Ketika Bible Masuk Pesantren
Adian Husaini Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Sejumlah sekolah dan pesantren di Ponorogo, sebagaimana diberitakan Republika (Kamis, 5/1/2005), menerima kiriman Bible dari sebuah kelompok/lembaga Kristen di Indonesia. Banyak yang mengecam tindakan kelompok Kristen tersebut, baik dari kalangan Kristen maupun Islam. Masalah semacam ini, tentu saja, bukan hal baru. Di daerah-daerah bencana, seperti Aceh, penyebaran Bible kepada umat Islam, sering kali ditemukan. Berbagai protes sudah dilayangkan, tetapi hal semacam ini terus saja berlangsung. Inti masalahnya ialah pada soal misi Kristen atau Kristenisasi, yang oleh kaum Kristen dipandang sebagai kewajiban suci yang wajib mereka emban. Kitab Markus, 16:15 menyerukan: ''Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk.'' Maka, baik kelompok Protestan maupun Katolik di Indonesia, sama-sama menegaskan bahwa misi Kristen harus tetap dijalankan. Dari kalangan Protestan, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Dr AA Yewangoe, menegaskan: ''Setiap agama mengklaim diri sebagai yang mempunyai misi dari Tuhan, yang mesti diteruskan kepada manusia. Klaim ini adalah klaim imaniah yang tidak dapat diganggu gugat. Memang, tidak dapat dibayangkan sebuah agama tanpa misi, sebab dengan demikian, tidak mungkin agama itu eksis. Agama tanpa misi bukanlah agama. Tanpa misi, gereja bukan lagi gereja.'' Meskipun begitu, Yewangoe mengimbau agar misi Kristen dilakukan cara-cara yang santun, dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Ia, misalnya, tidak setuju dengan penggunaan cara mendatangi rumah orang Islam dan mengajak orang Islam masuk Kristen. (Suara Pembaruan, 5/12/2005). Sejak lama disebarkan Pembagian Bible kepada kaum non-Kristen telah lama dilakukan di Indonesia. Tahun 1962, H Berkhof dan IH Enklaar, menulis buku berjudul Sedjarah Geredja, (Djakarta: Badan Penerbit Kristen, 1962), yang menggariskan urgensi dan strategi menjalankan misi Kristen di Indonesia. Berikut ini ungkapan mereka: ''Boleh kita simpulkan, bahwa Indonesia adalah suatu daerah Pekabaran Indjil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit Firman Tuhan. Pelaksanaan tugas raksasa itu selajaknya djangan hanya didjalankan dengan perkataan sadja tetapi djuga dengan perbuatan. Segala usaha Pekabaran Indjil jang sudah dimulai pada masa lalu, hendaknya dilandjutkan, bahkan harus ditambah. Penerbitan dan penjiaran kitab2 kini mendapat perhatian istimewa. Penterdjemahan Alkitab kedalam bahasa daerah oleh ahli2 bahasa Lembaga Alkitab, yang sudah mendjadi suatu berkat rohani jang tak terkatakan besarnya, harus terus diusahakan dengan radjin. Perawatan orang sakit tetap mendjadi suatu djalan jang indah untuk menjatakan belas-kasihan dan pertolongan Tuhan Jesus terhadap segala jang tjatjat tubuhnya. Pengadjaran dan pendidikan Kristen pun sekali2 tak boleh diabaikan oleh Geredja. Dengan segala djalan dan daja upaja ini Geredja Jesus Kristus hendak bergumul untuk merebut djiwa-raga bangsa Indonesia dari tjengkeraman kegelapan rohani dan djasmani, supaja djalan keselamatan jang satu2nya dapat dikenal dan ditempuh oleh segenap rakjat.'' Di kalangan Katolik, misi Kristen juga sangat ditekankan. Meskipun pasca Konsili Vatikan II, Gereja Katolik mengubah sikap eksklusifnya terhadap agama-agama non-Katolik. Tahun 1990, induk Gereja Katolik di Indonesia, yaitu Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menerjemahkan dan menerbitkan naskah imbauan apostolik Paus Paulus VI tentang Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern (Evangelii Nuntiandi), yang disampaikan 8 Desember 1975. Dalam dokumen ini dikatakan: ''Pewartaan pertama juga ditujukan kepada bagian besar umat manusia yang memeluk agama-agama bukan Kristen. Agama-agama bukan kristen semuanya penuh dengan 'benih-benih Sabda' yang tak terbilang jumlahnya dan dapat merupakan suatu 'persiapan bagi Injil' yang benar... Kami mau menunjukkan, lebih-lebih pada zaman sekarang ini, bahwa baik penghormatan maupun penghargaan terhadap agama-agama tadi, demikian pula kompleksnya masalah-masalah yang muncul, bukan sebagai suatu alasan bagi Gereja untuk tidak mewartakan Yesus Kristus kepada orang-orang bukan Kristen. Sebaliknya Gereja berpendapat bahwa orang-orang tadi berhak mengetahui kekayaan misteri Kristus.'' Jadi, misi Kristen untuk mewartakan Kristus kepada umat Islam dan agama-agama lain, adalah ajaran pokok dalam Gereja. Karena itu, kaum Kristen merasa wajib menjalankan perintah itu, dengan cara apapun, sesuai situasi dan kondisi; ada yang secara terang-terangan membagi-bagikan Bible kepada umat Islam, dengan cara menujukkan keteladanan, dan sebagainya. Jadi, ketika kaum Kristen membagi-bagikan Bible kepada umat Islam, perlu dipahami, mereka sedang menjalankan ajaran agamanya. Kaum Muslim tidak perlu terlalu risau, sebab umat Islam juga memiliki kewajiban dakwah kepada internal umat dan kepada kaum non-Muslim, termasuk Kristen. Bagi kaum Muslim, kaum Kristen disebut sebagai ''kafir'' dan umat Islam wajib menyadarkan mereka dari kesesatannya (QS 5:72-75, 3:104). Dalam Rakernas MUI, 1-3 Desember 2005 lalu, seorang pimpinan MUI wilayah mengusulkan agar umat Islam juga menyiapkan kader-kader dai khusus untuk berdakwah ke kaum Kristen dengan cara mendatangi Gereja-gereja dan rumah-rumah orang Kristen, menyadarkan mereka agar meninggalkan agamanya. Usulan ini digantung, menunggu tuntasnya masalah SKB 1/1969. Fakta Bible Sebelum menolak Bible masuk pesantren atau sekolah-sekolah Islam, umat Islam, khususnya para kiai, mubaligh, dan guru-guru Muslim, baiknya memahami dengan cermat, fakta dan realitas Bible itu sendiri. Bible Perjanjian Baru (The New Testament) ditulis antara tahun 60-90 M, atau sekitar 30-60 tahun setelah masa Yesus. John Young, dalam Christianity, menyebut bahwa Gospel Markus adalah yang tertua dan selesai ditulis sekitar tahun 65 M. Sedangkan Dr C Groenen OFM, dalam bukunya, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, menulis: ''Karangan tertua (1Tes) ditulis sekitar tahun 41 dan yang terakhir (entah yang mana) sekitar tahun 120.'' Dalam bukunya, Groenen menjelaskan perbedaan antara Konsep Alquran sebagai ''firman Allah'' dan Bible sebagai 'firman Allah'. Dia menulis, bahwa di kalangan Kristen, Bible juga disebut 'firman Allah yang tertulis'. Tetapi, beda dengan Alquran, Bible adalah ''Kitab suci yang diinspirasikan oleh Allah.'' Karena itu, teks Bible, tidak dianggap sebagai wahyu yang tanzil. Hanya saja, perdebatan di kalangan Kristen tentang makna ''inspirasi'' itu sendiri, hingga kini belum berakhir. Steven Leks, dalam bukunya, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, menyimpulkan: ''sejumlah besar teolog berpendapat bahwa masalah itu sesungguhnya tak terpecahkan. ('there is no solution to this problem').'' Masalah otentisitas dan variasi teks Bible selalu menjadi perdebatan di kalangan Kristen. Menurut Prof Bruce M Metzger, dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak adanya dokumen Bible yang orisinal saat ini, dan (2) bahan-bahan yang ada pun sekarang ini bermacam-macam, berbeda satu dengan lainnya (A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, 1975). IJ Satyabudi, dalam bukunya, Kontroversi Nama Allah (2004), mengungkapkan bahwa penemuan arkeologi biblika sejak tahun 1890 M, sampai 1976 M, telah menghasilkan 5.366 temuan naskah-naskah purba kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani. Naskah-naskah itu berasal dari tahun 135 M sampai tahun 1700 M yang terdiri dari 3.157 manuskrip yang bervariasi ukurannya.... Dari 5366 salinan naskah itu, beberapa sarjana Perjanjian Baru menyebutkan adanya 50 ribu perbedaan kata-kata. Bahkan ada beberapa sarjana yang menyebutkan angka 200 ribu-300 ribu perbedaan kata-kata. Karena ini, kaum Kristen tidak punya Kitab induk dalam bahasa aslinya (Yunani Kuno) yang menjadi rujukan terjemahan Bible seluruh dunia. Maka, wajar jika dijumpai perbedaan dan perubahan yang ''sangat dinamis'' dalam teks Bible itu sendiri. Sebagai contoh, Kitab Imamat 11:7-8 versi LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), tahun 1971 adalah: ''dan lagi babi, karena sungguhpun kukunya terbelah dua, ia itu bersiratan kukunya, tetapi dia tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu. Djanganlah kamu makan daripada dagingnya dan djangan pula kamu mendjamah bangkainya, maka haramlah ia kepadamu.'' Tetapi ayat yang sama versi LAI tahun 2004, sudah mengganti kata ''babi'' menjadi ''babi hutan'': ''Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.'' Kondisi teks Bible semacam ini jauh berbeda dengan kondisi Alquran, yang tetap dipegang teguh umat Islam, dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Dengan fakta Bible semacam itu, umat Islam tidak perlu terlalu risau dengan penyebaran Bible oleh kelompok Kristen tertentu ke lembaga-lembaga Islam. Cara-cara kaum Kristen itu memang tidak etis. Tetapi, kaum Muslim jangan sampai terkesan ''ketakutan'' atau ''khawatir'' dengan masuknya Bible ke pesantren atau sekolah-sekolah Islam. Yang penting, para kiai atau guru-guru Muslim memahami Alquran dengan baik dan mengetahui realitas Bible yang sebenarnya. Wallahu a'lam. --------------------------------- Yahoo! Photos Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, whatever. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/