Lain AS dan lain Inggris.  Jangan semua Barat ditumplekin jadi satu. 
Seperti tidak semua Arab adalah seragam budayanya.  Maroko beda sekali
dg Saudi Arabia.

Tapi di AS tidak ada orang Mexico spt ulama radikal Abu Qatada yg
diusir dari Yordania, ditampung dan dijamin di Inggris menurut berita
memperoleh tunjangan sosial dari pemerintah Inggris sebesar £1500 = Rp
27 juta per bulan, tapi kerjanya berkhotbah memerangi kafir dan
menggalang kekuatan menghancurkan kafir termasuk Inggris!  Ini issue
agama atau issue ras?

Oleh pemerintah Inggris dianggap sebagai ancaman keamanan publik dan
kemudian dia diadili (HAM masih dijunjung karena diadili dan disertai
pembela!).  Divonis salah dan akan dikirim kembali ke Yordania.  Tapi
gerakan pembela HAM orang Inggris sendiri meminta supaya dia tidak
diektradisi karena pasti akan disiksa di Yordania.  Inggris tidak akan
mengirim kembali orang2 ke negara masing2 kalau pasti diketahui akan
disiksa.

Ini ulama sakit rabies (anjing gila) atau apa ini?  Apa kurang
manusiawinya sistem hukum di Inggris.  Sebab2 Islamophobia itu riil di
Barat, dan di setiap negara beda2 kasus penyebabnya tetapi banyak juga
persamaannya yaitu kurangnya muslim imigran menghargai hukum setempat.
 Ada rasa superioritas di kalangan mereka ini bahwa sistem mereka
lebih tinggi dari sistem kafir padahal kalu diuji satu satu banyak yg
tidak sesuai dg prinsip HAM yg berlaku di Barat dan sebenarnya jauh
kurang adil dibandingkan dg sistem di Barat.

Di sini saya hanya ingin memberikan visi satunya lagi karena
barangkali banyak peserta milis yg belum pernah berkunjung ke
Eropah/Amerika sehingga hanya mendengar dari berita dan analisa dari
satu pihak.  Saya memberi bahan pemikiran dari pihak satunya supaya
masing2 dapat menilai sendiri situasi sebenarnya.

Sebelum saya berkunjung ke Maroko, saya memang memiliki prasangka
tertentu mengenai orang Arab tapi setelah itu pandangan saya lebih
obyektif sekarang.  Mudah2an saya bisa berkunjung ke Saudi Arabia dan
dapat melihat sendiri apa yg terjadi di sana.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "khaidarmak" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Salah satu penyebab kenapa banyak yg di eropa adalah lokasi eropa yg
> lumayan deket dari negeri asal imigran2 ini. 
> 
> Kasusnya mungkin sama seperti nasib orang2 meksiko, atau imigran amrik
> latin lainnya, yg biasanya jadi tenaga kerja ilegal di amrik. Batas
> negara amrik-meksiko yg panjang memang menyulitkan utk mengontrol laju
> orang2 ilegal ini. Mereka juga kebanyakan tenaga2 kasar yg
> penghasilannya sangat rendah dan biasanya banyak yg terlibat perkara
> kriminal (mafia obat bius dkk). Orang amrik jg ada yg phobia dgn
> mereka ini. Cuma karena agamanya sama, jadi nggak ada yg
> disangkutpautkan dgn problem agama, tapi dikaitkan dgn problem etnis
> atau ras.
> 
> Khaidar
> http://leluconsinga.wordpress.com
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <dana.pamilih@> wrote:
> >
> > Memang ironis sebab AS itu sangat ketat kebijakan imigrasinya sehingga
> > hanya yg mampu yg bisa hijrah ke sana dan kebanyakan dengan
> > bersekolah/kulah di sana atau bawa duit ratusan ribu dollar utk
> > investasi.  Tentunya mereka sudah middle class sudah modern
> > pemikirannya utk dapat membiayai uang kuliah yg mahal di AS dan bisa
> > menyelesaikan sekolahnya.  Begitu lulus tentu bisa lebih produktif dan
> > ikut dalam mainstream economy.  Kebijakan imigrasi AS lebih bersifat
> > memilih yg produktif.  Keberhasilan ini tentu dg merugikan negara asal
> > karena terjadi braindrain.
> > 
> > Lain di Eropah di mana kebijakan imigrasinya lebih lunak dan lebih
> > berspirit kemanusiaan.  Banyak yg hijrah ke sana karena mereka diusir
> > dari negara syariat di mana mereka berasal.  Mereka datang dari desa
> > bukan dari kota.  Mereka diterima karena lebih demi kemanusiaan. 
> > Karena budaya mereka lebih desa makanya lebih sukar berintegrasi dg
> > mainstream economy.  Di Jerman dan di Inggris ada komunitas yg
> > tertutup yg boleh dikatakan mirip bedol desa program transmigrasi kita
> > dulu.  Bagaimana kalau bedol desa itu bisa berintegrasi?
> > 
> > Selain itu juga kesempatan kerja di Eropa lebih ketat.  Di Inggris
> > lagi booming tetapi Perancis belum sehingga tingkat pengangguran
> > tinggi.  Mereka yg complain dan menganggur di Perancis lucunya tetap
> > memperoleh tunjangan sosial dari pemerintah Perancis yg berasal dari
> > pajak rakyat Perancis.  Dan mereka complain terus tapi disuruh pulang
> > enggak mau.  Kalau complain aja mending malah ada yg ngajak perang
> > melawan negara yg menampung dan menjamin mereka! Terus mereka menuntut
> > agar kolam renang putra putri dipisah, lapangan bermain dipisah, dsb
> > dsb; tetapi mereka enggak bayar pajak malahan makan dari hasil pajak
> > orang lain.  Rupanya enakan jadi parasit makmur di negeri kafir
> > daripada harus banting tulang tetap miskin di negara syariat milik
> > sendiri.  
> > 
> > Lucu ya.  Tapi ini kenyataaan di Inggris, Perancis, Jerman. Bisakah
> > kita mengerti mengapa ada Islamophobia di Eropah?  Imigran muslim di
> > Eropah masih belum dianggap anggota masyarakat yg produktif, karena
> > memang tidak produktif.  Yang mereka hafal itu halal, haram, zina,
> > aurat tetapi tidak ada skills yg dapat dipakai utk cari duit secara
> > halal atau yg kompetitif secara global.  Bisa bikin apa mereka ini?
> > 
> > Ayo gimana dong solusinya?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "khaidarmak" <khaidarmak@>
> > wrote:
> > >
> > > Ya, saya setuju kalo salah satu yg menjadi sebab kerusuhan di
prancis
> > > kemarin karena masih adanya diskriminasi dan ketimpangan
ekonomi. Kaum
> > > imigran2 ini walaupun sudah generasi kedua dan dilahirkan di sana,
> > > masih dianggap sbg kaum imigran juga, masih dipandang sbg "the
other".
> > > Di inggris juga begitu, keadaannya hampir sama. Hal ini berbeda dgn
> > > apa yg terjadi di amrik. Kaum muslim di sana lebih mampu
berintegrasi.
> > > Bisa jadi, penyebabnya adalah kaum muslim di amrik rata2 dari
kelompok
> > > yg berpendidikan dan berpenghasilan tinggi dibandingkan
saudaranya yg
> > > di eropa yg kebanyakan berpenghasilan rendah. 
> > > 
> > > Khaidar
> > > http://leluconsinga.wordpress.com
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <ariela4ever@>
wrote:
> > > >
> > > > 
> > > > Anda benar, anglo saxon itu dari Inggris. 
> > > > 
> > > > Jika mengacu pada kasus kerusuhan di perancis tahun 2005, jelas
> > > > terlihat bahwa motif kerusuhan itu timbul di daerah2 miskin yang
> > > > dihuni oleh imigran. Kebanyakan kaum imigran di perancis adalah
> > > > generasi kedua yang lahir dan besar di negara tersebut. Pada
> > > > masyarakat egaliter seperti di eropa, ketimpangan ekonomi & sosial
> > > > tidak bisa dilepaskan dari tanggungjawab pemerintah. Faktor utama
> > > > timbulnya kerusuhan adalah ketidakadilan, dan masalah yang
timbul di
> > > > perancis dalah ketimpangan lahan pekerjaan, pendidikan bagi kaum
> > > > imigran. Menurut saya salah satu cara untuk meredam ketimpangan
> sosial
> > > > ini adalah dengan mengucurkan kredit mikro, memberikan lahan
> > > > pendidikan, bagi para imigran. Mungkin proses asimilasi akan lebih
> > > > berhasil.  
> > > > 
> > > > salam,
> > > > -ariel
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <dana.pamilih@>
wrote:
> > > > >
> > > > > Anglo-Saxon?  Anglo Saxon itu Inggris bukan Perancis bung Ariel.
> >  Coba
> > > > > jangan diaduk2.  
> > > > > 
> > > > > Integrasi sosial juga tidak bisa berlangsung kalau yg mau
> > diintegrasi
> > > > > enggak mau beradaptasi.  Saya mengalami sendiri di Inggris
> bahwa yg
> > > > > dari Pakistan dan muslim lainnya sulit berintegrasi karena
> nilai2nya
> > > > > tidak sejalan dg yg mayoritas.  Contoh dari etika kerja.  Yg
> > muslim di
> > > > > Inggris paling kacau etika kerjanya.  Orang Pakistan dan
> muslim lain
> > > > > sering yg paling rendah prestasi sekolahnya. Lain dg India yg
> Hindu,
> > > > > Cina, Eropah Timur semua memiliki etika kerja yg sesuai sehingga
> > > > > mereka sama majunya di Inggris.
> > > > > 
> > > > > Komunitas Islam di Inggris juga menyendiri dan memisahkan diri. 
> > > > > Mereka yg tidak mau bergabung.  Saya kira di Perancis juga
> > demikian. 
> > > > > Padahal hukumnya sudah jelas tidak diskriminatif. Di Inggris
kalau
> > > > > orang merasa didiskriminasi, diejek2 saja misalnya, bisa
> menuntut di
> > > > > pengadilan.  Dan sering terjadi kasus di mana di pelaku
> diskriminasi
> > > > > dihukum. Di Indonesia?  Lha rumah ibadah di bakar, kehidupan
> diancam
> > > > > aja enggak bisa apa2.  Dan tindakan ini membela Islam katanya.  
> > > > > 
> > > > > Di Saudi Arabia non-muslim itu tidak ada haknya. Mereka enggak
> boleh
> > > > > mendirikan rumah ibadah harus terpisah TIDAK BOLEH
> berintegrasi oleh
> > > > > pemerintah Saudi Arabia.  Kebijakan anti-integrasi,
segregasi, ini
> > > > > kebijakan negara. Di Inggris dan Perancis terbalik: kebijakan
> > > > > integrasi adalah kebijakan negara tetapi ada yg memang tidak mau
> > > > > berintegrasi dan menuduh negara tidak mendukung integrasi. 
> Kalau yg
> > > > > mereka maksud dg integrasi bahwa negara Eropah Barat harus
> > dijalankan
> > > > > dg prinsip syariat ya mana ada yg mau.  Lho wong mereka yg
> > imigrasi ke
> > > > > Barat itu karena kegagalan sistem syariat di negara asal
> mereka utk
> > > > > menjamin keadilan dan kemakmuran!!!  Gimana sih???
> > > > > 
> > > > > There is something not modern with the mentality of the Islamic
> > > > > communities in the UK.
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke