METRO TV ON THE BLOG: Bicara soal Sophia, jadi ingat Mini Sophia, sosok misterius yang berstatus karyawati METRO TV, kini banyak dibincangkan di berbagai milis dan blog sejak ia membeberkan borok-borok di stasiun televisi milik Surya Paloh tersebut. Di kantornya yang berlokasi di kawasan Kedoya, Sophia pun jadi bahan gunjingan siang malam. Tak cuma itu, kemunculan penampakan bernama Sophia yang penuh tanda tanya juga membuat teman-teman sekantornya sibuk berburu bayang-bayang: "Yang mana ya orangnya?"
Tanggapan di blog dan milis pun bermunculan: ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang mencerca, ada yang bersimpati. Ada yang berkomentar nyinyir, ada pula yang santun. Siapa sih Sophia itu sebenarnya? Tak begitu penting rasanya, karena saya sudah berjanji merahasiakan jati dirinya - untuk selamanya. Tentang bentuk bibirnya yang mirip Sophia Latjuba, rokoknya yang Marlboro Menthol, usianya yang 27 tahun, dan statusnya yang masih lajang - sudahlah, anggap saja itu sebagai bumbu penyedap curhatnya belaka. Bicara tentang Sophia saya jadi teringat Mini, karyawan Microsoft yang setiap hari mengkritik pedas tentang perusahaannya melalui weblog-nya. Mini ibarat 'red-hot-chilli-pepper' yang bisa bikin orang yang dikritik kebakaran jenggot. Bedanya, Mini adalah seorang blogger, sedang Sophia bukan - mungkin belum ada waktu untuk bikin blog sendiri. Bedanya lagi, kritikan Mini sungguh amat kejam, sedangkan Sophia cuma sekadar menabur keluh kesah melalui perantara - yaitu via blog dan milis yang saya kelola. Selama setahun ini Mini menjadi duri dalam daging bagi raksasa piranti lunak itu, dengan melakukan kritik-kritik anonim terhadap perusahaan tempatnya bekerja itu. Mini tak kenal basa-basi. Ia menyebut Microsoft "idiot lamban yang tak bersemangat dan dipenuhi birokrasi." Namun blog ini juga penuh humor, cerdas, dan menawarkan saran tulus untuk memperbaiki Microsoft. Steve Ballmer, CEO Microsoft, dan mungkin juga Bill Gates, cuma bisa mengelus dada atas sepak terjang karyawannya yang berjuluk Mini itu. Apalagi mereka kini lagi pusing karena perusahaannya kalah pamor dibandingkan Google. Dulu Microsoft menjadi impian orang-orang terpintar. Kini, staf-staf pentingnya malah hengkang ke Google atau perusahaan lain. Microsoft juga memunculkan berbagai masalah baru di beberapa negara. Di Indonesia, Microsoft ditengarai menggunakan kekuatan BSA (Business Software Alliance) untuk merazia piranti-piranti lunak bajakan di warnet-warnet. Belum terungkap, berapa dana yang digelontorkan oleh Microsoft melalui BSA untuk operasi yang melibatkan kepolisian dan para preman itu. Yuk, kita kembali ke sosok Mini. Ballmer sendiri mengaku tak pernah membaca blog-nya Mini. "Saya punya banyak sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi di perusahaan. Saya rasa saya cukup mengetahui posisi kami dan pandangan orang tentang kami. Saya tak yakin blog selalu menjadi tempat terbaik untuk mengetahui segala sesuatu. Orang menulis blog dengan berbagai alasan, yang mungkin representatif mungkin juga tidak," ucap Ballmer kala diwawancarai Business Week di Venetian Hotel, Las Vegas. Yang saya tahu, Microsoft mewajibkan seluruh kantor cabangnya yang tersebar di berbagai negara, termasuk PT Microsoft Indonesia, untuk memantau setiap detiknya sajian berita di media massa yang terkait dengan bisnisnya, baik berita yang bernada positif, netral maupun negatif. Juga dipantau segala berita yang memajang tingkah laku para pesaing bisnisnya. Pada siang harinya, mereka musti mengirim seluruh data yang berisi rangkuman berita tersebut ke kantor pusat Microsoft di AS. Dari intisari 'media tracking' tersebut, sebagian kebijakan perusahaan diputuskan. Meski blog-nya Mini hanyalah satu dari sekitar 2.000 blog yang dimiliki staf Microsoft, blog ini telah menjadi tempat berkumpul virtual bagi karyawan. Secara anonim, ratusan karyawan menyalurkan rasa frustrasi mereka disana tanpa khawatir terkena sanksi. Mini telah menjelma bak pahlawan rakyat kecil, seperti dituliskan Jay Greene dan Heather Green untuk majalah Business Week. Kebetulan mereka berdua berhasil mewawancarai Mini di sudut kedai kopi Starbuck, Seattle, AS. Sebelumnya mereka butuh waktu cukup lama untuk meyakinkan Mini agar mau ditanya-tanya. Berikut penggalan kisah Jay dan Heather saat janjian sama Mini: "Saya tak harus berganti taksi dua kali dan menyusup ke garasi gelap di pinggiran kota pada pukul 2.00 - seperti Bob Woodward untuk bisa berjumpa Deep Throat ketika mengungkap kasus Watergate. Alih-alih demikian, kami sepakat bertemu di Starbucks pukul 17.45 waktu setempat. Tandanya: ia akan membawa Microserts, buku legendaris tahun 1995 mengenai kehidupan karyawan pada masa-masa awal Microsoft Corp. Saat saya masuk, buku itu tergeletak di meja kanan saya. Jantung saya berdebar. "Mini?" ucap saya sambil menjulurkan tangan. "Senang sekali berjumpa dengan Anda." Tentu saja Mini hanyalah nama samaran - seperti halnya Sophia. Dari namanya, mungkin Anda menduga bahwa ia berjenis kelamin perempuan. Tetapi sebenarnya Mini adalah seorang lelaki tulen yang berpenampilan santun dan lemah lembut. Ia memang memberi izin kepada Business Week untuk membeberkan tentang jenis kelaminnya. Tapi cuma sebatas itu, tak lebih. Titik. Para pengunjung situsnya Mini dan blogger lainnya menggambarkan Mini sebagai karyawan yang paling mungkin menyelamatkan Microsoft - dan paling mungkin dipecat. Mini mahfum bahwa dirinya menjadi incaran. Kecil kemungkinan bahwa ia akan kehilangan pekerjaan jika para bos Microsoft mengetahui identitasnya. "Mereka pasti mempertimbangkan publisitas buruk yang muncul akibat memecat saya," ujar Mini. Namun, tetap ada kekhawatiran bahwa mereka akan menyingkirkan Mini untuk memberi pelajaran bagi yang lain. Lantas, mengapa membahayakan karier dengan membongkar aib perusahaannya? "Selama ini, Microsoft sangat baik kepada saya. Saya benar-benar ingin memperbaikinya. Saya benar-benar ingin berbuat sesuatu yang berguna," katanya. Mungkin Sophia juga punya alasan serupa: Ingin METRO TV menjadi lebih baik lagi. Mini mulai memasang tulisannya pada Juli 2004, tanpa banyak berharap bakal banyak dibaca orang lain. Ia tak melacak jumlah pengunjung. Namun sebuah posting (kiriman surat elektronik) belum lama ini mengenai ketidakadilan sistem penilaian karyawan memicu 150 surat balasan. Kebanyakan tampaknya berasal dari sesama karyawan Microsoft. Terkadang, Mini khawatir, surat-suratnya dapat merugikan Microsoft. Namun, ia percaya bahwa kemungkinan yang lebih besar adalah semua itu bakal menjadi kekuatan pendorong bagi terciptanya perubahan yang sangat dibutuhkan. "Terkadang Anda harus menghancurkan sebuah desa untuk menyelamatkannya," ujarnya. Toh, ia berharap, kejadiannya tak seekstrem itu. Mini memberi contoh mengagumkan mengenai fenomena yang tengah menyapu AS: blogger karyawan! Mereka menyoroti kondisi kerja di perusahaannya dan mengungkapkan segala rasa frustrasi secara terbuka. Bisik-bisik karyawan tiba-tiba disiarkan ke publik. Akibatnya, karyawan memegang kekuasaan besar - dan bisa berdampak baik ataupun buruk. Malah, perimbangan kekuasaan antara perusahaan dan karyawan mungkin tengah bergeser. Analis Charlene Li dari Forrester Research menyarankan kepada perusahaan untuk tak menekan blogger mereka. "Anda bisa memilih menyembunyikannya atau mendengarkan suara-suara itu dan mengatasi permasalahan yang terungkap," ujarnya kepada Business Week. Kapan fenomena ini akan merasuki relung-relung kehidupan bisnis di Indonesia? Semua tergantung pada Anda, para buruh yang mengabdi pada tuannya demi lancarnya gaji bulanan Anda. Saya amati, gejalanya sudah ada, tinggal menunggu momen yang tepat saja. Wahai para pemilik dan pengelola perusahaan, bergegaslah mengantisipasi akan hantaman baru yang datang bertubi-tubi bak tsunami melalui tulisan-tulisan kritis para karyawan. Yeah, blog adalah jawabnya. Blog adalah tempatnya. Melalui blog dan milis, Anda bisa tuangkan opini dengan mudah tanpa perlu marah-marah sambil melempar-lempar benda mati. Anda bisa meracik beragam isu tanpa perlu berteriak-teriak sambil menenteng spanduk dengan penuh emosi . Dengan blog, Anda juga tak perlu lagi berdemo di jalanan sambil berpanas-panas di terik mentari. Rasanya juga lebih efektif dan efisien, kan? Terus terang, saya tak mau bilang cara baru 'berunjuk rasa' via blog itu lebih santun. Tapi, saya yakin, suatu saat tak diperlukan lagi serikat pekerja dan semacamnya yang malah menciptakan birokrasi baru. Tolong jangan dengarkan RM Roy Suryo, karena ia amat benci blog dan semacamnya. "Blog itu kampungan. Itu kan cuma trend sesaat," ujar pedosen yang merangkap jadi petinggi Partai Demokrat tersebut. Yang kini jadi pertanyaan: Sudah siapkah Anda jadi Sophia? Sudah siapkah Anda jadi Mini? Sudah siapkah Anda menuangkan opini? Sudah siapkah Anda membeber kebobrokan kantor sendiri? Dirajut dari cuplikan beberapa artikel di majalah Business Week edisi 5 Oktober 2005 Salam Blog, Radityo Djadjoeri your online buddy e: [EMAIL PROTECTED] Ingin tengok Mini? Klik: http://minimsft.blogspot.com Ingin baca naskah lengkap wawancara Business Week dengan Mini? Klik: http://businessweek.com/extras Ingin buka akun di blog seperti Mini? Klik: http://www.blogger.com atau http://www.multiply.com (perpaduan antara blog, milis, dan jaringan pertemanan) Ingin berkomentar untuk Sophia? Langsung saja klik: http://mediacare.blogspot.com (search - key word: sophia) ======================================================= METRO TV: Keluh kesah Sophia Sebut saja namanya Sophia Gara-gara postingan tentang PHK di METRO TV yang merebak di internet pada awal minggu ini, stasiun televisi milik Surya Paloh tersebut geger. Rapat divisi personalia (HRD) langsung digelar seharian penuh. Para karyawan tak lagi berbisik-bisik dari meja ke meja, tapi kini mulai berani berdiskusi kelompok membahas isu hangat itu secara terbuka. Nah, seorang karyawan tv swasta yang bermarkas di kawasan Kedoya tersebut mengontak saya. Ia bilang ingin ketemu saya sekaligus untuk curhat. Sore menjelang magrib di hari Selasa (27/9), kami pun bersua di sebuah kedai kopi di Plasa Senayan, Jakarta. Terus terang, baru dalam hitungan bulan saya kenal dengannya, itu pun cuma sekilas pada sebuah acara, tapi seperti sudah kenal lama saja. Maaf, nama asli dan jabatannya dengan terpaksa saya rahasiakan. Untuk mudahnya, sebut saja namanya Sophia. Saya berikan nama samaran itu karena bentuk bibirnya sungguh mirip Sophia Latjuba - salah satu artis favoritku. Sebelumnya ia berucap terima kasih soal postingan itu. "Dengan ramainya gunjingan tentang segala kejadian di METRO TV ini semoga membuat pimpinan kami matanya jadi terbuka, karena sebetulnya keluhan kami lebih dari yang mas ungkapkan via milis," tutur Sophia yang sudah hampir 5 tahun bergabung di METRO TV. Tanpa banyak basa-basi, ia langsung membeberkan suasana kerja di METRO TV saat ini. "Aku tak mau berkomentar soal isu penculikan Meutia-Budiyanto di Irak dan kekhilafan 'Babe' (baca: Surya Paloh) di politik, aku cuma mau ngasih gambaran suasana kerja terkini di METRO TV saja," ujar Sophia sambil menyeruput ice cappucino yang baru saja dihidangkan oleh sang pramusaji di meja kami. Lalu ia menghisap dalam-dalam sebatang rokok Marlboro Menthol kegemarannya. Agaknya Sophia ingin membatasi topik perbincangan agar tak melebar kemana-mana. Saat pertemuan itu, ia juga melepas seragam biru mudanya, diganti dengan kaos ketat warna putih polos dipadu dengan celana jeans belel. Sungguh nampak serasi. Angkanya masih simpang siur Menurut pengakuan Sophia, bergulirnya isu PHK di tubuh METRO TV memang bikin sebagian karyawan panik. Hal itu sudah terjadi hampir tiga bulan lalu. Berapa angka karyawan yang akan di-PHK pun masih simpang siur. Seminggu lalu ada yang menyebut 400 orang. Kemarin seorang mantan wartawan sebuah majalah berita mingguan yang ketemu koleganya di METRO TV bilang yang akan di-PHK hanya 200 orang saja. Dan terakhir, pemimpin redaksi METRO TV Don Bosco Salamun kala diwawancarai detik.com (Senin, 26/9) cuma menyebut 10 orang saja. Mana yang benar? Apa 10 orang itu hanya untuk bagian pemberitaan saja? Bagaimana dengan bagian yang lain? "Soal angka yang simpang siur, itu sepenuhnya kesalahan bagian personalia. Mustinya jauh-jauh hari mereka mengumumkan secara resmi dan terbuka siapa-siapa saja yang akan di-PHK dan kapan itu terjadi, biar tak jadi ramai begini dan terus terang bikin kami resah," jelas Sophia. "Dengan cara seperti itu, kayaknya bagian personalia sengaja mau bikin para karyawan dihantui ketakutan selama berbulan-bulan," tambah Sophia yang di usia 27 tahun masih juga melajang. Minim karyawan tetap, banyak karyawan kontrak "Jumlah 400 orang yang akan di-PHK tersebut memang masih jadi teka-teki yang menyebar di kalangan teman-teman di kantor. Tetapi akhir bulan ini makin jelas, bahkan sebagian teman-teman sudah ada yang keluar dari METRO TV," jelas Sophia. "Saya setuju saja kalau ada karyawan yang di-PHK karena performanya tak bagus. Tapi kalau ada orang berprestasi tapi juga terkena PHK dengan alasan efisiensi, hmmm....itu sungguh tak wajar. Ada faktor apa ya?" Ia beberkan pula bahwa karyawan tetap di METRO TV jumlahnya tak seberapa, mayoritas karyawan kontrak. Menurut Sophia, ada yang masa kerjanya sudah 5 tahun tetapi statusnya masih karyawan kontrak. Ada juga karyawan PLWT (pekerja lepas paruh waktu) alias 'freelance', yang kerjanya gila-gilaan tetapi gajinya kecil. Dengan status itu, manajemen mudah mendepaknya tanpa perlu memberi pesangon. Namun Sophia enggan berkomentar apakah cara METRO TV merekrut karyawan seperti itu melanggar UU Perburuhan atau tidak. Manajer personalia yang keterlaluan "Dimana-mana kalau mau pecat karyawan, musti mencari kiat yang jitu dan memberi jalan keluar yang terbaik pada karyawannya. Pemecatan adalah jalan terakhir kalau memang tindakan karyawan tersebut sudah tak dapat ditolerir," jelas Sophia. PHK, menurutnya, bukan hanya memutuskan hubungan kerja, tapi juga membuat derita satu keluarga. "Ini bisa memicu bertambahnya angka kriminalitas. Satu orang dipecat, bisa tumbuh 3-4 orang kriminal dalam lingkaran keluarganya. Bayangkan bila yang dipecat 400 orang, dan mau jadi apa kita? Apa aman kita hidup ditengah orang-orang kriminal? Bagaimanapun orang demi perut akan menghalalkan segala cara. Sedangkan manajer personalia METRO TV dengan entengnya pernah bilang begini: "Saya sih sudah biasa memecat ribuan karyawan, kalau cuma ratusan begini, ini sih ringan." Astaghfirullah! Sebegitu rendahkah pemikiran dia? Sophia hanya bisa mengelus dada. Efisiensi yang malah bikin buntung Sophia sebenarnya setuju-setuju saja kalau perusahaannya mau efisien di segala bidang. Menurutnya itu wajar, dan di METRO TV sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Misal sambungan telepon dibatasi hanya 2 menit saja, "Itu bagus, biar telepon tak banyak dipakai untuk ngerumpi para karyawan," ujar Sophia. Tapi ada juga hal menyedihkan sekaligus menggelikan. Maunya efisien tapi malah bikin buntung. Contohnya saat DOM Aceh menggema, METRO TV mengirim 6 sopir ke Aceh untuk membawa 4 mobil. Dengan alasan efisiensi, mereka harus menempuh jalan darat yang saat itu rawan kalau tidak membawa KTP Aceh. Targetnya, dalam hitungan dua hari mereka harus tiba di Banda Aceh. Anehnya, manajemen tidak memberi uang penginapan, hanya uang makan (SPJ) saja. Jadi yang satu nyetir mobil, satunya lagi tidur - begitu terus bergantian. Mobil dipaksa kerja nonstop. Nah, begitu iring-iringan mobil itu memasuki sebuah kota di Sumatra, kecelakaan beruntun terjadi. Bruk! Manajemen pun musti merogoh kocek untuk biaya bengkel plus pengobatan. Yang tadinya mau irit, malah tekor - alias buntung. "Saya heran, kenapa waktu itu METRO TV tak bekerjasama dengan TNI AU saja. Mereka kan punya Hercules di Halim PK untuk membawa mobil itu ke Aceh melalui udara. Kalau toh ada biaya, rasanya tak terlalu mahal," kenang Sophia. Full KKN "Full KKN". Itu istilah yang dipakai Sophia untuk menyebut bahwa di tubuh METRO TV kini marak praktik KKN. Menurutnya, di masa awal-awal beroperasinya METRO TV, stasiun tv tersebut benar-benar bersih - alias bebas dari KKN. Yang baru saja terungkap adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh Setyorini Harputranti dari bagian keuangan senilai Rp 1,229,270,071. Kasus ini sudah disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 21 September 2005 lalu. Yang belum terungkap? Masih bejibun! Kalau berkaitan dengan abjad N (= Nepotisme), Sophia menunjuk praktik titipan boss dan pejabat agar anak atau kerabatnya bekerja di METRO TV. Ia juga menyayangkan tak adanya larangan suami istri bekerja di satu kantor. "Di METRO TV ada beberapa suami istri yang kerja disini, bahkan ada yang satu bagian. Ini kan nggak sehat," keluh Sophia. Kesenjangan, pemicu ketidak puasan Tujuan orang bekerja selain untuk mempraktekkan ilmu atau keahlian yang dipunyainya, juga demi menyambung hidup. Menurut Sophia, sebenarnya standar gaji yang diterapkan oleh METRO TV jauh di atas standar UMR. Namun kalau dalam praktiknya ada kesenjangan, bisa memicu ketidak puasan. Di METRO TV, ternyata sudah lama terjadi perlakuan yang berbeda dari manajemen kepada masing-masing departemen. Contohnya antara departemen sales marketing dan pemberitaan. "Seorang teman saya yang reporter berkeluh kesah soal penugasan ke luar kota. Ia musti naik kereta dan mendapat uang menginap ala kadarnya, sedangkan tim sales marketing naik Garuda dan menginap di hotel berbintang lima," tutur Sophia. Ia tak setuju kalau tim peliput itu disejajarkan dengan buruh kasar, sementara tim sales marketing itu dianggap bagian paling vital, ibarat pualam yang musti dijaga dan diperlakukan prima. Masih terkait dengan tim peliput, kala Gus Dur lengser, METRO TV berhura-hura karena untung besar dengan naik tajamnya pemasukan iklan. Pasalnya, beberapa program di METRO TV meraih rating tinggi. Tapi siapa yang menangguk untung? Para produser yang cuma ongkang-ongkang kaki dapat hadiah mobil. Sedangkan tim lapangan seperti reporter, kameraman, dan driver cuma mendapat ucapan terima kasih. "Kenapa bukan mobil itu diuangkan untuk penghargaan atau kenaikan gaji seluruh karyawan yang terlibat? Kenapa mobil itu tak dijadikan kendaraan operasional liputan saja, toh para produser selain bergaji tinggi juga semuanya sudah punya mobil?" jelas Sophia. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, banyak reporter dan kamerawan kebingungan karena saat liputan mobil METRO TV habis atau tidak layak pakai lagi alias turun mesin. Mereka terpaksa harus naik taksi untuk tugas lapangan. Penuh aroma wewangian METRO TV dikenal lihai merekrut para karyawannya. Penamplan fisik jadi perhatian utama. Di departemen sales & marketing yang jadi ujung tombak perusahaan, misalnya, dikenal gudangnya cewek-cewek cantik dan berpenampilan necis plus penuh aroma wewangian. Namun Sophia amat menyayangkan, sebagian dari mereka berperangai sombong dan suka pamer kemewahan. Hedonis habis. "Kalau METRO TV kekurangan duit, mustinya salahkan dong ke mereka kenapa tidak bisa jualan," keluh Sophia. Ia beberkan pula bahwa banyak diantara mereka masuk ke METRO TV karena titipan pejabat atau kenalan boss. Mereka bergaji gede tapi di departemen itu dikenal banyak manipulator, bandit dan penjilat. "Bayangkan mas, di satu divisi ada tiga GM yang kinerjanya patut dipertanyakan." Babe sudah jauh Sophia menyayangkan, kesibukan Babe yang luar biasa di dua dunia - bisnis dan politik - membuatnya tak punya waktu lagi untuk ngobrol dengan karyawan seperti dulu, khususnya sama karyawan golongan kecil. "Babe sekarang sudah jauh," keluh Sophia dengan nada sedih. Tanpa bermaksud membela Babe, Sophia memuji Babe yang punya sifat 'ngemong', plus bersikap tegas. "Kalau ada sesuatu yang melenceng, Babe akan marah. Pernah ada bawahan kurang ajar yang didamprat habis-habisan karena mengatasnamakan Babe tanpa sepengetahuannya," jelas Sophia. Ia beri contoh program infotainment milik Jeremy Thomas bertajuk 'Tangkal' dan 'Spicy'. Demi menaikkan rating dan iklan, mereka terima program kacangan seperti itu. Begitu Babe tahu, ia sangat marah, dan memutuskan kontrak secara sepihak. Lalu siapa yang salah? Orang-orang yang dekat dengan Babe dan mengatas namakan Babe, dan juga Babe sendiri yang terlalu percaya dengan bawahan-bawahannya itu. Nasib sopir-sopir METRO TV yang terombang-ambing Lalu Sophia, bagaimana kalau kamu termasuk yang dipecat? Apa yang akan kamu perbuat? Sudah siap lahir batin? "Tak masalah kalau saya dipecat dari METRO TV. Tapi sepertinya sih saya tak masuk daftar. Saya kan sudah berstatus karyawan tetap. Dengan masa kerja lima tahun, saya bisa mendapat pesangon dengan jumlah lumayan. Uang itu bisa saya depositokan, lalu saya bisa kerja freelance," jawabnya enteng. Ia malah sibuk memikirkan nasib karyawan kecil macam sopir yang jumlahnya sekitar 100 orang. Pada awal 2005, mereka pernah akan dipecat, tetapi batal karena banyak karyawan yang tak setuju. Dulu mereka akan ditampung oleh Toyota Rent A Car (TRAC) dengan syarat melamar ulang. Rencananya, TRAC akan dikontrak oleh METRO TV untuk urusan operasional. "Bisa mas bayangkan, betapa repotnya kalau kita mau liputan. Kalau nggak ada sopir, lalu liputan pakai apa? Pakai sepeda? Pakai nunggu angkutan umum yang sama susahnya seperti taksi? Kenapa bukan orang-orang sales saja dan GM yang jumlahnya berlebihan saja yang dipecat. Kalau GM saja gajinya sekira Rp 40 juta - Rp 50 juta per bulan, kan bisa menutupi gaji sekitar 20 - 30 karyawan golongan kecil," tukas Sophia. Nasib para sopir yang terombang-ambing itu kembali diganggu gugat oleh manajemen: lemburan mereka dipotong sehingga pemasukan mereka kian menipis. "Kenapa manajemen memotong recehan dari orang-orang kecil? Justru buat mereka uang recehan itu amat berharga untuk menyambung hidup diri dan keluarganya." Kabarnya, 100 sopir METRO TV itu harus hengkang per Desember 2005 mendatang - tepat pada saat kontrak mereka berakhir. Agaknya sopir bukanlah tenaga multi skills yang diharapkan manajemen METRO TV, seperti dituturkan oleh Don Bosco kepada detik.com. "Mereka bisanya cuma mengemudikan dan merawat mobil, tak ada skill yang lain. Sopir jadi reporter? Sopir merangkap kameraman? Sopir jadi newscaster? Mimpi kali yeee!" ledek Sophia. Ia malah setuju kalau para GM itu yang dipecat untuk membantu menutupi biaya operasional perusahaan. Don Bosco kembali ke SCTV? Nah, kabar cukup kencang juga berhembus di METRO TV bahwa Don Bosco Salamun, pemimpin redaksinya, bakal cabut dari METRO TV, kembali ke SCTV - stasiun tv yang pernah menaunginya. Ia akan menggantikan posisi Karni Ilyas yang dikabarkan lagi dalam 'proses pembajakan' oleh ANTV. Yah, kalau kabar ini benar, saya ucapkan selamat berkiprah buat mereka berdua di tempat baru. Kalau kabar itu ternyata keliru, ya mohon maaf. Sophia, terima kasih! Tak lupa saya ucapkan terima kasih buat Sophia yang telah meluangkan waktu untuk curhat bersama saya. Terima kasih juga buat Mr X dan Mr Y yang sudah berbisik ke telinga kanan saya dua minggu lalu. Diantara ratusan karyawan METRO TV, Sophia cuma sekrup - juga Mr X dan Mr Y. Suatu saat sekrup itu akan aus, digantikan sekrup-sekrup baru. Tapi saya sungguh salut dengan keberanian dan kekritisan Sophia - walau itu penuh risiko. Ia bukan tipe penjilat, dan ia tak suka ABS (Asal Babe Senang). Saya yakin, di METRO TV masih banyak Sophia-Sophia lainnya. Mereka adalah Kartini yang sebenarnya - berjuang demi kemaslahatan bersama, bukan cuma untuk kepentingan diri dan golongannya. Salam, Radityo Djadjoeri e: [EMAIL PROTECTED] METRO TV - tv station www.metrotvnews.com 20 November 2000 PT Media Televisi Indonesia Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya, Kebon Jeruk, Komplek Delta Kedoya, Jakarta Barat 11520 t: (021) 581-2088/89, 583-00077 f: (021) 583-00066, 583-02139 581-6365, 581-0044 e: [EMAIL PROTECTED] ______________________________________________________________ Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com http://indonesiana.multiply.com --------------------------------- Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/