Semoga bermanfaat.

----- Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/13/2006 12:03 PM -----


'AIDH AL-QARNI: KUNCI SURGA ITU MILIK ALLAH, BUKAN DI TANGAN MANUSIA 




Ditulis oleh Mansyur 

Thursday, 09 March 2006 

Kunci surga itu milik Allah, bukan milik manusia manapun. Jadi kita tidak 

perlu pusing atau khawatir. Memang kalau kunci surga itu berada di tangan 

salah seorang manusia maka mungkin dia hanya mengizinkan jamaah atau 

kelompoknya saja untuk masuk ke dalam sorga. 

 

Demikian dikatakan oleh ulama muda kondang Arab Saudi, Dr. ‘Aidh Abdullah 

al-Qarni, dalam sebuah acara silaturahmi dengan sebagian aktifis dakwah di 


Hotel Sofyan (Cikini), Ahad, 5 Maret 2006, yang diselenggarakan penerbit 

buku Pustaka Al-Kautsar dan Qishti Press. Diantara yang hadir nampak 

Syeikh Ibrahim (direktur LIPIA), Syekh Muhammad Kholaf, Ustadz Abdullah 

Jaidi (Ketua Majelis Dakwah PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah), dan Ustadz 

Abdullah Baharmuz yang juga memandu acara ini.  Sebagai penerjemah adalah 

Muhammad Ihsan dari Pustaka Alkautsar.

 

Syeikh Al-Qarni berkunjung ke Jakarta dalam rangkaian acara Jakarta 

Islamic Bookfair. Beliau didatangkan khusus oleh penerbit Qishti Press, 

yang menerbitkan buku super best seller karyanya “LA TAHZAN” dan “Menjadi 

Wanita Paling Bahagia.” Selain bertemu dengan para pembaca nya di Islamic 

Bookfair, Syeikh Al-Qarni juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan 

umat Islam di beberapa masjid di ibukota.

 

Syeikh Al Qarni sangat prihatin dengan berkembangnya budaya menghujat dan 

mencaci maki ulama dan gerakan Islam saat ini, yang dilakukan sementara 

kalangan. Bahkan dirinya juga sering menjadi korban celaan dan fitnah 

seperti itu di negaranya, antara lain dituduh sebagai khawarij dan 

murji’ah.



“Kenapa kita tidak sibuk memperbaiki diri kita sendiri, dan baru kemudian 

berusaha memperbaiki orang lain? Kenapa kita sibuk mengumpulkan 

kesalahan-kesalahan para du’at (da’i) lalu kemudian mengekspos nya di 

berbagai media, ceramah, dan buku? Padahal Rasulullah saw.  dalam sebuah 

hadits hasan mengatakan, “Beruntunglah orang yang menyibukkan diri dengan 

mengetahui dan memperbaiki aib-aibnya sendiri.”



Sahabat Abu Darda ra. juga pernah mengatakan: “Kalian menghisab orang lain 


seolah-olah kalian adalah para Tuhan! Padahal kalian adalah hamba-hamba 

dan manusia biasa.”

Masalah ini cukup mendominasi presentasi Syeikh Al-Qarni, terutama dalam 

jawaban beliau saat tanya jawab. Selain soal diatas, Syekh al-Qarni juga 

secara singkat berbicara  tentang isu karikatur Rasulullah saw., bom 

syahid, terorisme, dan adab menasehati penguasa.



Dalam presentasinya, Syeikh Al Qarni secara garis besar menyampaikan 3 

(tiga) amanat: 



“Pertama: Kita memiliki kewajiban untuk memberi pemahaman yang benar 

kepada manusia tentang agama Islam. Di tengah jumlah penduduk yang 210 

juta jumlahnya di Indonesia ini, kami lihat masih begitu banyak kejahilan 

dan ketidakpahaman terhadap Islam. Ditambah lagi Islam disini telah banyak 


mengalami pengaburan. Karena itu kita punya kewajiban untuk memberi 

pemahaman Islam yang benar kepada mereka.



Kedua: Jangan sampai kita disibukkan dengan saling bantah satu sama lain, 

saling menyerang satu jamaah dengan jamaah yang lain, karena itu akan 

menyebabkan kita terhalangi untuk menyampaikan risalah Al-Islam yang 

sesungguhnya, yang diturunkan untuk seluruh umat manusia di bumi ini. 

Mengapa kita menghabiskan usia dan waktu kita dengan usaha-usaha saling 

menjatuhkan satu sama lain, padahal dunia sedang menunggu kita 

menyampaikan risalah Islam yang sesungguhnya. 

 

Syeikh Abdul Aziz bin Baz sendiri sudah memberikan nasihat dan fatwa bagi 

kita agar tidak menyibukkan diri kita dengan menyingkap-nyingkap aib 

saudara sesama kaum muslimin. Beliau menasihatkan kita untuk membuat 

manusia mencintai Islam ini dengan cara mengindarkan diri dari 

kebiasaan-kebiasaan semacam itu.

Ketiga:  Kita harus mewujudkan persatuan kaum muslimin, karena kita 

sesungguhnya adalah umat yang satu. Kenapa umat muslimin yang ada di 

Jakarta tidak bisa bersatu dengan kaum muslimin yang ada di Mauritania? 

Padahal sekarang orang-orang kafir, musuh-musuh Allah SWT sedang bersatu 

untuk menjatuhkan kaum muslimin. Saya pernah mengunjungi Amerika dan saya 

lihat bahwa sesungguhnya dalam diri mereka itu berpecah-belah, tapi saat 

memerangi Islam mereka bersatu padu.”





*****

 

Berikut ini transkrip panjang ceramah dan tanya jawab Syekh Al-Qarni 

setelah edit bahasa. Agar lebih mudah diikuti, penyajian transkrip ini 

dilakukan per masalah (item). Transkrip dan edit ini dilakukan oleh: 

Mansyur Alkatiri (Balitbang PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah). 

Pembukaan:



Kita bertemu malam ini bukan karena keturunan atau interest-interest lain, 


tapi hanya karena ikatan kalimat laa ilaaha illallah, karena Allah 

Subhanahu Wa Ta’ala.



Saudara-saudara kita di Saudi Arabia menyampaikan salam pada Antum semua, 

kaum muslimin Indonesia. Dari khadimul haramaian asy-syarifain, para 

ulama, dan dari berbagai pihak yang terus bekerja dan bergerak di bidang 

dakwah Islam. Mereka sangat memuji Anda sekalian sebagai bangsa yang 

besar, sebagai sebuah bangsa yang mempunyai akhlak dan perilaku yang 

mengagumkan. 



Kami sampaikan apresiasi dan terima kasih yang luar biasa karena Antum 

telah membantu menyebarluaskan kitab LA TAHZAN – Jangan Bersedih, meski 

sebetulnya Antum di Indonesia ini sebenarnya tidak perlu bersedih karena 

Antum punya tiga hal yang sangat menguntungkan, yaitu: Air yang sangat 

banyak, pemandangan yang sangat hijau, dan wajah yang berseri-seri 

menyenangkan. Kami berharap, sandainya memungkinkan air-air ini dan 

pemandangan hijau itu bisa juga dipindahkan ke Arab Saudi. Meskipun itu 

tidak mungkin dilakukan, tapi Insya Allah mudah-mudahan Allah 

mempertemukan kita di Surga Firdaus.

*****



Tentang Jamaah-Jamaah Islam:



Saya hamba yang fakir ini, secara pribadi tidak berafiliasi ke salah satu 

jamaah manapun. Saya bukanlah seorang tablighi, atau ikhwani, atau anggota 


hizbut tahrir dan semacamnya. Saya ingin menyampaikan pelajaran yang saya 

peroleh dari interaksi saya dengan para ulama, terutama dengan Syekh Abdul 


Aziz bin Baz, Muhammad Sholeh al-Utsaimin, dan Syekh Nashiruddin al-Albani 


rahimahumullah jamii’an. Mereka semua menasehati kami, bahwa hendaknya 

yang menjadi titik tolak pergerakan kita ini adalah kembali kepada ajaran 

Allah Subhanany Wa Ta’ala yang sesungguhnya.



Saya adalah orang yang tidak setuju dan melawan segala bentuk TASYHIR atau 


penggembor-gemboran kejelekan dan kesalahan jamaah-jamaah Islam itu. Kita 

harus mengakui bahwa jamaah-jamaah Islam yang ada itu semuanya telah 

berijtihad, telah berusaha sungguh-sungguh untuk menyampaikan agama Allah 

SWT. 

Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Jamaah Tabligh telah melakukan perjuangan dan 


dakwah dengan cara yang mereka anggap sebagai cara yang benar. Syeikh Al 

Abdul Aziz bin Baz telah bertemu dengan beberapa dari mereka, seperti 

Muhammad Quthb (Mesir), Syekh Az-Zindani (Yaman), dan lainnya. Dan Syekh 

Abdul Aziz bin Baz mengatakan bahwa mereka adalah IKHWAN kita semua, dan 

mereka (Jamaah Ikhwanul Muslimin) telah memberi manfaat yang sangat banyak 


pada kaum muslimin. Bahwa mereka punya kesalahan, kita semua juga punya 

kesalahan. Insya Allah kami akan mengingatkan mereka. Tidak ada manusia 

yang maksum. Kita semua bukan malaikat, jadi semua punya kesalahan. Hanya 

Rasulullah saw. manusia yang maksum. 

Beliau (Syekh Bin Baz) mengingatkan kita agar jangan menyibukkan diri 

dengan kesalahan-kesalahan itu, dengan mengekspose kesalahan atau 

kekeliruan mereka, lalu kita dengan sengaja meninggalkan musuh-musuh Allah 


yang sudah nyata, dari kaum Nasrani dan Yahudi, yang berusaha menyerang 

dan menjatuhkan kaum muslimin.

Dimana kita meletakkan akal sehat kita? Kenapa kita tidak mengambil 

manfaat dan kebaikan dari sisi-sisi baik jamaah-jamaah yang ada itu, dan 

kemudian menyampaikan nasehat dan meluruskan kesalahan mereka? 

Jamaah Tabligh telah menyampaikan Islam ke berbagai belahan dunia, sampai 

ke Kanada, Australia, bahkan ke Cina, dan banyak wilayah dunia lainnya. 

Ikhwanul Muslimin juga seperti itu, dan seperti kita tahu di Turki dan 

Hamas Palestina yang kini dikaruniai Allah.



Kenapa kita tidak sibuk memperbaiki diri kita sendiri, lalu kita kemudian 

baru berusaha memperbaiki orang lain? Kenapa kita sibuk mengumpulkan 

kesalahan-kesalahan para du’at lalu kemudian mengekspos nya di berbagai 

media. Dalam sebuah hadits yang di HASAN kan oleh sebagian besar ulama 

hadits, Rasulullah saw. mengatakan yang artinya: “Beruntunglah orang yang 

menyibukkan diri dengan mengetahui dan memperbaiki aib-aib nya sendiri.”



Sahabat Abu Darda pernah mengatakan: “Kalian menghisab orang lain 

seolah-olah kalian adalah para Tuhan! Padahal kalian adalah hamba-hamba, 

manusia biasa.”

Saya adalah seorang tolabul ilmi yang kecil, belum sampai pada derajat 

ulama-ulama besar. Di Arab Saudi saya dengan beberapa teman mendapatkan 

tuduhan dari sementara orang sebagai pelaku bid’ah, sang khawarij, dan 

sebagainya. Lalu saya pergi bersama beberapa teman menemui Syekh Abdul 

Aziz bin Baz dan menyampaikan hal itu. Syekh bin Baz mengatakan, hendaklah 


kita menghisab mereka dengan sebaik-baiknya. Janganlah kita kembalikan 

omongan mereka sebagaimana mereka ngomong. Cukup dengan bahasa yang lemah 

lembut. “Tulislah berbagai syair sebagai balasan atas omongan mereka. 

Insya Allah mereka mendapat hidayah dari Allah SWT,” kata Bin Baz. 



Dan beliau (Syeikh bin Baz) juga mengatakan, saya bisa saja melakukan 

kesalahan. Dan saya tumbuh, besar, dan berkembang di sebuah negara yang 

dipenuhi dengan para ulama, dimana setiap ada satu kesalahan yang 

disampaikan pasti akan diberikan peringatan oleh para ulama besar. Beliau 

juga mengatakan, dirinya akan sangat berterima kasih bila ada seseorang 

yang memberikan nasihat kepadanya. Dalam salah satu ceramah di Jeddah, 

beliau mengatakan: “Ada seseorang  yang memberi catatan yang meluruskan 

kesalahan saya waktu saya menyampaikan satu bait syair. Dan saya 

menyampaikan rasa terima kasih pada orang yang meluruskan itu.” 



Alhamdulilah, kunci surga itu adalah milik Allah SWT dan bukan milik 

seorang manusia pun. Kita tdk perlu pusing, tdk perlu khawatir, karena 

kalau kunci surga itu berada di tangan salah seorang manusia maka mungkin 

dia hanya mengizinkan jamaah nya saja, kelompoknya saja, untuk masuk ke 

dalam sorga. 



Surga itu punya 8 (delapan) pintu, dan satu pintu saja lebarnya seperti 

antara Al Quds sampai San’a, ribuan mil jaraknya. Bagaimana seseorang bisa 


mengatakan hanya kelompoknya saja dengan jumlah yang terbatas yang bisa 

masuk ke dalam surga? Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:  “Hamba-hamba 

Allah SWT itu secara umum terbagi tiga kelompok: Ada yang dzolim terhadap 

dirinya sendiri, ada yang pertengahan, dan ada yang mendahului dalam 

melakukan kebaikan (tsabit bil khoirot). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 

mengatakan, bahwa ketiga kelompok ini akan masuk surga ke dalam surga 

Allah SWT.



Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. mengisahkan, ada seseorang yang 

membunuh 100 orang. Dia 

kemudian mati, lalu Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga. Subhanallah! 

Kenapa kita bisa memvonis orang yang terbunuh di jalan Allah SWT, orang 

yang telah jelas-jelas terbunuh dalam memperjuangkan agama Allah SWT? Ya, 

mungkin saja dia punya sedikit kesalahan, tapi dia mati karena 

memperjuangkan agama Allah SWT! Kenapa Allah SWT bisa memasukkan seorang 

pembunuh 100 orang ke dalam surga lalu Allah tidak memasukkan orang yang 

terbunuh di jalan Allah ke dalam surga?



Saya tidak menyujui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para du’at 

itu. Ada kesalahan yang kita temukan dalam tulisan-tulisan mereka, dalam 

buku-buku mereka. Dan lucunya ada orang yang membaca tulisan saya dan 

mendengarkan ceramah saya kemudian dia mengatakan saya adalah seorang 

khawarij. Pada kali yang lain dia menemukan kesalahan saya lalu dia 

mengatakan saya nashibi. Di kali yang lain dia menemukan kesalahan saya 

lalu mengatakan saya murji’i (penganut murjiah). Ini tidak mungkin! Pada 

saat yang sama disebut seorang khawarij dan murjiah, karena pada dasarnya 

mazhab khawarij dan murjiah ini adalah mazhab yang saling bertentangan, 

tidak mungkin bersatu.



Intinya, kita tidak meyakini ada manusia yang maksum selain dari 

Rasululullah saw. Kita tetap punya kewajiban memberi peringatan dan 

nasehat terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi. Tentu dengan cara yang 

terbaik sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an: 

“berdakwalah ke jalan Allah Tuhan mu dengan jalan hikmah, nasehat yang 

baik (mau’idzotil hasanah)!” Jangan kita menggembor-gemborkan kesalahan 

itu, lalu menyebarluaskannya. Tapi dengan nasehat yang baik.



Ada sebuah kisah yang dialami oleh seorang dai di Riyadh, bernama Syekh 

Abdul Aziz al-Mughim. Beliau menceritakan, ada seorang tolabul ilm yang 

baru mulai belajar, tapi yang selalu menjadi perhatiannya hanyalah 

mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du’at. Sampai pada akhirnya suatu 

ketika Allah menakdirkan syeikh ini mengunjungi desa asal anak muda 

tersebut. Ternyata di desa itu syekh ini bertemu dengan orang tua anak 

tersebut, dan ternyata orang tua anak ini mengadukan kepada syeikh bahwa 

anaknya ini luar biasa durhakanya kepada dia. Syekh Abdul Aziz mengatakan: 


“Subhanallah! Bagaimana dia bisa sibuk mengumpulkan kesalahan-kesalahan 

para du’at dan di saat yang sama dia melakukan dosa terbesar kedua setelah 


syirik kepada Allah SWT, yaitu Durhaka kepada kedua orangtuanya.”



Ada satu kisah. Penduduk Irak pada suatu waktu menunaikan ibadah haji. 

Lalu pada saat akan melempar jumroh salah seorang dari mereka melihat ada 

seekor lalat yang terbang dan membunuh lalat itu. Apa yang dilakukan 

mereka? Mereka kemudian datang menemui sahabat Abdullah bin Umar ra. dan 

bertanya: “Salah seorang dari kami membunuh seekor lalat pada saat 

menunaikan ibadah haji. Kira-kira apakah dia harus membayar denda memotong 


kambing atau membayar dam?” 



Ibnu Umar heran dan bertanya, “Dari mana kalian?” 

Mereka jawab, “Kami datang dari Irak!”

Lalu Ibnu Umar menjawab, “Subhanallah! Kalian telah menyembelih Husein 

radliallahu ta’ala ‘anhu, dan tidak pernah menanyakan apa yang harus 

dilakukan. Tapi pada saat membunuh seekor lalat kalian bertanya.”



Masya Allah! Ini wara’ yg tidak pada tempatnya.



***** 

 



Tentang Isu Mundur Dari Dakwah: 



Kami pernah membaca sebuah majalah di Indonesia yang menyebutkan bahwa 

saya ingin meninggalkan dunia dakwah dengan salah satu alasannya adalah 

bahwa masjid-masjid di Saudi sudah dijadikan sebagai ajang untuk memerangi 


apa yang disebut dengan terorisme. 



(Lalu Syekh Al-Qarni memberi klarifikasi): 



1. Meninggalkan dunia dakwah tidak dibenarkan bagi setiap muslim, hukumnya 


haram. 

2. Saya sendiri sudah menulis syair, dan di dalam syair itu saya tidak 

sekalipun menyebutkan bahwa saya akan mundur dari dunia dakwah.

3. Tolabul ilm seperti saya ini, setelah Allah memuliakan saya dengan 

dakwah ini tidak mungkin meninggalkan medan dakwah yang telah banyak 

memberikan kemuliaan di sisi Allah SWT ini. 



Adapun isu terorisme, saya ingin memberi kabar gembira. Mayoritas kaum 

muslimin di Saudi Arabia berada di jalan pertengahan, di jalan Ahlus 

Sunnah wal Jamaah. Adapun orang-orang yang mengusung paham TAKFIR, ide-ide 


khawarij, itu jumlahnya sangat sedikit. Dan para ulama, masyayekh, yang 

sekarang ada di dalam penjara juga sudah 85% merujuk pada 

pandangan-pandangan awal sebelumnya, dan mereka pun mulai dibebaskan satu 

persatu. Kita tidak perlu pesimis dengan kondisi yang ada di Arab Saudi 

sekarang.



***** 

 

Soal jihad dan bom bunuh diri di Palestina dan Iraq:



Hukum bom bunuh diri ini berbeda antara satu negara dengan negara lain. 

Palestina misalnya berbeda hukumnya dengan negara lain karena disana jihad 


telah terjadi antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi. Para ulama juga 


sudah membuat fatwa. Kaum Yahudi disana membunuh kaum muslimin, wanita dan 


anak-anak, membombardir rumah-rumah kaum muslimin dan mengusir mereka, dan 


para ulama mempunyai fatwa-fatwa khusus terkait dengan masalah itu. 



Seperti misalnya bom bunuh diri yang banyak dilakukan oleh pemuda-pemuda 

Palestina, banyak diantara ulama yang memandang itu sebagai bom syahid 

atau bom istisyhad. Saya berharap arwah mereka diterima di sisi Allah SWT 

sebagai para syuhada.



Adapun terkait dengan Irak, persoalannya berbeda dengan Palestina. Di Irak 


kita belum bisa memastikan dengan jelas bahwa Amerika benar-benar 

menguasai disana. Sebab yang terjadi disana adalah fitnah yang sangat 

besar, bahkan diantara sesama kaum muslimin sendiri. Peristiwa-peristiwa 

yang terjadi di Irak ini sangat tidak jelas, karena itu waktu saya ditanya 


apakah boleh berjihad ke Irak saya katakan: “Saya tidak menasehatkan untuk 


pergi berjihad ke Irak. Karena disana kita tidak mengetahui siapa yang 

membunuh dan siapa yang dibunuh. Apakah yg membunuh itu Muslim atau bukan. 


Sampai panji jihad, pemimpin (qiyadah) jihad menjadi jelas, maka di saat 

itulah kita bisa mungkin menyarankan kaum muslimin untuk pergi kesana.



***** 



Tentang Karikatur Penista Nabi:



Kami sampaikan rasa terima kasih secara khusus pada muslimin Indonesia 

terkait dengan reaksi positif muslimin Indonesia yang menyatakan protes, 

baik dalam bentuk demonstrasi maupun lainnya, menyikapi penghinaan 

terhadap Rasulullah saw. melalui karikatur. Kami sampaikan terima kasih 

secara khusus kepada Antum karena telah membela Rasulullah saw. yang 

dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.



Kita kaum muslimin bukanlah para teroris! Para teroris sesungguhnya adalah 


mereka yang telah mengeruk, menghabiskan harta kekayaan kaum Muslimin. 

Para teroris sesungguhnya adalah mereka yang telah menyerang dan membunuh 

kaum muslimin di Afghanistan, Irak, Palestina, dan berbagai belahan bumi 

lainnya. Sekali lagi, kita ini bukanlah kaum TERORIS, karena kita diutus 

bersama Rasulullah saw. untuk memberi rahmat kepada alam semesta.



Kita bersyukur dengan reaksi yang ditunjukkan kaum muslimin di seluruh 

dunia terhadap peristiwa penghinaan atas Rasulullah saw. melalui 

karikatur. Pemerintah Saudi sendiri telah melakukan langkah-langkah yang 

sangat nyata terkait dengan masalah itu, antara lain dengan menarik duta 

besarnya di Denmark, dan juga gerakan boikot atas produk-produk Denmark, 

yang menyebabkan kerugian sampai 7 miliar dolar per hari.



Kita jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan dalam masalah ini. Kita 

jangan tergesa-gesa mengatakan ini sebagai awal dari Perang Salib atau 

yang semacamnya. Bisa saja itu yang akan terjadi, tapi kita hrus menyadari 


realitas kita kaum muslimin, jumlah kita sangat banyak tapi kita seperti 

yang dikatakan oleh Rasulullah saw. seperti buih di lautan.



Sekali lagi kami sampaikan rasa terima kasih yang besar terhadap kaum 

muslimin di Indonesia, seperti respon yang saya lihat di beberapa stasiun 

televisi. Tapi kami ingatkan kita untuk tidak berlebih-lebihan, apalagi 

menyakiti orang lain dan melakukan tindakan dholim. Karena Allah SWT 

sendiri di dalam Al-Qur’an ketika memerintahkan untuk berperang Allah 

menegaskan: “Beperanglah kalian, tapi janganlah kalian bersikap 

berlebih-lebihan.” Kami menekankan pentingnya pengajuan tuntutan-tuntutan 

yang bersifat resmi, dan itu adalah sesuatu yang sangat syar’i, dan sekali 


lagi kami tegaskan jangan sampai peristiwa ini membuat kita melakukan 

hal-hal yang bertentangan perintah Allah SWT.



*****

 



Adab memberikan nasihat kepada para penguasa:



Memberikan nasehat kepada penguasa harus dengan cara yang lemah lembut, 

dengan cara yang bijak, dengan cara yang hikmah. Kita ingat dengan kisah 

Nabi Musa as. dan Nabi Harun yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan 

nasihat kepada Fir’aun, dan sampaikan lah nasehat dengan kalimat yang 

lemah lembut.



Sudah banyak terjadi upaya2 perlawanan terhadap pemerintah yg sifatnya 

frontal, yg dicoba oleh berbagai jamaah Islam tapi semuanya berakhir dng 

kegagalan, para pelakunya dimasukan ke penjara. 



Apakah boleh kita menyebar-nyebarkan keburukan penguasa melalui 

mimbar-mimbar Jum’at dan media massa?



Itu bukan manhaj Islam, karena Nabi saw. sendiri ketika memberikan nasehat 


selalu mengatakan: “Kenapa ada orang yang melakukan seperti itu”, tanpa 

menyebutkan namanya atau menyebarluaskan.



Media massa seharusnya digunakan untuk memberikan nasihat-nasehat yang 

bijak, bukan digunakan untuk menyebarkan aib dan keburukan-keburukan 

orang. Sudah banyak jamaah yang melakukan cara seperti ini, tapi itu 

justeru menjadi sebab kegagalan proyek-proyek baik yang mereka lakukan.



Kami amat berharap,  jangan kita disibukkan oleh urusan-urusan politik. 

Memang Islam adalah agama dan negara pada saat yg sama, tapi jangan sampai 


kesibukan dan keseriusan orang dalam politik menyebabkan mereka 

meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, memalingkan kaum muslimin dari 

perhatian terhadap ilmu-ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah.



Apa boleh mengkafirkan penguasa yang tidak berhukum dengan hukum Allah?



Takfir atau mengkafirkan penguasa adalah sesuatu yang harus ditanyakan dan 


dimintakan fatwanya kepada para ulama. Para du’at atau tolabul ilm 

bukanlah tempat untuk meminta fatwa dalam kasus-kasus seperti ini. Ada 

kisah, ketika ada orang mencela Al Hajjaj, seorang penguasa yang dzalim, 

Al Hasan al-Bashri rahimahllah ta’ala justeru mengatakan: “Jangan mencela 

Al Hajjaj, karena Al Hajjaj berkuasa atas kita disebabkan karena dosa-dosa 


yang telah kita lakukan!”



Ada satu kisah. Ketika saya bersama Syekh Bin Baz menunaikan ibadah haji, 

ada beberapa orang jamaah haji dari salah satu negara Arab yang datang 

menyampaikan kepada Syeikh Bin Baz tentang salah seorang penguasa denga 

nada mencela. Syekh Bin Baz lalu menyampaikan nasehat: “Ingat bahwa 

gara-gara dosa kalian pula maka penguasa itu kemudian menguasai kalian 

dengan kedzoliman!” Kami ingatkan, kalau kita ingin bertobat dan kembali 

pada Allah dengan sungguh-sungguh, insya Allah Allah akan menganugerahi 

kepada kita pemimpin yang adil, pemimpin yang mengasihi kita dan tidak 

mendzolimi kita.




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke