----- Original Message -----
From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, June 20, 2005 6:57 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kabar Dari Seorang Rekan dari Aceh (2)


> Wa'alaykumussalam,
>
> Terakhir kali ke aceh sekitar th 1998, tapi sangat jarang masuk banda
> aceh, biasanya dari balng bintang langsung ke lokhseumawu atau blang
> lancang. Kemarin tgl 25 mei selama 10 hari di banda aceh dengan misi
> 'berbeda'.
>
> Kebetulan membantu teman yg menangani pembangunan 3,000 rumah di
> wilayah satu kecamatan ; saya kebagian urusan logistik. Ada acara
> rembuk desa dihadiri wakil 22 desa. Kami minta bantuan untuk
> menurunkan semen dari truk ke gudang, agar dilakukan gotong royong
> tanpa biaya, tapi warga desa menolak meski semen ini untuk membangun
> rumah mereka :=)) mereka menuntut 'bayaran'.
>
> Berbincang dengan beberapa dari mereka yg kehilangan keluarga dan
> harta benda; saya menangkap aroma yg sama. Jiwa gotong royong warga
> aceh mulai luntur dan ini diakui oleh mereka [dalam obrolan ringan].
> Dikhawatirkan membanjirnya 'uang' untuk recovery aceh bisa membunuh
> etos kerja warga aceh. Semua sekarang diperhitungkan dengan 'uang';
> lembaga donor mungkin kurang menyadari masalah efek samping ini. Tapi
> saya hanya melihat sekeping kecil dan bukan potret keseluruhan warga
> aceh, tidak bisa dijadikan referensi.
>

Salam Ustadz Sabri,

Saya kira hal yang sama juga terjadi dibanyak tempat di Jawa juga. Dari
pengalaman hidup mereka, gotong royong itu mudah dimanfaatkan oleh orang
lain untuk kepentingan pribadinya, jadi mereka itu skeptis.

Orang Aceh kan sudah lama terpinggirkan dalam proses pembangunan daerah
mereka sendiri kerena beberapa sebab. Mereka tidak punya pengalaman untuk
jadi aktif kecuali soal politik model SIRA gitu :) . Seperti kasus temennya
ustadz yang mbangun 3000 rumah, saya nggak tahu bagaimana proses tender atau
penunjukannya, tapi apakah juga memungkinkan mereka (orang Aceh) ikut andil
didalamnya?.  Atau apa nggak sebaiknya salah satu alternatifnya, mereka itu
yang disuruh mbangun rumahnya sendiri, sedangkan pemerintah hanya melakukan
konsolidasi bahan bangunan dan bantuan biaya tenaga saja. Jadi pemerintah
datang ke Aceh, bilang ini biaya mbangun untuk 3000 rumah segini. Ada dua
alternatif, pertama dicarikan kontraktor yang bersedia mbangun rumah dengan
biaya seperti itu dengan rakyat mengawasi. Alternatif kedua, dilakukan
sendiri, pemerintah hanya akan melakukan pengadaan bahan bangunan sesuai dg.
rencana standar rumah, rakyat tinggal minta bahan bangunan dan biaya tenaga
kerja.

Mungkin akan sedikit berbeda efeknya. Ngajak mikir nantinya akan terasa
gotong royong akan lebih baik dari sendiri-sendiri.

Wassalam
Ary
NB. Salam juga buat (Calon) Nyonya Tengku Sabri :))





> Banda aceh kini hidup sampai malam, kita bisa nongkrong di warung2
> tenda yg buka sampai menjelang tengah malam. Ini barangkali gejala lain.
>
> Aceh sedang berubah ....
>
> salam
> st sabri
>
>
>
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > Assalamualaiakum
> >
> > Saya baru mendarat kembali di Banda Aceh dari Calang---di air port
> > militer---yang digunakan khusus sebagai pangkalan heli dan Twin Otter
> > United Nation Humanitarian Air Service (UNHAS) setelah melakukan
> > perjalanan udara dengan UN Heli ke Meulaboh, dilanjutkan perjalanan
> > darat ke Nagan Raya, lalu kembali lagi ke Meulaboh, dan terbang dengan
> > UN Heli ke Calang. UNHAS inilah yang menjembatani perhubungan di
> seluruh
> > wilayah bencana: NAD-SUMUT (termasuk Nias). In behalf of USAID, saya
> > dapat mengakses daerah-daerah sulit dengan Heli dan Twin gratis dari
> UN.
> > Baru 11 hari saya di Aceh, tapi sudah melakukan 7 kali penerbangan
> > dengan menggunakan 3 jenis Heli yang berbeda dan 1 Twin milik UN.
> > Teman-teman lain stay di kota Banda Aceh. Perjalanan padat dan agenda
> > pertemuan yang tidak peduli waktu dan cuaca dengan pimpinan daerah dan
> > NGOs, saya lakukan guna  merumuskan strategi TA (bantek) untuk pantai
> > barat (west coast) Aceh dan satu wilayah sejuk Aceh Besar.
> >
> > Ada beberapa cerita menarik yang ingin saya tuturkan:
> >
> > (1) Kontribusi Yang Terfokus dari NGO Asing
> >
> > Kehadiran NGO asing merupakan warna tersendiri dalam upaya-upaya
> > recovery pasca Tsunami. Yang menarik dari mereka adalah apa yang saya
> > istilahkan sendiri: "Kontribusi Yang Terfokus". Hal ini salah satunya
> > diperlihatkan oleh ESTONIA RELIEF TEAM. NGO negeri kecil ini hanya
> > memfokuskan kontribusinya pada penyediaan akomodasi dan logistik bagi
> > para kontributor yang bekerja untuk pemulihan pasca Tsunami. Tapi
> > kontribusi "kecil" ini mereka lakukan tidak setengah-setengah. Mereka
> > sangat well-equiped. Akomodasi yang mereka sediakan 'hanya' tenda tapi
> > bukan sembarang tenda. Mereka menamakan tenda besar yang disekat sekat
> > menjadi kamar-kamar ukuran kecil 2 x 1.5 m2 tersebut sebagai hotel.
> > Memang, dan pelayanannya tidak kalah dengan hotel-hotel bintang di
> > "dunia luar". Yang menarik disini adalah adanya ketertiban dan
> > keteraturan dalam kekacauan situasi. Para wakil negara donor atau NGO
> > untuk Tsunami tidak boleh sembarang masuk tenda, tapi harus check-in
> > terlebih dahulu dan harus jelas kapan mau check-out. Waktu makan
> > ditentukan, dan tentu saja terdapat sejumlah aturan yang harus ditaati.
> > Hotel Estonia itulah nama tenda tersebut. Dilengkapi AC-Listrik-tempat
> > tidur, bantal dan selimut. Kebersihan selalu dijaga. Dan resto tenda
> > yang menjadi satu kesatuan dengan tenda tersebut selalu memperlihatkan
> > expire date pada makanan yang disajikan. Fasilitas air bersih dan
> > sanitasinya cukup baik. Generator set-nya selalu di periksa  setiap
> > hari...Wireless internet yang disediakan NGO "Air Putih" membuat siapa
> > saja bisa mengakses calang-Hot Spot di tenda-tenda. Hotel Estonia
> > berlokasi satu area dengan UN Based Camp. Calang siang hari seperti
> > Kamboja tahun 1980-an dengan tentara-tentara bersenapan laras panjang,
> > malam hari seperti ada pasar malam kecil di tengah hutan, itulah UN
> Base
> > Camp
> >
> > (2) Dua Kali Sembahyang Jum'at Di Masjid YAMP Calang.
> >
> > Salah satu Masjid yang terbilang besar di Calang adalah Masjid
> YAMP-yang
> > disain tipikal-nya pernah dikerjakan oleh para arsitek ENCONA. Masjid
> > ini 'under construction' tapi sudah menjelang pulih setelah dilanda
> > tsunami.
> >
> > Yang menarik bagi saya adalah mengenai tema khutbah Jum'at yang dua
> kali
> > berturut-turut saya ikuti. Khatib jum'at 10 juni dan Jum'at 17 Juni
> 2005
> > adalah orang yang berbeda, tapi keduanya menguraikan tema yang identik,
> > yaitu: "Sebab-Sebab Terjadinya Bencana". Inti pesan yang disampaikan
> pun
> > bermuara pada kesimpulan yang sama, bahwa Tuhan tidak pernah dan tidak
> > akan pernah menganiaya hamba-hambanya, tapi manusialah yang menganiaya
> > dirinya sendiri. Ayat yang dipetik antara lain QS Al A'raf ayat 195-196.
> >
> > Saya tertegun dengan pengalaman ini, pertama; introspeksi diri yang
> > terus-menerus dilakukan oleh orang Aceh (mengingat saya mengadiri
> Shalat
> > Jum'at di Aceh 6 bulan pasca Tsunami), kedua; keberanian melakukan
> > kritik diri itu sendiri. Sungguh mengagumkan....
> >
> > (3) Aceh Yang Berubah
> >
> > Pak Darwin masih ingat dengan Proyek Reklamasi Teluk Pusong ENCONA
> dulu.
> > Untuk proyek itulah kali pertama saya ke Aceh, 1990. Belum ada Jumbo
> Jet
> > yang bisa mendarat di Bandara Blang Bintang---sekarang Bandara Sultan
> > Iskandar Muda. Tahun 1990 Aceh lebih banyak diakses lewat darat dari
> > Medan. Setelah mendarat di Bandara Polonia, perjalanan dilanjutkan
> > dengan taksi selam 8 Jam.
> >
> > Aceh kini berubah, setidaknya di mata saya.
> >
> > Dulu situasi sangat mencekam...lewat waktu Isya jarang orang yang
> berani
> > keluar rumah...tapi sekarang tidak lagi
> >
> > Saya lanjutkan nanti pak Darwin, tks
> >
> > Sambas
>
>
>
>
> WM FOR ACEH
> Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
> Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar
Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
> Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>



-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.323 / Virus Database: 267.7.8/22 - Release Date: 6/17/2005



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke