Hanya iseng ingin memberi tanggapan pada KUN FA YAKUN ini. Secara penafsiran 
yang diulas oleh Pak Chodjim sudah sangat sesuai sekali. Tetapi saya sering 
musykil dengan beberapa terjemahan "maka" ini. Sehingga kadang-kadang ada 
yang menafsirkan prosesnya seperti simsalabim abrakadabra. Secara harfiyah, 
memang FA artinya adalah "maka". Contoh terjemah surah Yasin, ("Jadilah!" 
maka terjadilah ia). Penafsiran Pak Chodjim menurut saya sangat tepat.

Kita cermati penggunaan kalimat ayat tersebut. KUN adalah "syarat" dan 
setiap "syarat" harus ada "jawab syarat." Kaidah bahasa Arab menyatakan, 
apabila jawab syarat itu fi'il mudhari' (bentuk kalimat yang menunjukkan 
present atau future), maka i'rabnya jazam. Selain itu (dan beberapa bentuk 
kata lain sesuai hukumnya masing-masing), maka jawab syarat harus didahului 
oleh FA. Pada ayat ini, jawab syarat adalah fi'il mudhari'. Kalau 
menggunakan pola struktur yang asli, maka seharusnya KUN YAKUN yang artinya 
"jadi! maka jadilah" dalam konotasi seketika. Tetapi kalimat ayat ini 
menggunakan FA sebagai jawab syaratnya yang bisa kita peroleh kandungan 
makna:
1. Menggunakan syarat ("jadilah!") dan jawab syarat ("terjadi") mengandung 
makna kemestian. "Bila Allah berkehendak, Dia berkata: jadilah! pasti 
terjadi."
2. Menggunakan FA sebagai "jawab syarat" [dalam kalimat yang seharusnya 
tidak menggunakan] mengandung makna bahwa "terjadi" (jawab syarat) berada 
dalam suatu proses dan tidak mesti saat itu juga.
3. Jawab syarat tetap menggunakan fi'il mudhari' mengandung makna yang 
menunjukkan bahwa setiap proses dalam "jawab syarat" itu ("terjadi") berada 
dalam lingkup syarat ("jadilah!') yaitu kehendak-Nya.

Karena itu, kadang-kadang dalam terjemahan kalimat yang seperti ini saya 
sering tidak menggunakan kata "maka", tetapi lebih senang menggunakan kata 
"niscaya" = "jadilah! niscaya terjadi."

Jadi canggihnya penggunaan kalimat dalam ayat ini, pendapat yang menolak 
teori evolusi juga benar dengan merujuk kepada setiap sesuatu yang ada dalam 
proses tanpa melihat prosesnya. Pendapat yang mendukung teori evolusi juga 
benar, karena setiap proses sebelum pembentukan ciptaan secara utuh itu juga 
berada dalam kehendak-Nya.

Terima kasih

Aman

----- Original Message ----- 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, December 06, 2005 12:01 PM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Kesetaraan : sebuah ILUSI....... !!!


> Mas Yos,
>
> Miring atau tidak itu terletak di pikiran kita. Kalau kita tidak menutup 
> pikiran kita, dan membuka diri kita untuk menerima cahaya Allah, insya 
> Allah Dia sendiri yang menurunkan ilham kepada hati hamba-Nya.
>
> Ketika kita mencoba memahami ayat-ayat Alquran, maka kita jangan mengambil 
> sepotong-sepotong. Caranya, bila kita ingin mengetahui masalah penciptaan, 
> maka bacalah semua --sekali lagi semua ayat-- yang berkaitan dengan 
> penciptaan. Tentu, ada lat bantunya, yaitu bahasa Arab, agar kita tidak 
> digiring oleh pihak penerjemah.
>
> Contohnya, ya di Surah al-Insan atau Surah yang ke-76 itu. Di situ, yaitu 
> ayat 1, Tuhan menyentil manusia tentang kehadiran diri manusia di bumi 
> ini. Disebutkan bahwa ada saat manusia dalam "hiin" min "al-dzahr" yang 
> belum dapat disebut sebagai manusia. Hiin itu artinya waktu, sedangkan 
> dzahr itu artinya masa (age). Dari ayat pertama ini sosok manusia 
> diingatkan bahwa pada mulanya ia bukan sosok manusia, tapi sosok yang 
> belum bisa disebut sebagai manusia.
>
> Begitu..., Mas Yos. Katanya, panjenengan senang kebenaran ilmiah yang 
> sudah ada di Alquran, lha koq malah mundur lagi begitu? Jadi, miringnya di 
> mana?
>
> Katanya, sampeyan bisa menerima penjelasan kosmologi yang bersesuaian 
> dengan Alquran, lha koq isinya kosmologi malah menakutkan? :))
>
> Ayat Alquran sendiri yang memberitahu kita bahwa kalau Allah berkehendak 
> menciptakan sesuatu, Allah membuatnya berdasarkan proses seperti di Surah 
> 87. Karena Allah itu tidak bergantung kepada siapa pun, maka proses 
> penciptaan oleh Tuhan itu sendiri dalam bahasa Alqurannya dikatakan "KUN 
> FA YAKUN". Kun artinya "jadilah". Fa artinya "maka" yang bermakna ada 
> sebuah proses dalam penciptaan itu. Hasilnya disebut "yakun", bukan 
> "kana". Yakun artinya "akan menjadi". Kalau "kana" artinya telah menjadi. 
> Sehingga, kalau kalimatnya "KUN KANA", maka benarlah terjemahan "Jadilah, 
> sudah jadi".
>
> Jangan setengah-setengah kalau mengaji, Mas Yos. Nanti, malah tidak 
> mengerti isinya Alquran. :)
>
> Wassalam,
> chodjim
>




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke