Oleh karena itu maka hanya dengan mekanisme dimana kita menetapkan
sendiri hukum yg berlaku pada diri kita itu manusia bisa lebih puas.

Kalau dicekokin hal2 yg enggak logis dg atas nama agama kan lama2 kita
gerah juga.  Kalau nurani dan otak sudah berontak, maka baru perubahan
sosial akan terjadi.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada
> didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
> manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
> 
> Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
> kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
> dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
> SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
> bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
> diusahakannya...."
> 
> BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARIS....benar kan Mba Lina...Pak
Her??;))
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <dana.pamilih@> wrote:
> >
> > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> > keluarga yg dinafkahi oleh laki2.  Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas
perempuan.  
> > 
> > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> > di abad ke 21.  Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> > perlakuan thdnya sebagai pemimpin.  Adil kan?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> > <wikan.danar@> wrote:
> > >
> > > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > > harta mereka......".
> > > 
> > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > > yang menerjemahkannya?
> > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa
laki2 bisa
> > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa
laki2), dan
> > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > > dari harta mereka ...".
> > > 
> > > salam,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > > 
> > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <herpribadi@> wrote:
> > > >
> > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia....
> > > >
> > > >    > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu
keharusan
> > > >  bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > > >  laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > > >  merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > > >  kewajibannya.
> > > >
> > > >  Pak Her,
> > > >
> > > >  Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba
mencari
> > > >  nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi
kiranya
> > > >  menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
> > dasarnya
> > > >  bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan
> ayatnya?
> > > >  please;))
> > > >
> > > >  salam,
> > > >
> > > >  ====
> > > >    Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
> > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
> > mereka......".
> > >
> >
>


Kirim email ke