Semoga bermanfaat bagi yang mau menikah ... Isteri Kasar dan Sering ke Luar Rumah Tanpa PamitPublikasi: 22/07/2005 11:04 WIB Assalammu'alaikum wr.wb
Kami baru berumah tangga 5 bulan. Sebelumnya saya dan istri tinggal di rumah orangtua saya. Yang tinggal di rumah orangtua saya adalah ibu dan dua adik saya, sedangkan ayah saya sudah almarhum. Kedua adik saya laki-laki. Kakak-kakak saya sudah berkeluarga dan mempunyai rumah masing-masing. Saya bersaudara sembilan laki-laki dan satu perempuan. Tapi istri saya tidak betah tinggal di rumah orangtua saya dengan alasan tidak bisa menyesuaikan diri ke orangtua saya. Saya tidak tega untuk keluar dari rumah meninggalkan ibu saya. Rumah orangtua saya lumayan besar dan banyak kamar yang kosong. Ibu saya menyarankan, dari pada pindah rumah atau kontrak rumah akan banyak mengeluarkan biaya. Tapi, istri saya tetap bersikeras untuk minta pindah, dengan alasan kalau kita bertengkar bisa lebih bebas (alasan yang tidak masuk akal). Akhirnya saya minta izin ke ibu saya, bahwa saya akan pindah dari rumah ini, dan akan mencari rumah kontrakan dengan alasan saya mau belajar mandiri. Selama istri tinggal di rumah orang tua saya, saya dan istri selalu bertengkar, ada saja masalah yang dicari-carinya. Setelah tinggal bersama orangtua selama 3 bulan, akhirnya saya pindah dari rumah orang tua. Saya sangat sedih sekali meninggalkan ibu saya. Tapi, setiap minggu kakak-kakak saya dan keluarganya datang berkunjung ke rumah. Selama saya tinggal dikontrakan, saya jarang bersilaturahmi ke rumah orang tua saya, karena istri selalu menolak. Saya sudah bilang ke istri saya bahwa keluaraga saya adalah keluarganya juga. Karena istri saya di kota ini tidak ada saudaranya sama sekali. Saya juga pernah bilang ke istri saya "seandainya saya tinggal di kota kamu saya mau tidak mau harus bisa menyesuaikan ke keluarga kamu." Selama saya tinggal di rumah kontrakan, saya selalu selalu bertengkar dengan istri. Istri saya tidak akan segan-segan membanting barang-barang yang ada di sekitarnya, dan berani menunjuk-nunjuk jari telunjuknya ke muka saya dengan berkata "anjing luh...Ceraiin gue!" Saya sampai bergetar dan sambil beristifar. Waktu saya kenal sebelum menikah dengan dia, dia sama sekali tidak ada sifat kasar seperti itu. Perkataan seperti itu, sering diucapkan kalau dia sudah emosional sekali. Padahal setiap bertengkar masalahnya sepele. Sekarang istri saya sering pergi tanpa seizin saya dan tidak pulang. Saya coba hubungi ke hp-nya dan menanyakan posisinya di mana? Tapi, dia bilang saya tidak perlu tahu ia berada di mana, saya khawatir sekali dengan dia, takut terjadi kenapa-kenapa dengan istri saya. Istri saya tidak bekerja. Apa yang harus saya lakukan? Wassalamu'alaikum wr. wb. Ari Jawaban: Assalammu'alaikum wr. wb. Bapak Ari yang penyabar, sedih benar ya pak, baru 5 bulan menikah sudah ditinggalkan istri dan yang mengkhawatirkan bapak tidak tahu keberadaannya saat ini, padahal istri tidak punya sanak saudara di kota ini. Berdasarkan cerita bapak, nampaknya bapak memang belum cukup mengenali istri, sehingga merasa kaget saat mendapatkan sifat-sifatnya yang berbeda dari yang bapak ketahui. Sebagian kita kadang memang terkejut, saat mendapatkan kenyataan bahwa pasangan memiliki sifat yang tidak kita sukai, di mana hal itu tidak terungkap sebelum kita menikahinya. Namun, pernikahan merupakan sebuah komitmen ketika mau menerima kelebihannya, maka siap juga menerima kekurangannya. Memang tidak mudah menerima kenyataan pasangan tidak seideal yang kita bayangkan. Mengingat usia pernikahan yang masih sangat muda,maka memang akan dibutuhkan banyak kesabaran untuk dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan karakternya. Saya memang menyayangkan sikap istri bapak yang kasar dan "minggat" dari rumah ketika bertengkar. Ini jelas salah dan menjadi PR bapak sebagai kepala rumah tangga agar dapat membimbing istri agar bisa menyelesaikan perselisihan dengan cara yang lebih baik. Jadi jika terjadi pertengkaran dalam proses memahami dan mengenali pasangan sebenarnya hal yang wajar.Selain itu perselisihan juga menyadarkan kita bahwa masih ada yang belum pas dengan cara kita menyelesaikan masalah. Apalagi pertengkaran tersebut sampai membuat istri lari dari rumah, berarti bapak memang belum mengenalinya, dan perlu mencari jalan yang lebih efektif dalam bicara dan selesaikan masalah. Saran saya saat ini, adalah temukan dulu istri bapak dengan berusaha tetap menjaga kontak telpon atau sms dengan istri, meskipun istri saat ini nampak menolak, tapi setelah emosinya turun semoga ia mau kembali. Setelah istri kembali, bersabarlah dan berbicara dengan baik kepadanya, dengarkan keluh kesahnya, sehingga bapak dapat lebih memahami dan mengenali istri. Semoga dengan pendekatan yang baik dan selalu melakukan intropeksi dalam perjalanan rumahtangga, maka hubungan dengan istri akan semakin baik. Saya turut berdoa agar bapak dapat segera menemukan istri, dan kembali membangun rumah tangga yang lebih baik dan harmonis. Amin. Wassalammu'alaikum wr. wb. Rr. Anita W. Suami Kurang Perhatian pada Anak-AnakPublikasi: 25/07/2005 11:28 WIB Assalamualaikum Wr.Wb Ibu, sebut saja M sebagai pengganti nama saya. Saya menikah hampir empat tahun lamanya dan alhamdulillah saya telah diberikan kepercayaan oleh Allah dengan 2 anak yang sangat manis. Bu, saya dan suami saya bekerja, dan selama ini kami menitipkan kedua anak saya kepada ibu saya, dan hanya seminggu sekali saya dapat melihat anak-anak. Sementara suami saya tidak selalu hari minggu, jadi belum tentu suami saya dapat bertemu anak-anak dalam waktu seminggu sekali. Saya pernah mengajukan saran kepada suami saya, bagaimana kalau kita mencari kontrakan rumah yang dekat dengan neneknya anak-anak, biar kita bisa ketemu anak-anak setiap hari, meskipun dengan waktu yang sangat sedikit. saran itu sudah berkali kali saya ajukan kepada suami, tapi selalu tidak ada tanggapan. Sekali waktu anak saya yang kecil sakit, dan baru kali itu saya melihat anak saya tidur tidak berdaya karena sakitnya, alangkah sedihnya saya bu, pada saat sakit pun suami saya tidak bisa meluangkan waktunya untuk mengantar anak saya berobat. Bu, padahal rumah ibu saya itu lebih dekat dengan lokasi kerja suami saya, saya bingung kenapa suami selalu tidak memberikan tanggapan, apabila saya minta untuk mencari kontrakan rumah yang bisa membuat kita kumpul dengan anak anak. Suami saya selalu bilang takut tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kalau harus menambah uang untuk bayar kontrakan yang sedikit lebih besar dari yang sekarang. Padahal bu, sebetulnya selisihnya hanya sedikit. Bu, apa yang kita cari untuk siapa kalau bukan untuk anak-anak kita, dan buat saya bertemu anak-anak adalah hal yang paling penting. Anak saya yang kedua yang paling kurang mendapatkan perhatian dari saya atau pun suami saya, karena anak saya yang pertama sangat manja dan kolokan. Bu tolong kasih saya saran, karena selama ini saya selalu berprasangka kalau suami saya itu tidak ada perhatian kepada saya mau pun anak-anak. Wassalam, Ibu M. Jawaban: Assalammu'alaikum wr. wb. Ibu yang sholehah, rasanya ada rasa bersalah juga ya ,Bu, membiarkan anak tinggal terpisah dari orang tua. Tentu dengan begitu anak jadi tidak mendapat cukup perhatian dan pendidikan langsung dari orang tuanya. Memiliki anak zaman sekarang memang tidak mudah karena demikian banyak tuntutan yang harus dipenuhi agar anak dapat hidup layak. Akibatnya banyak orang tua yang ekstra keras bekerja demi tercukupinya kebutuhan materi. Namun, akibat kesibukannya, orang tua kadang lupa bahwa sebenarnya ada yang lebih penting dibutuhkan anak selain materi yaitu kedekatan dan interaksi anak dengan orang tua dan itu kebutuhan non-materi yang penting diperoleh anak sedini mungkin. Jika kemudian anak dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kemudian anak tumbuh menjadi manusia yang tak sesuai harapan orang tua. Karena anak-anak memang tidak dibesarkan langsung oleh kedua orang tuanya. Saran saya intropeksi kembali keputusan kedua orang tua harus bekerja sehingga harus terpisah dari anak. Benarkah harus seperti itu? Dan sampai kapan hal tersebut harus berlangsung? Apa harus dua orang tua yang bekerja atau cukup satu saja yang fulltime? Harus ada target waktu yang jelas untuk kondisi yang beresiko, karena ketidakpastian akan membuat ibu dan bapak terlena dan terbangun saat kesulitan datang. Kemudian tetapkan juga aturan untuk dapat meminimalkan dampak negatif yang akan diterima, seperti tentukan frekuensi pertemuan dengan anak,bagaimana memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka meski jauh. Semua itu seharusnya ibu bicarakan detil bersama suami, sebelum keputusan bekerja. Dan sesibuk-sibuknya selalu bicarakan kembali efektifitas dari keputusan sebelumnya dan kemungkinan melakukan perubahan. Saat anak masih kecil, memang belum terlalu dirasakan dampak perlakuannya tidak memberi perhatian pada anak. Namun, akan lebih dirasakan saat mereka tumbuh dewasa sehingga orang tua kadang menjadi kaget bahkan merasa tidak kenal anak sendiri. Jadi bu, ingatkan kembali suami akan kewajiban sebagai orangtua sebelum terlambat. Ingat bahwa materi dapat mudah digantikan namun apa yang telah hilang dari dalam jiwa dan diri anak akan sulit bahkan takkan dapat dikembalikan karena waktulah penentunya. Wallahu'alambishawab. Wassalammu'alaikum wr. wb. Rr. Anita W. --------------------------------- Start your day with Yahoo! - make it your home page [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/