http://genenetto.blogspot.com/2006/12/my-letter-to-jakarta-post-december
html
Friday, December 22, 2006
My Letter To Jakarta Post - December 2006

The Vice President and Condoms

“Use condoms!” says our Vice President. “It will still be a sin, but use one
so you won’t infect your wife or children.” 
Sound moral advice indeed. If you are going to commit adultery, think about
your wife and…use a condom. I thought the end of the sentence would be
“don’t do it” or “go home”. Adultery is not good, he says, but better to
have adultery with a condom than adultery without one. 
A member of the Vice President’s party is now embroiled in a sex scandal. I
wonder if he was a faithful party member and wore a condom. So what will the
next piece of sound moral advice for the public be? Here are some ideas for
us to consider:
For terrorists: if you really must explode bombs in public, then please do
it near a hospital. That way your victims wont have far to crawl to get
medical treatment. Better to have a bomb near a hospital than far away.
For drug traffickers: if you really must bring drugs into the country,
please only bring marijuana. It not as dangerous as cocaine or heroine.
Better to have kids smoking dope than snorting cocaine.
For corrupters: if you really must steal the people’s money, please hide it
well in your relative’s bank account. If the prosecutors can’t find it, they
won’t be able to put you in prison and our country will look like it’s clean
 Better to have no ministers charged with corruption than have the prisons
full of them.
Do we really have to choose between the lesser of two evils? How about no
evil at all? It’s sad that our leaders have such difficulty in providing a
strong moral example for the nation’s children to follow.

Gene Netto
Jakarta, Indonesia 
3 December 2006
------------------------------------
Re: Akhlak - Kondom dan alat suntik gratis 
On 08 Feb 07, at 3:18, Aisha wrote:

> Mba Ning,
> Saya rasa seorang dokter (yang juga doktor) seperti pak KM tidak 
> akan sembarangan dalam menyatakan sesuatu, termasuk ketika beliau 
> menyatakan bahwa tidak ada bukti dengan adanya kondom maka 
> perzinahan meningkat.
>
> Yang pernah saya baca, ada penelitian Family Health International 
> tentang para pelanggan pelacur (saya lebih suka menggunakan istilah 
> ini karena lebih jelas bahwa ini adalah penjual tubuh daripada PSK 
> yang pakai kata pekerja tapi diuber-uber satpol PP, jika diakui 
> sebagai pekerjaan oleh pemerintah sebagai pekerja artinya itu resmi 
> seperti pekerja lainnya, harus dilindungi ya? Kalau tidak, jangan 
> pakai kata pekerja kan? dan PSK juga sering orang kebalik-balik 
> ngetik, malah jadi PKS :)
>
> Kembali ke penelitian tersebut, ternyata selain kelompok PNS, 
> pegawai swasta, dll ada juga kelompok pelajar dan mahasiswa, kalau 
> tidak salah pelajar 15% (lupa lagi, nanti saya check lagi, yang 
> jelas persentasenya 2 digit, saya saja kaget). Nah sekarang mba 
> Ning dan pak Ahmadi bisa membayangkan, pelajar dan mahasiswa saja 
> ada yang jadi pelanggan pelacur. Jika mereka tidak memakai kondom 
> (menurut satu penelitian, pemakaian kondom di pelacuran hanya 10%), 
> dan tertular HIV maka dia akan tetap segar bugar dalam 10 tahun dan 
> selama itu dia bisa menulari orang lain tanpa dia sadar bahwa sudah 
> terkena HIV. Jika seorang pelajar berumur 18 tahun, maka di usia 28 
> dia baru sampai ke stadium AIDS dimana kekebalannya tubuhnya sudah 
> hilang. Bayangkan jika selama dia segar bugar, dia melakukan 
> hubungan seks dengan istrinya, dia menulari istri dan lalu bayinya. 
> Apakah istri dan bayinya itu seorang yang berdosa?
>
> Pak Ahmadi, jangan campur baurkan keimanan dengan penularan HIV/ 
> AIDS ini, bayi yang suci bersih saja bisa tertular, istri solehah 
> yang hanya melayani suaminya saja bisa tertular. Ini masalah 
> penyakit yang mungkin saja menulari siapa saja, bukan sekedar kaum 
> homo seperti waktu pertama kali ditemukan, atau pelacur atau yang 
> berseks bebas. Ingat bahwa pelanggan pelacur itu bisa saja seorang 
> bapak, seorang suami yang punya anak istri di rumah, atau seperti 
> kasus pelajar di atas. Kondom itu digunakan supaya tidak tertular 
> dan tidak menularkan HIV.
>
> Mba Ning memakai kata moral dan kemudian diganti dengan akhlak, 
> saya pikir sama saja, hanya saja akhlak itu bahasa agama. Akhlak 
> itu apa sih? Akhlak itu cara seseorang berfikir, bersikap dan 
> bertindak dalam merespons sesuatu. Contohnya begini, seorang laki- 
> laki yang punya istri jadi sopir truk. Dia bertugas dan makan di 
> warung remang-remang, ada pelacur. Jika dia kemudian dia berfikir 
> bahwa sekali-sekali melacur tidak apa-apa dan istrinya tidak akan 
> tahu, lalu dia bersikap baik terhadap pelacur itu dan bertindak 
> dengan melakukan hubungan seks dengan pelacur itu, maka dalam agama 
> bisa dikatakan saat itu akhlaknya buruk karena ada ayat yang 
> mengatakan jauhi zinah, tapi dia malah melakukan perzinahan. 
> Sekarang jika sopir truk itu ingat ayat itu, tahu resiko bisa kena 
> penyakit dan sayang anak istrinya sebagai titipan Allah dan tidak 
> mau menulari mereka dengan penyakit, maka dia tidak berfikir, tidak 
> bersikap dan tidak bertindak melakukan perzinahan, maka saat itu 
> bisa dikatakan akhlaknya baik karena sesuai tuntunan agama.
>
> Lihat kenyataan hidup, ternyata akhlak orang-orang, bukan hanya 
> sopir truk saja, banyak yang buruk. Cara mereka berfikir, bersikap 
> atau bertindak itu tidak sesuai tuntunan agama, sehingga shalat 
> jalan terus, puasa di bulan ramadhan juga dilakukan, atau mungkin 
> juga rajin berhaji, tapi kelakuan ancur, mereka berzinah, mereka 
> korupsi, dll. Sementara di lain pihak, penegakan hukum lemah, 
> pendidikan rendah, kemiskinan, pemahaman agama juga sekedar 
> beragama menunaikan ibadah sholat puasa saja, tapi kelakuan di luar 
> sholat puasa itu buruk. Bukan hanya pelacuran saja, masalah narkoba 
> kan banyak sekali. Jadi saya bisa memahami dengan kondomisasi ini, 
> masalah orang yang mau berzinah dengan adanya kondom ini, itu hanya 
> memperlihatkan bahwa masih banyak umat Islam yang lebih 
> mementingkan nafsu syahwatnya, masih banyak yang akhlaknya buruk, 
> masih banyak yang pemahaman agamanya sekedar ritual taoi tidak 
> menjaga pikiran, sikap dan perbuatannya dalam kehidupan sehari- 
> hari, masih banyak yang tidak mengerti bahaya penyakit kelamin 
> termasuk penyakit AIDS.
------------------------- dst----------------------------

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke