ngajak ka na nu hakiki  memang parentah Gusti Allah ; tapi ngajak ka na nu can 
tangtu JELAS HUKUMNA saperti ngaharamkeun ngarokok ! Eta mah engke heula atuh

--- On Thu, 9/4/08, Sumarna, Nana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Sumarna, Nana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Urang Sunda] MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN HARUS DILAKSANAKAN WALAUPUN 
YANG DIAJAKNYA MARAH
To: urangsunda@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 4, 2008, 8:03 AM







MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN HARUS DILAKSANAKAN WALAUPUN YANG DIAJAKNYA MARAH


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Jika kita telah berusaha 
mencegah gunjingan dan hasutan di antara manusia, adakalanya orang yang kita 
ajak kepada kebaikan dan kita cegah dari keburukan itu malah mencela dan marah 
kepada kita. Apakah kita berdosa karena kemarahannya, walaupun itu salah 
seorang orang tua kita? Apakah kita tetap harus mencegah mereka atau membiarkan 
hal yang tidak kita perlukan dalam hal ini? Kami mohon jawaban, semoga Allah 
menunjuki Syaikh.

Jawaban
Di antara kewajiban-kewajiban terpenting adalah amar ma'ruf dan nahi mungkar 
(mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan), sebagaimana firman Allah 
Subhanahu wa Ta’ala.

"Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka 
(adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) 
yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar." [At-Taubah : 71]

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat ini, bahwa di antara 
sifat-sifat wajib kaum mukminin dan mukminat adalah menegakkan amar ma'ruf dan 
nahi mungkar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

"Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, 
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dan yang mungkar, dan beriman kepada 
Allah." [Ali Imran : 110]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Artinya : Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka 
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, 
jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman"[1]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadits-hadits lainnya yang menunjukkan 
wajibnya menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar serta tercelanya orang yang 
meninggalkannya. Maka hendaknya anda sekalian, setiap mukmin dan mukminah, 
menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, walaupun orang yang anda ingkari itu 
marah, bahkan sekalipun mereka mencerca kalian, kalian harus tetap sabar, 
sebagaimana para rasul alaihis Salam dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan, 
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya 

"Artinya : Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan 
hati dari rasul-rasul telah bersabar" [Al-Ahqaf : 35]

Dan firmanNya

"Artinya : Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." 
[Al-Anfal : 46]

Serta firmanNya yang menceritakan Luqmanul Haqim, bahwa ia berkata kepada 
anaknya.

“Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan 
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah 
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal 
yang diwajibkan (oleh Allah)." [Luqman : 17]

Tidak diragukan lagi, bahwa lurus dan konsistennya masyarakat adalah karena 
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian karena amar ma'ruf dan nahi mungkar, dan 
bahwa rusak serta berpecah belahnya masyarakat yang mengakibatkan potensialnya 
kedatangan siksaan yang bisa menimpa semua orang adalah disebabkan oleh 
meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar. Sebagaimana diriwayatkan dari 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

"Artinya : Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkaran tapi tidak 
mengingkarinya, maka dikhaivatirkan Allah akan menimpakan siksaNya yang juga 
menimpa mereka.”[2]

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun telah memperingatkan para hambaNya dengan sejarah 
kaum kuffar Bani Israil yang disebutkan dalam firmanNya,

"Artinya : Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud 
dan (Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu 
melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar 
yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat 
itu." [Al-Ma'idah : 78-79]
..
Semoga Allah menunjuki semua kaum muslim, baik penguasa maupun rakyat jelata 
untuk tetap menegakkan kewajiban ini dengan sebaik-baiknya, dan semoga Allah 
memperbaiki kondisi mereka dan menyelamatkan semuanya dari faktor-faktor yang 
bisa mendatangkan kemurkaanNya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat.

[Fatawa Al-Mar'ah, hal. 100-101, Syaikh Ibn Baz]

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Disusun 
oleh Khalid Al-Juraisy,Penerjem ah Amir Hamzah, Penerbit Darul Haq]
__________
Foote Note
[1]. HR. Muslim dalam AI-Iman(49).
[2]. HR. Ahmad (1/2,5,7,9), Abu Dawud dalam Al-Malahim (4338), At-Tirmidzi 
dalam At-Tafsir (3057), Ibnu Majah dalam Al-Fitan (4005) Seperti itu.  














      

Kirim email ke