadi masalah, kompilasi hadis tersebut tidak bisa 
dilepaskan dari pertikaian politik yang terjadi pada abad tersebut. 
Keluarga Kanjeng Nabi Muhammad (Fathimah, Ali, Hasan dan Husein + 
beberapa istrinya seperti Hafshah, Salamah, Shafiyah dan Aisyah) 
yang sepatutnya menjadi sumber dan rujukan utama hadis malah hilang 
dari peredaran. Kebanyakan hadis disampaikan oleh sahabat-sahabat 
yang bisa diterima oleh pemerintahan Bani Umayyah maupun Abbasiyyah.

Maka, terjadilah klaim-klaim hadis yang membuat umat Islam semakin 
keruh dalam memahami Islam itu sendiri. Dengan munculnya hadis dari 
kalangan Syiah pasca kutub al-sittah, tambah kaburlah dunia Islam. 
Ulama-ulama Islam tidak lagi dengan jernih melihat ajaran Islam. 
Mereka tidak berusaha mempelajari Islam di masa jayanya keteladanan 
umat oleh Nabi saw, sahabat dan tabi'uun pada abad pertama H, yang 
notabene belum ada sahih kutub al-sittah. Akhirnya, ulama banyak 
yang terpaku pada Islam abad III H. Hasilnya, mulai abad ke-4 H umat 
Islam mulai mandek, dan semakin abad semakin tertinggallah kejayaan 
umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi!

Turut prihatin!

Wasalam,
chodjim


Kirim email ke