----- Original Message ----- From: "Ilham Firdaus" <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, January 30, 2006 5:18 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kekerasan pada anak: kisah Nabi mengorbankan anak.
> On Monday 30 January 2006 17:08, kila4tb1roe wrote: > IF>Assalamualaikum. Wa'alaykumsalam mas Ilham, Maaf ya email yang kemarin belum sempet terbaca. Tapi mending yang ini saja ya, karena lebih singkat dan padat. Terutama karena Anda nyebut-nyebut saya terus he he he he trims karena ingat. Mohon dibaca sampai selesai (kalau memang dibaca). > > Saya terkesan dengan keputusan Nabi ketika terjadi perjanjian > > hudaibiyah. Sebagian besar para sahabat tidak setuju terhadap > > keputusan Nabi, bahkan sebagai aksi protes mereka tidak menjalankan > > ritual ibadah Qurban. Kemudian Nabi sendiri melakukan ritual haji > > ditempat itu juga. > > IF>Well, saat itu perang. Kalo kita melihat latar belakang perjanjian > Hudaibiyah maka sampailah kita ke kesimpulan bahwa dalil diatas (walaupun > sebenarnya belum bisa dibilang sebuah dalil) sama-sekali tidak bisa dijadikan > alasan. > Ya jangan berhenti sampe disitu dong mas Ilham. Masa langsung "sampailah kita ke kesimpulan...". Penalarannya itu lho...silahkan dibabar dong... Kalau yang lain menyimpulkan dianggap pake tools yang salah, kalo Anda yang menyimpulkan langsung merasa diri sudah bener... > > > Sering kali kita terjebak dalam pemberhalaan terhadap ritual dan > > mengesampingkan essensi dari ritual ibadah tsb. Memang Ibadah tanpa > > ritual tidak akan menarik tapi ritual tanpa essensinya merupakan suatu > > perbuatan yang sia-sia. > > IF>Asalkan kita tidak salah menangkap essensi ritual ibadah, memang saya juga > setuju. > Tapi sayangnya banyak orang (termasuk dalam kasus qurban dalam diskusi ini) > mengira bahwa mereka menemukan 'essensi suatu ibadah' padahal sebenarnya > mereka telah membuat-2x sendiri essensi ibadah itu (essensi salah kaprah) > karena mereka menganalisa dengan cara yang salah (tidak menggunakan tools > yang benar). Lebih parah lagi bahwa mereka telah 'menuhankan' otak mereka > sampai mereka berani merubah2x apa yang sudah diajarkan oleh Alloh SWT dan > Rasululloh SAW. > > > saya juga sempet kepikir untuk mengganti qurban dengan bentuk uang, > > mengingat banyak sekali saudara kita yang sedang tertimpa bencana > > alam. Toh essensi dari Qurban sendiri adalah kepedulian kepada sesama > > dengan mengorbankan sebagian kecil dari apa yang kita miliki. Semacam > > shadaqoh masal yang selalu di ingatkan minimal 2 kali dalam setahun > > (idul fitri dan idul adha). Tapi berhubunga di daerah saya ada > > lingkungan yang lumayan miskin, kambing yang disumbangkan cuman 2. > > Jadi saya enggak jadi berupa uang dan tetap memilih dalam bentuk > > kambing dengan pemikiran bahwa ada kebahagiaan bagi orang2 > > dilingkungan tersebut turut serta dalam ritual ibadah qurban. > > IF>Well, I don't think so. Sorry. > Buat Mas Ary: "ini adalah sebuah contoh metode induktif yang dilakukan oleh > manusia tanpa memulai dari source (Qur'an dan Hadits) melainkan mereka > memulai dari apa yang terjadi pada lingkungan muslimun, untuk menarik sebuah > kesimpulan (mendalilkan). Well, Sorry juga, mas Ilham kembali saya harus bilang Anda itu sangat mudah berprasangka buruk dengan saudaranya sendiri. Dan itu jelas sangat dilarang dalam Islam. Dilarang bukan karena berprasangka buruk itu "dosa" yang dilarang Allah (Maha Suci Allah dari segala sesuatu yang remeh temeh) tapi karena hal itu merugikan semua orang terutama Anda sendiri. Silahkan Anda lihat penalaran Anda sendiri yang akhirnya menyimpulkan temen-temen ini "menuhankan pikirannya " sendiri. Saya harus bilang mas Ilhamlah yang menuhankan pemikirannya sendiri, karena semua pendapat orang lain (yang berbeda dengan Anda) ditarik ke arah fiqh "situasi normal". Dan ketika anda dihadapkan pada nash tertentu anda membuatnya sebagai "urusan perang yang darurat". Jadi mas Ilham, Anda semaunya menetapkan hukum sesuai dengan keingainan sendiri. Mas Ilhamlah yang menuhankan pendapat anda sendiri spt. yang anda tuduhkan pada temen-temen anda ini. Apa ada penalarannya menggunakan mantiq selain hanya klaim-klaim penuh prasangka? Apa betul Anda sudah berusaha menyelami apa yang dimaksud oleh temen-temen ini?. Begitu mudahnya anda bicara spt. itu apalagi sampai mengklaim bahwa anda sudah menggunakan tools yang benar, yang sampai sekarang saya belum lihat anda gunakan selain sebagai "alat" untuk mencerca saudara sendiri. Al-Quran dan Sunnah Anda gunakan sbg alat untuk memakan bangkai saudara sendiri. Mohon dibaca pelan-pelan dan diresapi mas Ilham paragraf berikut. Dalam benak saya, ketika mas kilatbiru dan mbak Ferona mengatakan hal di atas tidak terpikir sedikit pun mereka itu lancang. Nggak sembarangan orang sampai pada kesimpulan spt. itu. Niatnya pun saya yakin tidak untuk membuatnya menjadi "mahzab fiqh baru". Tapi tidak lebih suatu "pensikapan terhadap realita". Realita yang bagaimana? Realita yang sederhana saja dan jamak, ketika anda punya uang 1 juta ditangan dan dihadapkan pada keputusan untuk membeli hewan Kurban atau memberikannya kepada fakir miskin, mereka memilih yang terakhir. Walaupun mas kilatbiru dengan melihat situasinya malahan nggak jadi bersedekahnya, karena melihat bahwa membeli hewan Kurban itu bisa memberikan kebahagiaan bagi lingkungan itu lebih dibanding kalu diberi sedekah. Apakah ide mereka itu "induktif" yang salah yang nggak ada presedennya jaman Rasul ? Ada mas Ilham...bahkan banyak... Apa mas Ilham tidak tahu ttg hadits Rasulullah saw tentang seorang yang oleh Rasulullah saw dianggap sebagai satu-satunya yang hajinya mabrur tahun itu. Padahal beliau tidak jadi naik haji karena mengurus tetangganya yang kelaparan? Dia memilih untuk tidak naik haji dibandingkan mengurus tetangganya yang kelaparan!!! Ijtihad model apa ini???? Apa nggak baca Quran dan Hadits ???? Ketika Rasul masih hidup dan menjanjikan sorga bagi yang hajinya mabrur, eh dia memilih bersedekah, membuka mahzab baru apa yak BERSEDEKAH LEBIH UTAMA DARI NAIK HAJI he he he he Tapi toh Rasul malah membenarkan hal itu... Bisa jadi pada hakekatnya bisa saja mbak Ferona telah dianggap berkurban yang lebih baik dibanding kita-kita yang hanya berkurban zhahir tapi tidak memberi manfaat apapun thd diri kita selain kehilangan 1 juta rupiah dan makan daging hari itu padahal di sekeliling kita orang papa luar biasa. Bisa kelihatan kan mas Ilham, bagaimana posisi awal kita dalam berdiskusi sangat menentukan apakah kita dapat EMAS atau hanya dapat SAMPAH dari suatu diskusi. Dan itu terserah kita memang untuk memilih. Termasuk ketika berurusan dengan "musuh bebuyutan" Anda yaitu JIL ;-) Wallahua'lam bishowab. Wassalam Ary ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/