Tah aya batur euy uing: "Sunda teh Islam, Islam teh Sunda". Lain urang Sunda
'sajati' mun agamana lain Islam. Sok lenyepan ki dulur sadaya, hayu urang
'lebetkeun' Islam ka sakabeh dada urang Sunda, aamiin ya Alloh Pangeran Nu
Murbeng Alam...

-----Original Message-----
From: urangsunda@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of mh
Sent: Wednesday, September 10, 2008 5:21 AM
To: kisunda; [EMAIL PROTECTED]; urangsunda@yahoogroups.com
Subject: [Urang Sunda] ISLAM & SUNDA

Nashihah Wanatijah
Keserasian Islam & Sunda

Oleh Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi

Kebudayaan, menurut Koentjoroningrat dalam konteks orang Sunda yang dikenal
sangat religius, adalah sistem religi. Mudah diterimanya agama Islam
diakulturasi dan diinternalisasi dalam perilaku dan kehidupan orang Sunda,
menjadi bagian tak terpisahkan dalam kebudayaan dan filosofi Sunda. Ini
karena terdapat perpaduan, kesamaan bahkan penguatan antara nilai-nilai
Sunda buhun dan ajaran agama Islam.

Sikap religiositas orang Sunda itu seperti terungkap dalam peribahasa, "diri
sasampiran awak sasampaian". Artinya, semuanya merupakan kepunyaan Allah SWT
(Gusti nu murbeng alam). Oleh karena itu, manusia Sunda dalam kehidupannya
selalu menggunakan rasa (boga rasa rumasa, ngaji diri). Bahkan dalam banyak
hal, orang Sunda selalu bersyukur atas apa yang diterimanya, sehingga
"syukuran" bagian dari tradisi atas nikmat yang diperolehnya.

Lebih dari itu, ketika ditimpa musibah ia selalu bersyukur dengan istilah
"untung". Bahkan, ketika musibah meninggal terjadi sekalipun tidak jarang
orang Sunda masih terucap kata "untung", "Untung maot coba mun hirup meureun
karunya jadi tanpa daksa". Dalam terminologi Islam ini disebut qanaah, yang
artinya merasa cukup dengan yang ada khususnya masalah dunia sebagai
kebajikan yang dianjurkan.

Jika dikategorikan, ada beberapa pandangan hidup orang Sunda tentang
berbagai hal tentang manusia sebagai pribadi, manusia dengan masyarakat,
dengan alam, dengan Tuhan dan hakikat manusia. Misalnya, dalam mencapai
tujuan hidup, orang Sunda harus mempunyai keseimbangan yang disebut sineger
tengah yang berarti wajar, tidak berlebihan.
Dalam bahasa Islam disebut ummatan wasathan umat yang pertengahan.

Hal itu tertuang dalam ungkapan petuah, "jaga urang hees tamba tunduh,
nginum tuak tamba hanaang, nyatu tamba ponyo ulah urang kajongjonan".
Artinya, hendaklah tidur sekadar menghilangkan kantuk, minum tuak sekadar
menghilangkan haus, makan sekadar menghilangkan lapar, jadi dalam
perikehidupan tidaklah berlebihan.

Ini sejalan dengan ajaran Islam, sikap tamak merupakan sikap yang sangat
tercela. Bahkan, dalam hidup kita juga dianjurkan untuk adanya keseimbangan
di dunia dan akhirat, seperti diungkapkan dalam hadis, "carilah duniamu
seakan kamu akan hidup 1.000 tahun lagi, tapi ingatlah akhiratmu seakan kamu
akan mati esok hari."

Manusia Sunda sebagai pribadi digambarkan oleh tingkah laku dan budi
bahasanya. Oleh karena itu, dituntut "kudu hade gogog hade tagog (baik budi
bahasa dan tingkah laku) dan "nyaur kudu diukur, nyabda kudu diungang" serta
manusia Sunda juga harus "sacangreud pageuh, sagolek pangkek" (teguh
pendirian tak pernah ingkar janji). Pandangan hidup orang Sunda terhadap
lingkungan sosialnya diungkapkan dalam peribahasa, silih asah, silih asih,
dan silih asuh serta "ulah ngaliarkeun taleus ateul".

Ini juga merupakan nilai-nilai utama dalam Islam, seperti diungkapkan dalam
hadis, "seutama-utama manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya". Artinya, kehadiran kita bukan saja tidak menimbulkan kerusakan
atau kesulitan bagi orang lain tetapi juga dapat memberikan manfaat dan
maslahat.

Dalam filosofi ketuhanan, orang Sunda juga mempunyai keyakinan seperti
ajaran Islam, innalillaahi wainna ilaihi rojiun dengan ungkapan "mulih ka
jati mulang ka asal". Demikian juga dalam menjalani kehidupan, orang Sunda
mempunyai norma dan etika seperti "ulah pagirigiri calik pagirang-girang
tampian" (janganlah berebut kekuasaan dan jabatan)

Dalam Islam malah ada hadis yang berbunyi, "jangan berikan jabatan kepada
orang yang memintanya". Hal ini berbeda dengan fenomena demokrasi sekarang,
di mana orang yang ingin jabatan harus pamer dan menyombongkan diri lewat
kampanye, istilah Sundanya, "agul ku payung butut".

Nilai-nilai kesundaan yang islami lainnya seperti, "ulah nyaliksik ka buuk
leutik" (janganlah memeras rakyat kecil), "ulah kumeok memeh dipacok"
(janganlah mundur sebelum berusaha), "kudu bisa ka bala ka bale" (bisa
fleksibel dalam mengerjakan apa saja) dan mun teu ngakal moal mengkeul, mun
teu ngarah moal ngarih (menggunakan segala cara untuk mencari rezeki).

Demikian juga dalam membangun lingkungan sosial yang damai dalam istilah
Islam rahmatan lil `alamin, orang Sunda mempunyai filosofi, "tiis ceuli
herang panon" (hidup damai dan tenteram) serta "kudu bisa mihapekeun maneh"
(tingkah laku sesuai dengan lingkungan).

Nilai-nilai itu turunan atau tafsir terhadap nilai-nilai keislaman, tetapi
juga warisan budaya dan filosofi masyarakat Sunda bahkan sebelum datangnya
Islam. Ini tidak aneh, karena Islam sebagai agama fitrah pada dasarnya
saluran dan peringatan terhadap kecenderungan baik (hanif) dalam diri
manusia. Dengan begitu, tak berlebihan jika K.H. Endang Saefudin Anshari
(alm) secara retoris pernah mengatakan seperti dikutip Ajip Rosidi, "Sunda
teh Islam, Islam teh Sunda". ***

Penulis, Rektor Unpas, Sekjen PB Paguyuban Pasundan dan Ketua Aptisi
Jabar-Banten.

Citation:
http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&id=32289

------------------------------------

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id Yahoo! Groups Links




*****************************************
Flexi-Gratis bicara sepanjang waktu se-Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

Speedy-Gratis Internetan unlimited dari Pkl. 20.00 s/d 8.00 se-Jabodetabek,
Banten, Karawang dan Purwakarta.
*****************************************


*****************************************
Flexi-Gratis bicara sepanjang waktu se-Jawa Barat,
Banten dan DKI Jakarta.

Speedy-Gratis Internetan unlimited dari Pkl. 20.00
s/d 8.00 se- Jabodetabek, Banten, Karawang dan
Purwakarta
*****************************************

Kirim email ke