Buruh Belum Bekerja
Galangan Kapal agar Beroperasi

Sabtu, 24 April 2010 | 04:28 WIB

BATAM, KOMPAS - Akibat kerusuhan yang terjadi di PT Drydocks World
Graha pada Kamis (22/4), sekitar 20.000 buruh belum bisa bekerja lagi.
Perusahaan masih lumpuh karena kerusakan belum bisa dibenahi.

Insiden terjadi di PT Drydocks World Graha. Dalam kawasan yang sama,
berdiri pula PT Drydocks World Pertama dan PT Drydocks World Nanindah.
Ketiganya adalah anak perusahaan Drydocks World yang berkantor pusat
di Dubai.

Jumlah karyawan dan buruh outsourcing atau pekerja kontrak paruh waktu
di ketiga perusahaan galangan kapal tersebut sekitar 20.000 orang.
Pada Jumat kemarin, mereka belum bisa masuk kerja.

Pada Jumat pagi, sejumlah buruh yang mengenakan seragam lapangan
mendatangi lokasi galangan kapal. Setidaknya, mereka datang untuk
mengetahui informasi.

”Kemarin kan tidak ada pengumuman. Jadi, saya datang untuk memastikan,
apakah sudah bisa masuk atau belum, ternyata belum,” kata salah
seorang buruh PT Drydocks World Pertama.

Dalam jumpa pers, Wakil Wali Kota Pemerintah Kota Batam Ria Saptarika
mengatakan, PT Drydocks World menjamin hak normatif buruh akan tetap
dipenuhi selagi buruh tidak masuk kerja akibat insiden Kamis lalu.
Artinya, perusahaan akan membayar upah dasar buruh.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Drydocks World
Denis Welch menyatakan, PT Drydocks World Pertama dan PT Drydocks
World Nanindah akan kembali beroperasi Senin pekan depan. Sementara
untuk PT Drydocks World Graha yang mengalami kerusakan di dua kantor
dan satu gudang, masih akan menunggu perbaikan. Meski demikian, ia
mengharapkan PT Drydocks World Graha pun sudah bisa beroperasi pekan
depan.

Hal ini penting, baik bagi buruh maupun perusahaan. Bagi perusahaan,
menurut Denis, PT Drydocks World memiliki setidaknya dua proyek besar
yang dikerjakan di ketiga perusahaan tersebut. Artinya, semakin lama
molor pekerjaan akan berdampak buruk bagi kontrak yang telah
disepakati antara PT Drydocks World dan pembeli.

PT Drydocks World Graha, khusus membangun rig dan konstruksi laut
lepas, berdiri di atas 52 hektar lahan. Drydocks World Nanindah,
dengan kapasitas membangun 12 kapal per tahun, berdiri di atas lahan
daratan asli dan reklamasi seluas 57 hektar. Drydocks World Pertama,
produsen bagian-bagian kapal serta memperbaiki kapal, berdiri di atas
28 hektar lahan.

Dari sekitar 20.000 buruh yang bekerja di ketiga perusahaan galangan
kapal tersebut, sebagian besar adalah outsourcing. Mereka ini bekerja
di perusahaan subkontraktor yang jumlahnya 25 perusahaan.

Level terendah, yakni helper, sampai staf pengendalian mutu diisi
buruh Indonesia. Mayoritas berstatus tenaga lepas.

Hanya segelintir orang Indonesia yang bekerja di level supervisor ke atas. (LAS)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/24/04282375/.buruh.belum.bekerja

2010/4/24 mh <khs...@gmail.com>:
> Baraya Batam, bejana Batam keur haneut, cing kumaha eta teh dongengna.
> Kang Iyan, Kang Panji, sarta baraya sejenna masih di Batam kitu?
>
> =====
>  Percepat Pemulihan Batam
> Insiden Diselesaikan Lewat Jalur Hukum
>

Kirim email ke