Utk suatu negara disebut demokratis berarti harus lulus uji beberapa kriteria, umumnya adalah
- adanya pemilu yg bebas dan rahasia - adanya lembaga2 negara yg dibedakan yudikatif, eksekutif dan legislatif yg independen - lembaga legislatif memiliki hak penuh utk menentukan UU - tidak adanya lembaga tak terpilih oleh rakyat yg memiliki hak veto yg mengikat - adanya kebebasan pers - adanya partisipasi masyarakat dalam politik - dihargainya hak kepemilikan pribadi (property rights) dsb. Kelihatannya di Iran itu ada pemilu tetapi masih mirip jaman Orba bahwa calon2 legislatifnya harus lulus seleksi 'keislaman' spt juga harus lulus seleksi P4. Terus adanya adu tawar dilingkungan pemerintah saja tidak cukup utk mengkategorikan bahwa negara tsb sudah demokratis. Silahkan nilai sendiri apakah Republik Iran memenuhi kriteria demokratis selengkapnya. Mungkin ada baiknya jika bung MQ ini juga mulai membaca buku2 filsafat Barat, dan melihat perkembangan pemikiran Barat mulai dari Socrates s/d Derrida. Tanpa membaca buku2 ini akan sukar mengerti alur pemikiran para bule ini dan akibatnya diskusi akan hanya berslogan ria tanpa analisa yg mantap. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ana Muammar Qaddhafi, cucuc Abah HMNA, mendapat amanah dari Abah mulai menjelang pertemgahan Ramadhan untuk mengirim e-mail ke WM dan MD, apa yang menurut ana punya pertimbangan sendiri, dengan syarat ana tidak diizinkan untuk ikut diskusi. Ini ana kirim sepenggal salinan dari tulisan Abah Seri 092, bagaimana tata-negara demokrasi barat perlu belajar dari "theokrasi"=nya Iran > > Wassalam > MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQ MQQMQMQMQMQMQMQQMQ > > . > Kalau saya tidak salah dalam sebuah acara sejenis tangkas cerdas di televisi, yang juru omongnya (MC) adalah Rano Karno, ada pertanyaan tentang sebuah negara fundamental Islam, theokrasi, dan dikatator. Remaja kita peserta tangkas cerdas itu tidak ada yang dapat menjawab. Maka dengan rasa bangga Rano Karno membacakan, bahwa itu adalah negara Iran. > > Itulah prasangka yang dibungkus kemasan teori ilmiyah disalurkan melalui jalur tata-komunikasi barat. Benarkah Iran itu sebagai suatu negara, ataupun kelompok-kelompok pejuang Islam adalah kaum fundamentalis, yang berbahaya bagi demokrasi barat, menurut Huntington? > > Kantor Berita Reuter, yang dimuat di Fajar 10 Agustus 1993 yang lalu, menyiarkan seperti berikut: "Rafsanjani yang dilantik Rabu lalu untuk menduduki kursi kepresidenan selama empat tahun untuk yang kedua kalinya, menunjuk tim pemerintahannya yang beranggotakan 23 orang. Dia mengajukan nama-nama tersebut melalui sepucuk surat yang dibacakan dalam majelis. Sedemikian jauh tidak segera ada indikasi dari kalangan konservatif (dalam majelis) apakah mereka akan menerima seluruh menteri yang diusulkan oleh Rafsanjani tersebut." > > Ada pepatah, nilai warisan budaya moyang kita yang masih relevan hingga kini: Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu gamang jua. Ini berlaku pula bagi Huntington. Huntington, sang Tupai ini akhirnya gamang juga, oleh berita yang dikutip di atas itu. Apabila kita sedikit jeli, berita tersebut mengungkapkan bahwa teori tentang ancaman fundamentalisme Islam yang membahayakan demokrasi barat, tidak membumi. Teori tersebut ditolak oleh realitas dari dunia empiris. > > Selama ini saya menyangka bahwa sistem pemerintahan negara yang berbentuk republik hanya dua jenis: Kabinet persidensial dan kabinet parlementer. Itulah demokrasi barat. Lalu bagaimana dengan sistem pemerintahan Republik Islam Iran? Cobalah baca penggalan berita: Sedemikian jauh tidak segera ada indikasi dari kalangan konservatif (dalam majelis) apakah mereka akan menerima seluruh menteri yang diusulkan oleh Rafsanjani tersebut. > > Rafsanjani mengusulkan menteri ke majelis. Apa artinya itu? Proses pembentukan pemerintahan dilakukan presiden bersama-sama dengan majelis. Terus terang belum pernah saya dengar sebelumnya proses pembentukan pemerintahan seperti itu dalam ilmu tatanegara. Demikian pula melalalui berita itu dapat kia lihat bagaimana Syari'at Islam "wa amruhum syura baynahum", dan urusan mereka dimusyawarakan di antara mereka, dijabarkan ke dalam Ilmu Fiqh dalam ruang lingkup ketatanegaraan oleh ummat Islam yang Syi'ah. Sebelum membaca berita itu saya belum tahu tentang penjabaran Syari'at ke dalam Fiqh di kalangan Syi'ah itu, karena saya bukan Syi'ah, namun saya sangat berterima kasih kepada Syi'ah oleh karena ilmu saya bertambah (terlepas dari perbedaan theologi antara Ahlu sSunnah dengan Syi'ah). > > Semestinya pers kita merengguk keluar menjadi milik kita istilah fundamentalis Islam dari tata-komunikasi barat dengan memberikannya konotasi yang positif. Sebab bukankah fundamentalis berarti Ahlu sSunnah? Fundamentalis Islam adalah ahlu sunnah, bukan teokrasi dan bukan pula diktator, terlebih-lebih lagi bukan terroris. Huntington perlu belajar dari fundamentalis Islam tentang proses yang sangat demokratis dalam pembentukan kabinet. Bagaimana tuan Huntington dan para pengagumnya yang ada di kampus-kampus Perguruan Tinggi di Indonesia? WaLlahu a'lamu bishsshawab. > > *** Makassar, 22 Agustus 1993 > [H.Muh.Nur Abdurrahman] > [Penggalan dari Seri 092, Arus Informasi Tentang Isu Demokrasi, Fundamentalisme dan Terrorisme > Antara Prasangka, Teori dan yang Empiris] > > > ----- Original Message ----- > From: Anti Teokrasi > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, October 31, 2005 15:45 > Subject: Re: [wanita-muslimah] Heboh Novel The Da Vinci Code > > > SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO <[EMAIL PROTECTED]> wroteBoleh tanya engga?.....anti teokrasi itu juga berarti anti Tuhan engga ya? > ______________________________________________________________________ _____ > > > Lik Yoso, > ya nggak lah yauw. teokrasi itu adalah sistem pemerintahan yang mencatut nama tuhan untuk kepentingan manusia itu sendiri. sedangkan anti tuhan itu ya damien omen (pernah nonton filemnya belum?). di agamanya situ mungkin disebut dajjal ya. > > anti teokrasi itu cuma anti terhadap sistemnya bukan orangnya. anti teokrasi itu temen baiknya tuhan. kita mesra-mesra aja kok (temen tapi mesra). nggak pernah saling mencatut nama masing-masing untuk nakut-nakutin orang (dengan neraka jahanam). apalgi maksa-maksa untuk menjadi seperti golongan sendiri. > > bahasa sononya: aku sira dudu liyan (we are just the same). > > Noteo > > > [Non-text portions of this message have been removed] > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/