Ternyata yang diposting sebelumnya diambil dari file yang belum diupdate
-- Pertama, many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms,
which appears to lead to a statistically significant increase risk of
gonorrhea among men, according to the results of a new study. More than 15
percent of study participants had been diagnosed with either gonorrhea or
chlamydia, some both. Men who said a condom had broken during the last 30
days were more than 90 percent more likely to have gonorrhea. [sumber:
http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]

Yang ini dari file yang sudah diupdate::
-- Pertama, many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms,
which appears to lead to a statistically significant increase risk of
gonorrhea among men, according to the results of a new study. More than 15
percent of study participants had been diagnosed with either gonorrhea or
chlamydia, some both. Men who said a condom had broken during the last 30
days were more than 90 percent more likely to have gonorrhea. [sumber:
http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]. Kalau kuman gonorrhea bisa tembus itu
kondom, loginya virus yang jauh lebih kecil ukurannya dari kuman, adalah
juga suatu keniscayaan virus gampang menembus kondom pula.

Wassalam
HMNA


----- Original Message ----- 
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, February 09, 2007 08:35
Subject: Re: [wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHI-M

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
712. Seks Bebas, Narkoba HIV dan Kondom

Seks bebas biasa dilembutkan menjadi seks pra-nikah. Sebenarnya ada hal yang
pantas dilembutkan, namun ada pula yang tidak pantas, termasuk di antaranya
seks bebas itu. Juga seperti misalnya PSK pekerja seks komersiel untuk
pelacur serta kata-kata lainnya yang menunjukkan perbuatan ataupun status
yang hina lainnya. Biarkanlah semua kata-kata yang menunjukkan kehinaan itu
tidak dilembutkan. Gaya lembut (euphemism) jangan dibiarkan liberal, semua
ada batasnya. Bahkan bila perlu kata itu dialihkan menjadi bernuansa ejekan,
seperti misalnya kondom disebutlah jas-mani. Demikianlah sekarang ini
masyarakat digiring ke arah rasa bahasa bernuansa tidak enak mengenai kata
"keras", bahwa keras itu tidak baik, sehingga kata-kata itu perlu
dilembutkan, sebab keras itu tidak baik. Tidak boleh menghukum anak dengan
pukulan, karena itu keras, itu tidak baik. Dalam hal ilmu logam keras itu
baik. Dalam Syari'at kita disuruh menghukum dengan pukulan jika anak kita
sudah berumur sepuluh tahun malas shalat. Pukulan mendidik menurut Syari'at
itu jangan disamakan dengan menganiaya. Pukulan mendidik menurut Syari'at
itu terasa sakit tetapi tidak berbahaya, seperti misalnya telapak tangan,
betis, dipukul pakai mistar, atau daun telinga dipiting bagian atasnya,
jangan bagian bawah. Pukulan yang tidak menurut Syari'at adalah pukulan yang
menganiaya yang menyebabkan anak cedera, dan itu bisa ditangkap dengan
tuduhan melanggar Undang-Undang Perlindungan Terhadap Anak. Lihatlah
akibatnya metode pendidikan yang menganggap menghukum dengan pukulan itu
tidak baik, karena itu keras, lalu apa hasilnya? Anak-anak menjadi liberal,
kurang ajar terhadap orang tua dan gurunya, bahkan perilaku yang liberal
berupa bernakoba dan berseks bebas yang semakin buas di negeri ini.

Hasil pendidikan bergaya lembut yang menghasilkan perilaku liberal itu
ibarat tanaman yang diberi pupuk berupa bacaan sampah pornografi dan
tayangan erotis pornoaksi yang menimbulkan hasrat nafsu hewani, serta
disiram air berupa kondom yang menimbulkan rasa aman dan berani untuk
berbuat hina berseks bebas. Bangsa ini sudah babak belur dengan citra negara
terkorup no 2. Dan itu semua di alamatkan kepada ummat Islam, karena ummat
Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu apa jadinya bangsa ini jika
kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga di dunia? Tidak! Pertumbuhan
populasi peseks bebas harus diredam. Sekurang-kurangnya grafik pertumbuhan
yang menanjak harus dipatahkan dijadikan menurun dengan mekanisme
Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi dengan sanksi yang keras harus
cepat-cepat disahkan.

Sejalan dengan mekasisme itu populasi yang berseks bebas itu diperbaiki
niatnya serta lingkungan dibersihkan dari setan-setan yang merusak niat yang
baik, dari setan-setan yang merangsang hasrat nafsu kebinatangan seksual.
Juga dari lingkungan yang menimbulkan keberanian serta rasa aman melakukan
seks bebas. Yang manakah itu setan-setan yang merangsang hasrat nafsu
kebinatangan seksual tersbut? Itulah dia terutama majallah-majallah porno
yang sudah banyak bercabul di negeri ini dan akan ditambah lagi dengan
Playboy. Dan yang manakah itu setan-setan yang menimbulkan keberanian serta
rasa aman melakukan seks bebas? Itulah dia kondom yang telah tersebar
diperjual-belikan secara liberal di negeri ini, dan akan ditambah lagi
dengan ATM kondom. Playboy dan ATM kondom ini akan menambah populasi peseks
bebas, rangsangan bertambah, kemudian yang selama ini masih malu-malu secara
terbuka membeli kondom akan merayap secara diam-diam pada waktu gelap malam
mendatangi ATM kondom.

Seks bebas dan narkoba adalah dua sejoli dalam menyebarkan HIV. Mengapa?
Karena baik seks bebas maupun narkoba masing-masing pakai mekanisme jarum
suntik. Pada seks bebas jarum suntiknya tumpul sedangkan pada narkoba ada
yang pakai jarum suntik yang runcing. Namun ada bedanya, yaitu jarum suntik
yang tumpul "katanya" ada alat proteksi yang disebut kondom, sedangkan jarum
suntik yang runcing tidak ada proteksinya. Saya beri tanda kutip "katanya"
karena kondom itu tidak menjamin sebagai alat proteksi terhadap HIV.
Mengapa?
-- Pertama, many visitors to a sexual health clinic report usage of condoms,
which appears to lead to a statistically significant increase risk of
gonorrhea among men, according to the results of a new study. More than 15
percent of study participants had been diagnosed with either gonorrhea or
chlamydia, some both. Men who said a condom had broken during the last 30
days were more than 90 percent more likely to have gonorrhea. [sumber:
http://www.msnbc.msn.com/id/8974735]
-- Kedua, pori-pori karet lateks yang menjadi bahan pembuatan kondom adalah
0,003mm, sedangkan ukuran virus jenis HIV adalah 0,000001mm. Perbandingan
keduanya adalah seperti pintu gerbang yang besar dengan seekor tikus.
Logikanya "tikus" dengan sangat mudah bisa mondar-mandir di pintu gerbang
yang sangat besar itu tanpa halangan sedikitpun.

Alhasil, kondom tidaklah aman sebagai alat proteksi. Adapun proteksi yang
paling ampuh yaitu menurut Syari'at:
-- WLA TQRBWA ALZNY ANH KAN FAhSyt WSAa SBYLA (S. BNY ASRAaYL, 17:32),
dubaca: wala- taqrabuz zina- innahu- ka-na fa-hisyatan wasa-a sabi-lan,
artinya:
--  Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu keji dan jalan yang
amat jahat. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar 29 Januari 2006
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]



----- Original Message ----- 
From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, February 09, 2007 07:49
Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning

Seharusnya moral memang sama dengan akhlaq. Saya membedakan moral dan
akhlaq, karena memang kenyataannya, pada saat ini, keduanya itu bisa
berbeda. Maksud saya, ada perbuatan yang dikatakan bermoral, tetapi
tidak bisa dikatakan berakhlaq.

Contohnya : Ada orang-orang yang membagikan kondom kepada orang-orang
yang suka "jajan". Bisa jadi Bapak mengatakan bahwa itu adalah tindakan
yang bermoral. Karena tujuannya adalah menghindarkan orang tsb dari
tertularnya penyakit akibat "jajan". Tapi tindakan itu bukanlah tindakan
yang berakhlaq. Karena memfasilitasi perbuatan yang haram, hukumnya
haram juga.

Begitu maksud saya, pak.

Mengenai solusi untuk penyebaran HIV/AIDS, pembagian kondom kepada orang
yang suka jajan, maupun pemberian alat suntik bersih kepada para pecandu
narkoba, memiliki resiko bertambahnya pelaku perzinahan, dan pengguna
narkoba, pak. Jadi "solusi" itu menimbulkan masalah baru, Pak. Ini
terlepas dari keharaman melakukannya seperti yang saya sebutkan di atas.

Tapi saya setuju dengan Bapak, bahwa perlu adanya penyelesaian masalah
yang terintegrasi, termasuk permasalahan ekonomi, pendidikan dsb untuk
menuntaskan masalah ini. Tinggal political will pemerintah aja sekarang
dalam meng-apply solusi yang holistik bagi permasalahan ini.

Wallahu'alam,
Wassalaam,
-Ning



________________________________

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kartono Mohamad
Sent: Thursday, February 08, 2007 3:47 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Cc: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning



Maaf mbak, kata akhlaq dan moral pada dasarnya sama. Al Farabi
menggunakan
kata akhlaq ketika menerjemahkan kata "moral" dari buku-buku Yunani
(Aristoteles, dsb). Agama memang menganjurkan orang agar bermoral
(akhlaq)
baik, seperti kata Nabi Muhammad bahwa beliau diutus untuk memperbaiki
akhlaq manusia. Tetapi dalam kenyataan sering terlihat bahwa orang yang
mahir dalam agama belum tentu berakhlaq (bermoral) baik. Bahkan ada yang
mempersoalkan bahwa agama (kitab suci), baik Yahudi, Keristen atau
Islam,
sering mengajarkan dan menganjurkan perbuatan yang bertentangan dengan
moral
(akhlaq). Ini dapat menjadi bahan diskusi (intekectual exercise)
tersendiri.
Kembali kepada soal kondom, pada saat ini di Indonesia (dan juga banyak
negara lain di dunia) penularan HIV terutama terjadi melalui hubungan
seks
dan pengguna narkoba dengan jarujm suntik. Jumlah pengguna narkoba lewat
jarum suntik yang tertulari dan menularkan HIV di Indonesia meningkat
pesat.
Kalau kemudian mereka juga melakukan hubungan seks (termasuk dengan
isterinya), ia akan berpotensi menularkan HIV ke isterinya. Dan kemudian
dari isteri ke bayi yang dilahirkannya. Jumlah anak yang sudah tertulari
HIV
sejak lahir di Indonesia ini makin banyak, meskipun belum seburuk
negara-negara Afrika.
Kepada merekalah program penggunaan kondom dan jarum suntik steril
ditujukan
Mengajari mereka agar kembali ke agama akan sangat sulit. Bagi mereka,
agama adalah soal ketika mau kawin atau ketika mati. Tanah Abang
terkenal
sebagai tempat agamis (Islam), tetapi di sana juga terdapat tempat
pengguna
dan pengedar narkoba yang besar.
Kondom juga ditujukan kepada laki-laki yang gemar berganti pasangan
seks,
termasuk doyan ke tempat pelacuran. Menghapus lokalisasi tidak akan
pernah
menghilangkan praktik pelacuran. Saya yakin anda tahu itu. Menangkapi
para
PSK juga tidak menghilangkan pelacuran. Selama masih ada laki-laki yang
mencari mereka, selama itu pula mereka akan hadir, terutama dalam
situasi
ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesempatan kerja yang rendah.
Kalau mau menghilangkan pelacuran, yang seharusnya ditangkapi dan
dikarantina adalah kaum laki-laki yang suka "jajan". Bukan para PSK-nya.
Kan
yang aktif para laki-lakinya.
Selama masih ada laki-laki yang demikian, anjuran menggunakan kondom
untuk
mencegah penularan penyakit kelamin (termasuk HIV) merupakan salah satu
cara
yang efektif. Tentu saja selain itu banyak program lain yang harus
dilakukan
termasuk mengingatkan akan ajaran agama. Tetapi jangan lupa bahwa ada
juga
da'i yang terkena penyakut kelamin, karena mereka manusia biasa yang
adakalanya tidak tahan godaan. Ketika berdakwah atau sholat, banyak
orang
yang merasa dekat dengan Tuhan, tetapi begitu syahwat sedang meningkat,
mereka lebih senang dekat dengan Setan.
Salam
KM

-------Original Message------- 

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Date: 02/07/07 15:14:01
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera]
Kondom
dan alat suntik gratis


Pak KM yang saya hormati,
Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya
saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan
dengan syariat Islam.

Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan,
antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di
lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan -
dibagikan pada orang-orang yang memang suka "jajan" ?

Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong
perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena
pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran
mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi
menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki
akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin
berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan

untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok
ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian
kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group ,

dari yang TIDAK melakukan perzinahan --> menjadi orang-orang yang
melakukan perzinahan. Logis bukan?

Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya
mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang
menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita
memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang

haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami.

Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak
mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi
seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas.
Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak
tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie
bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil.

Maafkan bila kata-kata saya menyinggung.
Wallahu'alam bishowab.
Wassalaam,
-Ning

-----Original Message----- 
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
[mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Kartono
Mohamad
Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 PM
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ;
wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Subject: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom
dan alat suntik gratis

Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat.
Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis
sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya

jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi.
Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi
mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada
orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang
salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin
taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari
orang lain.
Mbak Ning malah menanyakan tentang "moralitas". Apa sih definisi moral?
Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang
menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus?
Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya.
Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat.
Salam
KM

-------Original Message------- 

From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>
Date: 02/07/07 08:09:06
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ;
wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Subject: RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik
gratis

Memberantas AIDS dng menyebarkan Kondom sama saja memberantas AIDS dng
membolehkan per - ZINAHAN, JELAS HARAM HUKUM-nya dalam Islam..

".....Jangalah kamu tolong menolong dalam hal keburuka-an...."

Orang-orang beriman InsyaALlah TIDAK AKAN PERNAH terkena penyakit
KUTUK-an & Penyakit LAKNAT AIDS...

Salam
AL-Pacitan

-----Original Message----- 
From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>
[mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> ]On Behalf Of Aisha
Sent: 06 Februari 2007 17:06
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ;
keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
<mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com>
Subject: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis

Mba Ning,
Saya tertarik dengan urusan kondom dan alat suntik gratis ini, tiba-tiba

muncul saat membahas menjaga pandangan dan aurat:)

Dulu ketika seorang aktivis AIDS menceritakan dalam satu wawancara bahwa

dia ditertawakan orang ketika dia di pintu tol membagikan kondom untuk
sopir truk, saya merasa ikut sedih juga. Karena memang sampai saat ini
pemerintah kok adem ayem saja masalah AIDS ini, lalu ketika seseorang
melakukan perbuatan yang dengan kemampuan terbatasnya berusaha
mengurangi penyebaran virus ini, malah ditertawakan. Padahal sudah jelas

bahwa umumnya alias mayoritas pengemudi truk itu suka jajan padahal dia
punya istri, apa salahnya jika lalu ada orang yang membagi kondom untuk
mengurangi sebaran penyakit kelamin juga HIV/AIDS ke orang-orang yang
tidak bersalah, dalam hal ini istri-istri sopir truk ini! Juga
bayi-bayi! Sebab bisa saja terjadi istri-istri sopir itu hamil dan jika
dia tertular, maka bayinya pun tertular

Tidak ada jaminan bahwa dengan kondom pun bisa terhindar dari AIDS, tapi

sampai saat ini penyakit ini belum ada obatnya, baru ARV yang bukan
solusi tuntas. Tapi setidaknya manusia berusaha mengurangi resiko
penyebaran sebelum laki-laki hidung belang sadar, kita harus mengakui
bahwa ada laki-laki (termasuk muslim juga) yang suka jajan atau
berperilaku seks bebas

Mba Ning, ada remaja yang biasa menggunakan narkoba suntik dan sudah
tertular HIV, dia mengakui jika mengonsumsi narkoba itu biasanya 30-an
remaja ngumpul memakai alat suntik yang sama, dan dia sudah melakukannya

beberapa tahun, jadi dia juga tidak bisa membayangkan berapa banyak
teman-temannya ini yang sudah tertular HIV menyebarkan virus ini jika
mereka punya pacar yang berseks bebas atau punya istri. Apa salahnya
membagikan jarum suntik gratis untuk mengurangi resiko penyebaran,
selama masih banyak remaja yang mengonsumsi narkoba suntik, jangan lupa
pula bahwa remaja itu juga banyak remaja muslim! Apakah semua remaja
muslim terbebas dari kasus narkoba atau free sex?

Kita tahu mba Ning bahwa jika seseorang tertular HIV, maka tidak
seketika dia menjadi pengidap AIDS. Ada prosesnya, kata para ahli 5-10
tahun, dan selama itu penderita HIV segar bugar sehat tidak terlihat
sakit tapi dia bisa menularkan ke banyak orang melalui cairan tubuh.
Tapi menurut para ahli pula, waktu ini semakin pendek, mungkin karena
kondisi lingkungan atau asupan gizi seseorang, sehingga menurut aktivis
AIDS, waktu dari penderita HIV menjadi penderita AIDS yang sudah
kehilangan kekebalan tubuhnya itu semakin pendek. Dan jika seseorang
sudah tertular HIV, tidak ada jalan kembali karena belum ada obatnya,
dia menuju ke AIDS, saat tubuh hilang kekebalannya dan penyakit apapun
bisa merusak atau mematikan!

Jika di seputar kehidupan mba Ning (di keluarga atau diantara teman atau

tetangga) tidak ada yang kena HIV/AIDS, itu bukan berarti bahwa di
lingkungan atau di keluarga lainnya tidak ada yang terkena, lalu kalau
sudah ada yang terkena, menurut mba Ning apa solusinya kalau bukan
kondom dan alat suntik gratis?

salam
Aisha
-------- 
From: Tri Budi Lestyaningsih
Khas solusi liberalis.
Seperti solusi untuk penyebaran HIV AIDS adalah kondomisasi dan
pembagian GRATIS alat suntik bersih bagi pengguna narkoba. Moral seperti

apa yang diharapkan dari solusi seperti ini ? :-( Sedih deh :-(

[Non-text portions of this message have been removed]

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Kirim email ke