Nah ini dia contoh anarkinya lagi.

"Negara kecil" itu apa?  Apakah termasuk negara yg anggota PBB atau
negara2an semau dewe?  Terus mengapa eksekutornya semau2nya berani
melalukan eksekusi di wilayah kedaulatan negara lain tanpa kerjasama
polisi dan perangkat hukum antar negara?  Koq enggak ada kerjasama dg
interpol dsb?  Tidak ada formalitas.  Begitu ada fatwa semua orang
merasa berhak mengadili dan menghukum spt di desa thd maling ayam.  

Saya sendiri enggak tahu bagaimana proses peradilan si Salman Rushdie
(olok2nya he is in a RUSH to DIE). Dia menunjuk siapa sebagai
pembelanya?  Terus bagaimana apakah dia diberi hak naik banding? 
Apakah proses pengadilannya didokumentasikan dan dibahas oleh para
ahli hukum internasional?

Terus koq kenapa malahan pemerintah Inggris melindungi Salman Rushdie
bukannya menyerahkan dia berdasarkan perjanjian ekstradiksi?  Artinya
keputusan pengadilannya tidak dihargai.  Mengapa tidak dihargai,
karena tidak mengikuti prinsip2 hukum internasional.  Hukum semau dewe
dianggapnya.

Apa enggak malu hukum Islam dianggap enggak serius dan tidak berbeda
dg pengadilan model Ku Klux Klan.  Begitu dewan pemimpin gerombolan
KKK memutuskan utk membunuh seorang negro, maka besoknya dikerahkan
segerombolan kecil eksekutor utk mengejar dan membunuh si negro itu. 
Apakah si negro ada kesempatan membela diri?  Boro2 orang dia aja
enggak tahu diadili.  Diadilinya biasanya di pertemuan rahasia malam
di api unggun sambil membakar salib.  Apakah pemerintah negara bagian
diberitahu secara formal bahwa si negro itu diadili dan bahwa hak2nya
sebagai terdakwa terlindungi sesuai dg prosedur hukum yg berlaku? 
Dari mana asalnya kewenangan KKK utk melakukan eksekusi hukuman?

Nah masa hukum Islam yg telah begitu maju dibawah Ibnu Khaldun mau
dikembalikan selevel gerombolan KKK.  Ya tentu saya aja orang awam ya
protes dong.  Malu dong masa mundur ke jaman jahiliyah lagi.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Pengadilan in absetia di Iran atas Shalman Rusdi dilaksanakan, sebab
tidak
> mungkin Salman Rushdi diboyong ke Iran untuk membela dirinya dalam
> pengadilan. Kelompok-kelompok Mujahidin yang dicap terrorist Amerka
dengan
> dia punya Kamus Newspeak(*), menganggap kelompok mereka itu sebagai
"negara
> kecil" (yang tidak mengakui hukum negara lain)), sebelum mengeksekusi
> melakukan juga pengadilan in absentia, karena tidak mungkin misalnya
> terrorist Georg W Bush diboyong ke "wilayah kedaulatannya".(**).
> Itulah sebabnya saya katakan di bawah "Kejadian itu di Pakistan
> seluk-beluknya secara mendetail belumlah terangkum dalam berita sepotong
> itu. Kita belum mendapatkan informasi dari pihak yang melakukan
penembakan,
> Malulvi Ghulam Sarwar (MGS)" . Maksudnya apakah MGSitu adalah
eksekutor dari
> sebuah "negara kecil", yang telah mengadakan pengadilan in absentia.
> Wassalam,
> HMNA
> ----------------------------------------------------
> (*)
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 602. Kamus Newspeak
> 
> Saya menerima e-mail melalui japri dari Malaysia. Ia mempertanyakan
ungkapan
> "Jama'ah Islamiyah yang melaksanakan ibadah haji", yang saya pergunakan
> dalam Seri 600 yang lalu. Mengapa katanya "berbeza dari yang lazim". Ada
> baiknya menurut hemat saya jawaban saya kepadanya saya kembangkan
dalam Seri
> 602 ini.
> 
> Penggunaan ungkapan Jama'ah Haji yang lazim dipakai sesungguhnya
tidak kena.
> Apabila dikatakan seorang petinggi pergi menjemput kloter pertama
Jama'ah
> Haji dari Tanah Suci di lapangan terbang, maka penggunaan ungkapan
Jama'ah
> Haji benarlah adanya, yaitu dengan asumsi semuanya yang datang itu
adalah
> sudah haji, tidak ada yang batal ibadah hajinya karena tidak memenuhi
> seluruhnya rukun haji. Akan tetapi kalau dikatakan seorang petinggi
melepas
> keberangkatan kloter satu Jama'ah Haji ke Tanah Suci di lapangan
terbang,
> maka itu tidak benarlah adanya. Sebab yang berangkat itu umumnya
calon-calon
> haji, namun tak kurang pula jumlahnya yang sudah haji. Dikatakan Jama'ah
> Calon Haji, itu tidak benar, karena sudah ada yang haji. Dikatakan
Jama'ah
> Haji seperti yang lazim, juga tidak benar karena umumnya adalah
calon haji.
> Maka saya pergunakanlah ungkapan "berbeza" dari yang lazim, yaitu:
"Jama'ah
> Islamiyah yang melaksanakan ibadah haji". Saya pergunakan ungkapan yang
> panjang itu dengan tujuan ganda. Pertama mengoreksi yang lazim, dan
kedua,
> ini yang lebih penting, yaitu "mengangkat kembali citra ungkapan
"Jama'ah
> Islamiyah" yang telah tercemar oleh "Kamus Newspeak". Apa itu Kamus
> Mewspeak? Silakan dibaca selanjutnya.
> 
> ***
> 
> Amerika memproduksi "Newspeak" (= ucapan baru). Terjadilah dua dunia
dalam
> benak orang: dunia nyata dan dunia Newspeak. Noam Chomsky telah
> menginventarisasikan sejumlah kata yang telah diserongkan maknanya oleh
> American Ideological System dalam bukunya yang berjudul Pirates and
Emperor
> : International Terrorism in the Real World, yang telah
diterjemahkan oleh
> Mizan dengan titel Maling Teriak Maling. Menurut "Kamus Adikuasa"
itu bila
> negara-negara Arab menerima posisi AS, mereka disebut "moderat". Bila
> menolak disebut "ekstremis". Dalam benak orang disuntikkanlah
melalui mas
> media bahwa kata "ekstremis", termasuklah di dalamnya a.l. PLO,
Libya, Iran,
> Thaliban dan Iraq. "Terrorisme", yang pada mulanya berarti tindakan
> kekerasan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti lawan, dalam Kamus
Newspeak,
> terrorisme adalah tindakan protes yang dilakukan oleh negara atau
> kelompok-kelompok kecil yang anti Amerika. Pembunuhan tiga orang
Israel di
> Larnaca adalah terrorisme, tetapi penyerbuan sasaran sipil di Tunisia,
> pembantaian Sabra dan Satila disebut "tindakan mendahului" (preemptive).
> Makna Newspeak "Proses perdamaian" berarti "usulan perdamaian yang
diajukan
> oleh Amerika Serikat". Usulan-usulan perdamaian, yang dikemukakan oleh
> negara-negara Arab, terlebih Palestina, betapapun realistisnya, jika
tidak
> sama dengan usulan AS, menurut Kamus Newspeak disebut rejeksionisme.
> 
> Ungkapan Jama'ah Islamiyah sudah terkontaminasi oleh Kamus Newspeak,
yaitu
> terroris. Padahal menurut Al Qur^an, seluruh umat Islam adalah Jama'ah
> Islamiyah:
> -- W'ATSHMWA BHBL ALLH JMY'AA WLA TFRQWA (S. AL'AMRAN, 103), dibaca:
> -- wa'tashimu- bihabli Lla-hi jami-'aw wa la- tafarrqu- (s. ali'imra-n),
> artinya:
> -- dan berpegang-teguhlah kamu pada tali Allah (Syari'at Islam) dengan
> berjama'ah dan janganlah berfirqah-firqah (bercerai-berai) (3:103).
> -- YAYHA ALDZYN AMNWA KHDZWA KHDZRKM FANFRWA TSBAT AW ANFRWA JMY'AA (S.
> ALNSAa, 71), dibaca:
> -- Ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- khudzu- khidzrakum fanfiru- tsuba-tin
> awinfiru- jami-'an (s. annisa-'), artinya:
>  Hai orang-orang yang beriman waspadalah kamu dan dan keluarlah kamu
dengan
> berpasukan-pasukan atau keluarlah secara berjama'ah (4:71).
> 
> Tidak pernah ada gerakan yang mengaku bertanggung jawab atas nama
Jama'ah
> Islamiyah. Tidak sama misalnya dengan Al Qaidah yang menyatakan
bertanggung
> jawab atas gerakannya, misalnya gerakan pemboman synagogue, menyusul
> Konsulat Inggris dan Bank HSBC di Turki baru-baru ini. Nama Al Qaidah
> dipakai oleh baik kelompok Al Qaidah sendiri maupun dunia internasional.
> Jadi Al Qaidah tidak ada dalam Kamus Newspeak. Sebaliknya dari Jama'ah
> Islamiyah, yang tidak pernah ada kelompok yang mengaku identitas itu
dalam
> gerakannya, hanya ada dalam Kamus Newspeak melalui PBB, maka Islam
Liberal
> adalah Newspeak juga dicetuskan di Amerika tepatnya Universitas North
> Carolina, pencetusnya ialah Charles Kurzman. Ini diadopsi di mana-mana
> sedangkan di Indonesia diadopsi oleh kelompok Utan Kayu di Jakarta.
Mengapa
> di atas dikatakan Islam Liberal adalah sebaliknya dari Jama'ah
Islamiyah?
> Oleh karena sekali lagi dikatakan, tidak pernah ada gerakan atau
kelompok
> yang memakai identitas gerakan terror dengan nama Jama'ah Islamiyah yang
> bertanggung jawab atas hasil gerakannya, hanya ada dalam Kamus Newspeak.
> Sedangkan Newspeak Islam Liberal ada yang menamakan kelompoknya
dengan nama
> itu, tetapi ada masyarakat di luar kelompok itu yang tidak mau
memakai nama
> Islam Liberal, melainkan dengan nama Aliran Kepercayaan Liberal. Setiap
> bulan DPP Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) di
Makassar
> menyelenggarakan mujadalah (diskusi) bulanan. Dalam diskusi bulanan
pada 12
> Oktober 2002, saya menjadi pemakalah bersama-sama dengan seorang tokoh
> Kajian Islam Utan Kayu (KIUK), Drs. Taufiq Adnan Kamal MA. Hampir semua
> peserta diskusi menyetujui pemakaian Aliran Kepercayaan Liberal bagi
yang
> menamakan dirinya Islam Liberal. WaLlahu a'lamu bishshawab.
> 
> *** Makassar, 23 November 2003
>     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> ==============================
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 492. Le Corsaire Noir
> 
>       Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah
SWT, dalam
> kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila
> pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui,
> langsung ke cara membacanya saja.
>       Kita patut menyatakan turut berduka-cita atas jatuhnya korban,
baik di
> Amerika maupun di Palestina. Kita patut lebih berdukacita karena
pemerintah
> Amerika Serikat sama sekali tidak pernah merasa turut berduka-cita atas
> terbantainya 5000 warga Palestina oleh Israel dalam kurun waktu dua
tahun
> terakhir. Kita patut sangat berduka-cita lagi karena pemerintah Amerika
> Serikat justru mendukung teroris Israel dengan membelanya dalam
Konferensi
> HAM dan Anti Rasisme yang diadakan di Afrika Selatan baru-baru ini.
>       Penduduk dunia dewasa ini diarahkan dan digiring kedalam perangkap
> opini bahwa seolah-olah mereka yang melakukan teror melalui
> penghancur-leburan dua gedung pencakar langit World Trade Center di
New York
> dan Gedung pertahanan Pentagon di Washington serta peledakan mobil yang
> berisi bom di depan gedung kementrian luar ngeri, Kamis, tanggal 11
> September 2001 adalah "terorist" muslim dan bahwa Osama Bin Laden adalah
> otak dari tindakan teror tersebut!
>  Mampukah Osama Bin Laden memimpin langsung organisasi yang
sedemikian rapi
> dan hebat serta sangat rahasia tidak dapat dicium oleh CIA-nya
Amerika dan
> Mossad-nya Israel, menghasilkan kinerja dengan timing yang tepat serta
> perhitungan arah yang akurat, bahkan didalam kekuasaan pemerintah
federal
> Amerika, sehingga mampu menluluh lantakkan secara spektakuler dua gedung
> pencakar langit yang menjadi jantung "perdagangan dunia" dan "pertahanan
> polisi dunia" itu???
>       Demikian pula, mampukah orang-orang muslim dari Afghanistan
ataupun
> pejuang-pejuang muslim dari Palestina menjalankan operasi penghancuran
> simbol kapitalisme dunia dan simbol super-power dunia di kandangnya
super
> power itu sendiri dengan cara yang spektakuler?
>       Kalau demikian, siapakah gerangan otak dan pelaksana yang sangat
> tinggi kinerjanya itu?
>       Masih ingatkah pembaca bagaimana Timothy McVeigh, 33 tahun, yang
> memiliki sikap kebencian pada pemerintah federal, pukul 09.00, 19 April
> 1995, menghancur-leburkan gedung federal (gedung Alfred P. Murrah) di
> jantung kota Oklahoma yang menewaskan 168 jiwa, dan telah dihukum mati
> dengan disuntik lethal pada tanggal 11 Juni 2001, yaitu tepat 3
bulan yang
> lalu sejak luluh-lantaknya WTC dan luluhnya pentagon? Dan sebelumnya
McVeigh
> terhendus, siapa yang dituduh di jadikan kambing hitam? Siapa lagi kalau
> bukan ummat Islam sang terroris.
>  Maka kesimpulan sementara yang paling punya kemampuan untuk menjalankan
> operasi peluluh-lantakan itu adalah orang-orang warga Amerika sediri
yang
> merasa anti kepada segala bentuk kebijaksanaan yang dibuat oleh
pemerintah
> federal Amerika, dan tentu saja mereka itu semua adalah bukan muslim.
> 
> ***
>  Saya masih teringat sayup-sayup sebuah film yang berjudul Le
Corsaire Noir
> (diucapkan: le kokhsaikhe noakh, seperti "r"-nya orang Langkat, atau
"r"-nya
> Rizal Ramli). Film itu pernah saya tonton sekitar 50 tahun lalu. Si
Bajak
> Laut hitam ini, demikian dalam cerita, sangat menyusahkan
negeri-negeri di
> Eropa, terutama Inggris yang menganggap dirinya "Penguasa Laut",
ruler of
> the waves. Karena sudah terkenal (berucht) di kalangan negeri-negeri
Eropa,
> maka asal ada pembajakan baik di laut, maupun pada
pemukiman-pemukiman di
> pesisir, serta-merta jemari selalu ditujukan kepada Le Corsaire Noir,
> walaupun yang membajak itu bajak laut yang lain.
>  Seperti cerita-cerita dalam sinetron kita, cerita ini diisi bumbu-bumbu
> "perselingkuhan". Si Bajak Laut hitam ini berselingkuh dengan
"Lady", isteri
> seorang bangsawan pemilik sebauh "castle". Ada dialog yang saya
masih ingat,
> yang ada persamaannya dengan "terrorist" dewasa ini. "Mengapa kau jadi
> perompak," tanya si Lady dalam suatu perjumpaan asmara di tempat
rahasia.
> "Oh," sahut Le Corsaire Noir, "kapal ini adalah kerajaanku. Orang
mengatakan
> pangkat saya kapten, tetapi sebenarnya menurut saya sendiri, saya adalah
> raja dalam kerajaanku itu", sambil ia menunjuk ke kapalnya yang sedang
> berlindung di sebuah teluk. "Saya menentukan kerajaan mana yang menjadi
> sahabat dan kerajaan mana yang menjadi musuhku," ujar Le Corsaire
Noir lebih
> lanjut. "Dan," tambahnya pula, "kerajaan yang menjadi saya punya musuh
> bebuyutan (aarst vijand) adalah Kerajaan Inggris. Celakanya, dalam
cerita
> itu Kerajaan Inggris tidak pernah berhasil melacak Le Corsaire Noir.
Film
> itu ditutup dengan menyerahkannya kepada penonton. Terjadi pembajakan di
> pelabuhan Inggris Portsmouth, suatu pelabuhan kapal-kapal perang
Inggris,
> yang sangat dibanggakan oleh Kerajaan Inggris pada waktu itu.
Mengapa saya
> katakan diserahkan kepada penonton? Karena film itu ditutup dengan
> mengundang pertanyaan: "Apakah Le Corsaire Noir yang melabrak
Portsmouth,
> ataukah bajak laut yang lain?" Cerita Le Corsaire Noir ini analog dengan
> Al-Qaidahnya Osama bin Laden. Inggris yang menganggap dirinya "Penguasa
>  Laut", ruler of the waves, adalah analog dengan USA yang menganggap
dirinya
> super power polisi dunia. Inggris yang tidak pernah berhasil melacak Le
> Corsaire Noir, analog USA juga tidak pernah berhasil melacak Osama bin
> Laden. Pembajakan di pelabuhan Inggris Portsmouth, suatu pelabuhan
> kapal-kapal perang Inggris, analog dengan penghancur-leburan dua gedung
> pencakar langit World Trade Center di New York dan Gedung pertahanan
> Pentagon di Washington.
> 
> ***
>  Biarkanlah Amerika dan sekutunya berprasangka, Le Corsaire Noir itu
Osama
> bin Laden. Namun ummat Islam janganlah pula ikut-ikutan berprasangka
buruk
> terhadap Osama bin Laden. Firman Allah:
> -- WLA TQF LA LYS LK BH 'ALM AN ALSM'A
> WALBSHR WAFWaAD KL AWLaK KAN 'ANH MSaWLA (S. ASRY, 36), dibaca:
> -- wa la- taqfu ma- laysa laka bihi- 'ilman inna alsm'a walbshr
walfua-da
> kullu ula-ika ka-na 'anhu mas.u-la- (s. isra-), artinya:
> -- janganlah engkau memperturutkan apa yang tidak ada pengetahuan engkau
> tentang halnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hasil
pemikiran,
> masing-masinga akan dipertanggung-jawabkan (di Hari Pengadilan kelak).
> WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
> 
> *** Makassar, 16 September 2001
>       [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> **********************************************************
> 
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "Dan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Saturday, February 24, 2007 00:03
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Female minister killed for refusing
to wear
> veil
> 
> 
> > Baiklah barangkali memang tidak mungkin memberikan suatu fatwa tanpa
> > pembeberan fakta dan alasan yg dipilih oleh sipelaku.
> >
> > Tapi ada beberapa hal yg bertentangan dengan HAM yaitu:
> >
> > 1.  Bahwa seorang individu partikelir dapat melakukan dengan tangannya
> > sendiri pelaksanaan suatu hukuman mati terhadap orang lain.  Dalam
> > suatu negara demokrasi hak menjatuhkan hukuman pada orang lain sudah
> > tidak ada dalam tangan seorang individu.  Hak tersebut ada pada
> > negara.  Negara hanya melaksanakannya setelah adanya vonis sah dari
> > proses pengadilan yg sesuai dengan prosedur yg berlaku.  Malahan
> > hukuman mati sudah ingin dihapuskan oleh gerakan HAM. Beberapa negara
> > Eropah sudah lama menghapus hukuman mati.
> >
> > 2.  Bahwa si terhukum tidak pernah diadili dan tidak pernah
> > berkesempatan membela diri.  Jika orang jalan2 kemudian dibunuh karena
> > dituduh telah melakukan kesalahan padahal tidak ada kesempatan membela
> > diri di pengadilan resmi, ini namanya anarki.  Proses pengadilan saja
> > dijalankan dengan praduga tidak bersalah.  Ini terjadi juga dengan
> > sutradara Belanda yg dibantai selagi jalan2, karena dituduh menghina
> > Islam.  Setahu saya dalam masyarakat Islam seperti jaman Ibnu Khaldun
> > itu lembaga pengadilan itu sudah demikian maju dan tidak mungkin hal
> > ini dibiarkan karean perselisihan harus diselesaikan melalui
> > pengadilan.  Main bantai itu termasuk bagian dari budaya jahilyahnya
> > Arab bedouin bukan masyarakat Islam madani.
> >
> > 3.  Hukum yg dianut oleh si individu partikelir itu adalah belum
> > merupakan hukum positif suatu negara, karena masih tafsiran pribadi
> > belaka. Hukum yang masih taraf tafsiran pribadi belum menjadi hukum
> > positif sebelum disahkan oleh parlemen, dan tidak dapat ditegakkan
> > oleh siapa siapa, termasuk negara dan individu.
> >
> > Kita pernah berdiskusi dalam masalah ini beberapa waktu yang lalu, dan
> > dari diskusi tsb spt pada jawaban Bapak kali ini dikutip di sini
> > "hanya dapat kita katakan tidak sepaham dalam hal "memilih" lapangan
> > jihad nahi mungkar itu."  Selain itu juga Bapak berkata bahwa
> > penilaian atas jihad seseorang itu ada pada Tuhan bukan pada sesama
> > manusia.
> >
> > Kalau orang ingin melakukan, dengan tangannya sendiri, jihad nahi
> > mungkar tentunya harus dengan syarat bahwa keadilan terhadap orang
> > lain tetap dipelihara.  Dalam hal ini hak membela diri, hak tidak ada
> > rasa takut thd ancaman yg tidak diketahui, hak untuk diadili secara
> > adil malalui proses pengadilan yang transparan, dsb.
> >
> > Nahi mungkar tanpa memperhatikan rasa keadilan manusia tidak lain
> > kezaliman karena tidak ada tanggung jawab terhadap sesama manusia
> > lain.  Istilahnya ANARKI.  Anarki tidak akan menciptakan ketertiban
> > dan keadilan karena semua penilaian itu arbitrer.
> >
> > Saya tidak yakin bahwa nahi mungkar itu berarti orang boleh menurut
> > keputusan pribadinya (own discretion) menghukum mati orang lain.
> > Tidak mungkin ini ajaran Islam yang sesungguhnya.  Ini pasti dari
> > hadits, karena tidak masuk akal dan tidak terasa ilham iLlahinya.
> > Terasa sekali ini produk budaya jahiliyah.
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
> > <mnabdurrahman@> wrote:
> > >
> > > Tidak segampang itu memberi fatwa terhadap suatu kejadian di
> > lapangan dalam
> > > hal hasil ijtihad berjihad mengaplikasikan yanhawna 'ani l-munkar
> > (mencegah
> > > kemungkaran). Kejadian itu di Pakistan seluk-beluknya secara
mendetail
> > > belumlah terangkum dalam berita sepotong itu. Kita belum mendapatkan
> > > informasi dari pihak yang melakukan penembakan, Malulvi Ghulam
Sarwar
> > > Sedangkan yang terjadi di Indonesia saja seperti hasil ijtihad ttg
> > aplikasi
> > > jihad mencegah kemungkaran di lapangan dalam kasus Bom Bali I,
> > apakah Imam
> > > Samudera cs itu salah ijtihadnya ? Paling-paling dalam hal itu,
setelah
> > > mengikuti infomasi, baik dari segi tuntutan jaksa maupun pembelaan
> > baik dari
> > > kuasa hukum maupun dari pihak Imam Samudra sendiri di
pengadilan, serta
> > > siapa itu Imam Samudera seperti yang ditulisnya(*),  hanya dapat
kita
> > > katakan tidak sepaham dalam hal "memilih" lapangan jihad nahi
> > mungkar itu.di
> > > Bali itu. Hasil ijtihad yang satu tidak dapat menghakimi hasil
> > ijtihad yang
> > > lain.
> > > Wassalam,
> > > HMNA
> 
> __________________________________________________
> Apakah Anda Yahoo!?
> Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik
terhadap spam  
> http://id.mail.yahoo.com
>


Kirim email ke