Maaf mas ASP, justru generasi sekarang perlu belajar sejarah dari peristiwa2 yang terjadi di masa lampau. Dan kalau ada bapak2 yang memberikan pengetahuannya ttg sejarah tsb mestinya kita berterima kasih karena kita bisa tahu mengapa & bagaimana itu terjadi. Memang generasi sekarang punya masalah tapi bukan berarti tidah mau tahu masalah generasi sebelumnya. Saya mengalami sendiri kekejaman PKI yang telah membunuh banyak teman2 saya yang sedang sholat Subuh di sebuah masjid di daerah Kanigoro Jogjakarta (kalau kita melihat Film Dokumenter ttg "G.30.S/PKI")kita akan melihat di awal adegan film tsb. betapa kejamnya mereka. Dan ini yang berusaha akan dihilangkan oleh generasi penerusnya. Jangan sampai kita lupa sejarah. Salam, http://yartati.multiply.com
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Ambon ysh., > > Saya ini dari generasi setelah Bapak-bapak. > DI/TII, G30S-PKI, PRRI/Permesta, Malari, dll. itu masalah generasi lampau > BUKAN MASALAH GENERASI INI !!! > > bagi saya (dan mungkin generasi sesudahnya) > Tidak ada gunanya untuk memihak-mihak dalam urusan-urusan masa lampau itu. > Tidak ada gunanya lagi membicarakan persoalan-persoalan itu, > kecuali untuk menarik pelajaran daripadanya. > > Sayangnya, dengan segala kerendahan hati saya, > dan hormat bagi para orang tua pelaku sejarah, > yang saya rasakan muncul dari generasi orang tua pelaku sejarah adalah ego > untuk merasa benar SENDIRI. > setiap orang ingin mengambil SEMUA, the win take all... > > Dan dalam "perang ego" ini, > tidak ada yang BETUL-BETUL memikirkan generasi sesudahnya > Yang ada hanya perang propaganda mencari pengikut dari kalangan generasi > muda... > Melanggengkan masalah-masalah masa lampau yang sudah OBSOLET > > Padahal jika mampu untuk disadari oleh generasi Bapak-bapak, > yang tersisa dari generasi Bapak-bapak, > yang masih ada gunanya bagi generasi penerus > sebetulnya bukanlah "heroisme", "ramboisme", "kecerdasan", "ilmu", > yang pasti sudah dilampaui oleh generasi penerus ini sbg. keniscayaan zaman, > akan tetapi yang paling penting WISDOM, KEBIJAKSANAAN > > Ajarkan kepada kami ini kebijaksanaan, bukan kejumudan... > Ajarkan kepada kami ini rasa kasih sayang, bukan kebencian... > Ajarkan kepada kami ini welas asih, bukan ketamakan... > Ajarkan kepada kami ini kebersamaan, bukan keakuan... > > Ajarkan kepada kami semua itu dg. TELADAN... > Dengan sisa umur generasi-generasi Bapak-Bapak yang tidak lama lagi, > berikan kami ini TELADAN YANG BAIK > > JANGAN WARISKAN kepada Kami MASALAH KALIAN... > Kami punya masalah kami sendiri... > > Salam > Ary > > ----- Original Message ----- > From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:09 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [md02] Fw: [tauziyah] Pembubaran > Ormas Islam > > > > Anda bisa tidak setuju dengan PKI. Itu adalah hak Anda. Tetapi, coba > sebentar diabaikan bisikan Gedung Putih yang dihembuskan oleh > begudal-begundalnya di Indonesua, dengan mempelajari politik dan ekonomi > dunia dan dokumen-dokumen mengenai Indonesia semasa waktu perang dingin. > Mungkin saja Anda bisa mendapat gambaran lebih luas dan obyektif. > > > > Wassalam, > > > > ----- Original Message ----- > > From: Ary Setijadi Prihatmanto > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Wednesday, June 28, 2006 7:58 AM > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [md02] Fw: [tauziyah] Pembubaran > Ormas Islam > > > > > > Anak dari anggota PKI pun tidak akan berani membuat justifikasi > > pemberontakan Madiun, dan G30S. > > Yang mungkin muncul adalah mencoba cuci tangan. > > Contohnya adalah bahwa G30S itu bukan perbuatan PKI. > > > > Tapi dengan bekal "atas nama Islam dan amanat Allah swt.", > > KUI SulSel ini lebih terbuka untuk memberikan justifikasi pemberontakan > > DI/TII. > > Yang lebih gila lagi dengan menganggap tentara yang menumpasnya adalah > > antek-antek komunis. > > > > Ada satu kisah yang diceritakan oleh veteran TNI yang menumpas DI/TII > Kahar > > Mudzakar, ttg bagaimana DI/TII meracuni makanan peserta pengajian > sehingga > > banyak peserta pengajian, terutama perempuan dan ibu-ibu banyak yang > syahid. > > Dan dengan pertolongan Allah, sebagian besar tentara pria yg mengikuti > > pengajian itu selamat. > > TNI yang datang menumpas DI/TII itu sebagain besar juga muslim. > > > > TIDAKLAH MUNGKIN Rasulullah memberi justifikasi pada perbuatan biadab > spt. > > itu. > > > > Lepas dari perdebatan sebab-sebab pemberontakan DI/TII itu, > > apakah urusan duniawi soal status diri, kebanggaan diri, "harga diri" > > atau atas nama Allah, > > atau campuran keduanya, > > hanya Kahar Mudzakkar yang tahu pasti, > > yang lain tidak dan hanya bisa menduga-duga, termasuk anak beliau yang > ikut > > dalam KUI itu SEKALIPUN. > > > > Pemberontakan itu wajib ditumpas. > > Tentara yang melaksanakan tugasnya, syahid. > > Jika pemberontak itu betul, dia juga syahid. > > Salahnya, dia memberontak...ini terlarang... > > > > Salam > > Ary > > > > ----- Original Message ----- > > From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > Sent: Wednesday, June 28, 2006 6:36 AM > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [md02] Fw: [tauziyah] Pembubaran > > Ormas Islam > > > > > > > > Baca butir 3: > > > 3. DI/TII di bawah pimpinan Kolonel Abdul Qahhar Mudzakkar, seorang > > pejuang > > > dari Sulawesi Selatan telah berjihad memberlakukan kembali Syari'at > Islam > > > sebagai wujud penolakan atas pencoretan 7 (tujuh) kata dalam Piagam > > Jakarta > > > dan terhadap pengaruh komunis di Sul-Sel pada awal tahun 1951-an. > > > > > > HMNA > > > > > > > > > DASAR HISTORIS DAN KULTUR > > > > > > 1. Syari'at Islam telah berlaku dan berjalan dengan baik di daerah > > Sulawesi > > > Selatan sejak abad 17 - 19 M , namun pemberlakuan ini dihentikan oleh > > > kolonial Belanda sejak masuknya di Sul-Sel pada permulaan abad 20 M, > > disusul > > > dalam era kemerdekaan RI hingga sekarang. > > > > > > 2. Bahwa di saat pergerakan Nasional dengan organisasi-organisasi yang > > > berasas Islam seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah, Nahdhatul 'Ulama > dan > > > Organisasi lainnya yang menempatkan Syari'at Islam di Sulawesi Selatan > > > umumnya tergabung dalam salah satu organisasi pergerakan tersebut. > > > > > > 3. DI/TII di bawah pimpinan Kolonel Abdul Qahhar Mudzakkar, seorang > > pejuang > > > dari Sulawesi Selatan telah berjihad memberlakukan kembali Syari'at > Islam > > > sebagai wujud penolakan atas pencoretan 7 (tujuh) kata dalam Piagam > > Jakarta > > > dan terhadap pengaruh komunis di Sul-Sel pada awal tahun 1951-an. > > > > > > 4. Sejarah mencatat pula Kongres Pembangunan Masyarakat Islam yang > > > berlangsung di Malino, tanggal 7 - 11 Desember yang disponsori oleh > Raja > > > Gowa, yang didukung oleh Pimpinan Angkatan Darat KDMSST dan Gubernur > > Militer > > > SST, yang bermaksud untuk menegakkan Syari'at Islam di tengah > masyarakat > > > Sulselra. > > > > > > 5. Adalah suatu kenyataan bahwa pengetahuan ke-Islam-an sebahagian > > > masyarakat Sul-Sel masih rendah, namun fanatisme ke-Islam-an sangat > > tinggi. > > > Rendahnya pengetahuan ke-Islam-an masyarakat tidak perlu untuk tidak > atau > > > menunda pelaksanaan Syari'at Islam. Seperti halnya tidak perlu untuk > > > menunggu rakyat Indonesia lebih dahulu merata kecerdasannya untuk siap > > > menerima kemerdekaan dan menjalankan negara yang merdeka tersebut. > Inipun > > > juga untuk melaksanakan hukum postif Belanda tidaklah meminta kesiapan > > > masyarakat untuk menerima hukum positif Belanda itu. Masyarakat yang > > > pendidikannya rendah cenderung paternalistik. > > > > > > 6. Semua masalah yang dihadapi manusia, terutama dalam hal > kemasyarakatn > > > pada hakekatnya disebabkan karena meninggalkan prinsip-prinsip dasar > > ajaran > > > Islam terutama ihsan. Oleh karena itu penerapan dan terwujudnya > > nilai-nilai > > > keadilan dan kedamaian sesuai Syari'at Islam sesungguhnya merupakan > > > kebutuhan yang sangat didambakan oleh setiap insan, dan manfaatnya > tidak > > > hanya akan menguntungkan masyarakat Islam, tetapi juga akan dirasakan > oleh > > > non-Muslim. > > > > > > 7. Di-era Reformasi ini, muncul lagi gerakan dan usaha penegakan > kembali > > > Syari'at Islam di Sulawesi Selatan yang merupakan amanah Allah SWT > yang > > > wajib hukumnya bagi pemeluknya dan sebagai wujud tanggung jawab serta > > hasrat > > > mempertahankan keutuhan NKRI yang dicintai dan harus dipertahankan. > > > > > > DASAR HUKUM DAN POLITIK > > > > > > 1. Islam tidak dapat dipisahkan dengan politik dan persoalan > kenegaraan > > > lainnya. Syari'at Islam tidak membedakan antara yang bersifat individu > dan > > > yang berdimensi kemasyarakatan. Oleh karenanya Syari'at Islam tidak > boleh > > > difahamkan maupun dilaksanakan secara parsial, melainkan harus > difahamkan > > > dan dilaksanakan secara menyeluruh (kaffah) dalam seluruh aspek > kehidupan. > > > > > > 2. Beberapa DPRD Kota/Kabupaten se Propinsi Sul-Sel dan Organisasi > > > Kemasyarakatan Islam serta lembaga da'wah dan pendidikan Islam telah > > > memberikan dukungan positif bagi pemberlakuan Syari'at Islam secara > kaffah > > > berdasarkan Al Quran dan Hadits. > > > > > > 3. DPRD Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pemegang kekuasaan > legislatif > > > telah mengeluarkan Rekomendasi Nomor 160/309/DPRD/2001, mengeluarkan > > > rekomendasi bagi pemberlakuan Syari'at Islam yang didukung oleh > seluruh > > > kekuatan politik yang memiliki wakil di DPRD Propinsi Sul-Sel. > Kekuatan > > > politik tersebut adalah Golkar, PPP, PBB, PAN, PK, PDIP, PKK, PAU, > fraksi > > > TNI/Polri (PKB tidak disebutkan karena tidak punya wakil di DPRD). > Bahkan > > di > > > Jakarta para anggota DPR-RI wakil pemilihan Sul-Sel dan dari propinsi > lain > > > yang anggotanya berasal dari Sul-Sel telah membentuk sebuah Pokja > untuk > > > merumuskan dan memperjuangkan aspirasi tersebut. > > > > > > 4. Nilai dasar yang sangat penting dalam pelaksanaan hukum adalah > keadilan > > > dan nilai-nilai moral. Ini sangat terasa pada Syari'at Islam. Demikian > > pula > > > Pola Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan yang bertumpu pada landasan > > agama > > > merupakan salah satu hal yang sangat sinkron dengan pemberlakuan > Syari'at > > > Islam. > > > > > > 5. Seluruh masyarakat Sulawesi Selatan, utamanya suku Bugis, Makassar > dan > > > Mandar, sejak lama sudah terkenal sebagai komponen bangsa Indonesia > yang > > > amat kuat berpengaruh pada pengembangan Agama Islam sebagaimana > > > daerah-daerah lain, seperti Aceh, Sumbar, Kalsel, NTB, Banten, > sehingga > > > Sulawesi Selatan dikenal sebagai Serambi Madinah. > > > > > > 6. Masyarakat Sul-Sel sadar sesadar-sadarnya bahwa kini di era > reformasi > > > sudah tiba saatnya untuk mengambil Syari'at Islam sebagai satu-satunya > > > pilihan. Masyarakat Sulsel merasakan bahwa sejak kemerdekaan hingga > > sekarang > > > sistem yang diberlakukan dalam penyelenggaraan negara sangat tidak > > memuaskan > > > dan tidak memberikan ketenteraman serta kesejahrteraan, sehingga > > diperlukan > > > jalan keluar sesegera mungkin. > > > > > > 7. Aspirasi masyarakat Sulsel yang sangat kuat ini amat perlu disambut > > baik > > > oleh Pemerintah, sebab pemberian otonomi khusus dengan pemberlakuan > > Syari'at > > > Islam merupakan solusi tepat, sekaligus menjadi alat perekat bangsa > dan > > > merupakan sebuah usaha untuk memperluas partisipasi masyarakat Sulsel > > dalam > > > membangun bangsa, khususnya di Sulsel. > > > > > > KHATIMAH > > > > > > Demikainlah Keputusan Kongres II Ummat Islam se Sulawesi Selatan ini > untuk > > > diajukan ke lembaga tinggi dan tertinggi negara beserta > lampiran-lampiran > > > pendukungnya agar dapat ditindak lanjuti dan semoga Allah senantiasa > > > memberikan petunjukNya kepada kita semua, Insya Allah. > > > > > > Makassar, 16 Syawwal 1422 H / 31 Desember > > > 2001 M > > > > > > > > > **************************************************************************** > > > ** > > > > > > ----- Original Message ----- > > > From: "yasuaki_kurata05" <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > > Sent: Wednesday, June 28, 2006 11:29 AM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw: [md02] Fw: [tauziyah] Pembubaran > Ormas > > > Islam > > > > > > > > > > Di gedung Waspada Purba Wisesa Museum TNI terekam jelas dokumentasi > > > > kekejaman DI/TII. Duh, betapa kejamnya mereka !. Banyak mayat > > > > berkelimpangan dengan kepala terpenggal, mirip dengan korban-korban > > > > Zarkawi. Makanya pendukung Kahar Muzakkar umumnya juga pendukung > > > > Zarkawi. > > > > > > > > Syukurlah ada jendral M. Jusuf yang menumpas Kahar Muzakkar. > > > > Sekarang anak Kahar Muzakkar yang sedang mengobrak-abrik NKRI > > > > melalui perda-perdanya. Air cucuran atap akan jatuh ke pelimbahan > > > > juga. > > > > > > > > Yas > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > -------------------------------------------------------------------------- > ---- > > > > > > No virus found in this incoming message. > > Checked by AVG Free Edition. > > Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.9.6/378 - Release Date: 6/28/2006 > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/