---------- Forwarded message ----------
From: hoesein
Date: 2009/12/2
Subject: [HISTORIA-INDONESIA] Boeng Dimanakah Kini Kau Berada ?



Wikana lahir di Sumedang, Jawa Barat, 18 Oktober 1914. Dia adalah seorang
pejuang kemerdekaan Indonesia. Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan
pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta
dalam Peristiwa Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh ini segera
membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada
tahun 1945. Pada masa mudanya ia aktif sebagai Angkatan Baru Indonesia dan
Gerakan Rakyat Baru. Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945
melakukan peran paling penting karena berkat koneksinya di Angkatan Laut
Jepang atau Kaigun, Proklamasi 1945 bisa dirumuskan di rumah dinas Laksaman
Maeda di Menteng yang terjamin keamanannya. Selain itu Wikana juga mengatur
semua keperluan Pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56.
Ia juga sangat tegang saat melihat Bung Karno sakit malaria pagi hari
menjelang detik-detik pembacaan Proklamasi. Wikana yang membujuk kalangan
militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks
proklamasi. Setelah kemerdekaan berjalan, kehidupan Wikana sangat rumit,
karena ia dianggap terlibat Peristiwa Madiun 1948, namun berhasil lepas dari
kejaran tentara. Bersama dengan pejuang-pejuang dari Nasionalis sayap kiri
ia menghilang dan baru kembali setelah DN Aidit melakukan pledoi terhadap
kasus Madiun 1948 yang mulai digugat oleh Jaksa Dali Mutiara pada 2 Februari
1955. Namun revitalisasi PKI ditangan DN Aidit membuat Wikana tersingkir dan
dianggap bagian dari golongan tua yang tidak progresif. Hal ini sama dengan
kasus penyingkiran kaum komunis ex-Digulis oleh anak-anak muda PKI, karena
tidak sesuai dengan perkembangan perjuangan komunis yang lebih Nasionalis
dan mendekat pada Bung Karno. Terakhir Wikana tinggal di daerah Simpangan
Matraman Plantsoen dalam keadaan miskin dan sengsara karena tidak mendapat
tempat di PKI dan diisolir oleh Aidit. Pada saat itu Waperdam Chaerul Saleh
pada tahun 1965 menarik Wikana menjadi anggota MPRS. Pada saat
penangkapan-penangkapan setelah kejadian GESTAPU, Wikana hilang begitu saja
dan sampai sekarang tidak jelas keberadaannya.

Foto atas kiri, Wikana tua dan kanan saat menghadiri rapat terbuka pasca
Proklamasi di Tanjung Priuk. (foto kanan capture dari film BFI no3)

Tulisan diambil dari Wikipedia.

<<wikana.jpg>>

Kirim email ke