Sebenarnya dari tanggapan pak Satriyo setelah saya menanggapi pak Satriyo 2 
kali - pertama yang dibawah ini dan yang kedua ketika pak Ary ikut membantu 
menjelaskan ke pak Satriyo. Anda bisa melihat dan merasakan sendiri kan, bahwa 
anda tetap ngotot dengan pendapat anda walaupun saya sudah menjelaskan panjang 
lebar berikut contohnya dalam 2 postingan. Itu artinya saya sudah berusaha 
menanggapi, memberi pengertian dalam berdiskusi di milis itu tanpa hati yang 
buruk atau kebencian ke orang/kelompok lain (kalimat ke 2). Dan setelah 
tanggapan berkali-kali ini juga bagi saya pribadi - saya anggap bukan urusan 
saya lagi apakah pak Satriyo mau mengerti atau mau menerima pendapat saya 
(kalimat 1). Kewajiban saya hanya menanggapi sesuai dengan kemampuan saya 
(karena ada keterbatasan waktu, ilmu, dll), selanjutnya ada di luar kewenangan 
saya, anda tetap ngotot dengan pemahaman anda dan tidak mau menerima pendapat 
saya, ini kan hanya obrolan di milis, memangnya dalam milis saya harus maksa 
pak Satriyo untuk mau menerima pendapat saya? Bagi saya 2 kalimat itu tidak ada 
kontradiksi dan saya sudah berulang-ulang menjelaskan bahwa ada kegiatan saya 
menanggapi dan ada kegiatan yang lain mengerti atau tidak ada di luar 
kewenangan saya dan saya tidak peduli lagi sepanjang saya sudah menjelaskan - 
tidak ada pemaksaan dari pihak saya sebab itu kewenangan orang lain.

Apakah pak Satriyo pernah mendengar Rasulullah memaksa orang lain untuk 
sependapat dengan beliau walaupun kita tahu bahwa Rasulullah itu membawa agama 
yang benar? Ayatnya juga ada kan, bahwa tidak ada pemaksaan dalam beragama, nah 
... apalagi dalam obrolan di milis, apa kita harus maksa orang lain dan kalau 
tidak sependapat lalu menganggap orang lain salah dan sesat misalnya?

Kembali lagi, sebenarnya ini kan masalah sederhana. Saya berpendapat dengan 
menuliskan rangkaian kalimat. Menurut pak Satriyo, ada kontradiksi dalam 
kalimat-kalimat saya. Saya menjelaskan 2 kali menjelaskan kalimat-kalimat saya. 
Pak Satriyo tetap ngotot dengan pendapat semula. Saya juga menanggapi lagi, 
tetap dengan pendapat saya semula. Jadi masalahnya hanya pendapat yang berbeda 
kan? Dan itu bukan masalah besar karena di milis kita saling menanggapi dan 
tidak saling memaksa, urusan ngerti atau tetap tidak sependapat kan bukan 
urusan masing-masing. Benang merah dari masalah ini kan kelihatan jelas dan 
sangat sederhana, ada perbedaan pendapat, itu saja ...:)

salam
Aisha
---------
>From : Satriyo
Ibu Aisha,
Insyaallaah saya paham ko konsep ide pokok atau pokok pikiran dalam sebuah 
alinea atau paragraf, dan tdk jarang juga itu berkait atau bersambung dari 
alinea sebelum atau sesudahnya. Kecuali paparan atau body tulisannya memang 
hanya satu alinea.

Begini, bu, pada alinea berikut, ibu menulis:

"Wah pak, saya juga senang ngobrol dengan bapak dan teman-teman lainnya disini. 
Sebenarnya bagi saya pribadi, urusan yang lain mau mengerti atau mau menerima 
pendapat saya, bukan urusan saya. Yang lebih penting lagi menanggapi, memberi 
pengertian dalam berdiskusi di milis itu jangan pakai hati yang buruk, 
kebencian terhadap 
orang/kelompok yang lainnya. Orang kan punya lingkungan (keluarga dan 
lingkungan di luar keluarganya) yang mewarnai pola pikirnya yang berlainan. 
Silahkan meyakini kebenarannya masing-masing untuk masalah jilbab, masalah 
memandang agama lain, dll tapi jangan memaksakan kebenaran yang diyakini itu ke 
orang lain. Di milis kita sekedar 
mengemukakan pendapat masing-masing, mau jadi berubah pendapat atau 
keyakinannya silahkan saja, tetap dengan keyakinannya juga silahkan, tapi 
jangan mikir jelek ke orang lain atau menilai orang lain lebih rendah atau 
sesat atau apalah kata-kata yang berkonotasi buruk dan merendahkan."

Kalo saya boleh lancang mencoba menilik alinea ibu, pokoknya adalah 2 kalimat 
yang saya tanyakan itu, "...Sebenarnya bagi saya pribadi, urusan yang lain mau 
mengerti atau mau menerima pendapat saya, bukan urusan saya. Yang lebih penting 
lagi menanggapi, memberi pengertian dalam berdiskusi di milis itu jangan pakai 
hati yang buruk, kebencian 
terhadap orang/kelompok yang lainnya. ..." Semoga saya tidak salah.

Nah pada kedua kalimat inilah saya lihat ada kontradiksi. Saya paham ko apa 
yang ingin ibu sampaikan, hanya saja saya highlight 2 kalimat tadi karena di 
sana ada kontradiksi itu, yaitu di satu sisi ibu menyatakan "...yang lain mau 
mengerti atau mau menerima pendapat saya, bukan urusan saya..." tapi di sisi 
lain, ibu lanjutkan dengan kalimat "...Yang lebih penting lagi menanggapi, 
memberi pengertian dalam berdiskusi di milis itu jangan pakai hati yang buruk, 
kebencian 
terhadap orang/kelompok yang lainnya..." yang kalimat ini dimulai dengan 
kata-kata "...Yang lebih penting lagi menanggapi, memberi pengertian..."

Jadi bukan masalah isi atau pokok pikiran alinea itu, karena saya paham itu, 
tapi dua kalimat yang mengandung pertentangan tadi. Ibu menekankan pentingnya 
memberi pengertian tapi di sisi lain ibu tidak peduli apakah "memberi 
pengertian" itu terlaksanan atau tidak dengan menyatakan bahwa bukan urusan ibu 
yang lain mau mengerti atau mau 
menerima pendapat ibu. Ini bagi saya tidak konsisten dan kontradiktif.

Intinya, ibu berharap saya (atau siapa saja) tidak memaksakan kehendak kan? Itu 
juga saya setuju dan saya tidak memaksakan kehendak. Saya semata berusaha 
meyakinkan. Boleh2 saja kan? Nah masalah orang menerima upaya saya meyakinkan 
itu sebagai sebuah pemaksaan nah itu bukan urusan saya. Toh dalam komunikasi 
apapun pasti ada distorsi, interan si person dan juga eksternal.

Jadi, jika ibu tidak membuat 2 kalimat yang isinya bagi saya kontradiktif itu 
mungkin saya tidak akan angkat hal ini.

Dan saya hanya menyampaikan apa yang saya pahami. Jika itu salah ya so what, 
kan memang itu hak berpendapat.

Saya lihat, dengan begitu tingginya keinginan agar diskusi di milis berlangsung 
ilmiah dan santun, tetap saja saya lihat pihak yang nyaring menyuarakan itu 
tetap mengeluarkan statement yang bagi saya tidak ilmiah dan santun, dan tidak 
ada hubungan dengan isi atau ide utama/topik yang dibicarakan.

Jadi saya kira dalam hal menegur, atau mengoreksi tdk ada salahnya juga 
memperhatikan segi ilmiah (kalo memang itu bisa) dan kesantunan. Apakah santun 
dan ilmiah namanya jika melakukan labelisasi pada teman diskusi hanya karena si 
person itu dianggap melabeli pihak lain? Saya kira tidak. Dan apakah santun 
juga dng dalih adil lalu membalas sikap 
(yang dianggap/dituduh)jelek dengan sikap jelek juga?

Saya tidak merasa sempurna dan (paling) benar, tapi saya juga tidak terima jika 
saya dicap cacat (alias tidak sempurna) dan sesat (alias tidak benar), hanya 
karena saya memandang seseorang atau satu golongan salah atau sesat, dengan 
memposting pendapat orang lain yang saya sepakati dan benarkan isinya.

Jadi kembali ke pokok permasalahan, jika ibu tidak memandang apa yang saya 
tanyakan itu relevan dengan ide pokok di alinea itu ya sudah, tidak masalah. 
Bagi saya tetap saja ada yang mengganjal dan itu mempengaruhi isi alinea ibu 
itu.

Apa yang dilakukan Ary untuk membantu juga tetap tidak menghilangkan fakta 
bahwa ada kontradiksi itu pada dua kalimat yang mengawali dan menjadi ide pokok 
dari alinea ibu itu.

Demikian ibu.

Terima kasih berusaha memberikan titik terang dan saya minta maaf jika belum 
terlalu mudah untuk bisa klik saat berdiskusi.

salam,
satriyo
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Satriyo,
Jika saya menulis, biasanya dalam satu paragraph itu ada satu ide pokok, dan 
jika ditanggapi dengan dipotong-potong per kalimat, nantinya jadi kacau..:). 
Jika masih belum mengerti, coba deh saya cerita dengan kalimat yang lain. Dalam 
paragraph pertama itu saya menjelaskan bahwa di milis saya berusaha 
berkomunikasi dengan menulis apa yang saya pikirkan atau saya rasakan 
(contohnya ketika saya bertanya "apa yang paling penting dalam perkawinan?" 
setelah saya nonton satu film) atau menanggapi orang (contohnya ketika saya 
cerita janggut 5 lembar kakak sepupu ketika saya membaca mba Mia cerita onta di 
Sudirman dan janggut yang cuman 5 lembar). Bapak bisa melihat kan, apakah saya 
menuliskan itu pakai hati yang buruk, dengan kebencian terhadap orang atau 
kelompok lain? Bisa dipahami pak? Nah... sekarang kita beralih ke orang lain - 
anggota milis ini yang saya ajak berkomunikasi. Ada banyak ragam komentar 
orang-orang yang menuliskan apa yang dipikirkan atau dirasakannya setelah 
membaca yang saya tulis dan juga ada orang yang mungkin membaca tapi tidak 
menuliskan tanggapannya, dan saya tidak bisa mengatur apakah mereka ini mau 
menerima pendapat saya atau bisa mengerti apa saja yang saya tuliskan. Jadi ini 
bukan masalah monolog, pembicaraan satu arah, atau apapun pemahaman anda karena 
sepanjang saya diberi umur dan kesehatan oleh Allah, diberi kesempatan 
menggunakan komputer dan akses internet oleh Allah, saya berusaha untuk 
menjelaskan jika ada yang bertanya lebih lanjut sehingga diharapkan teman-teman 
lainnya memahami apa yang saya pikirkan dan saya rasakan. Ini sulit karena saya 
bukan hanya milisan, untuk menanggapi sulit karena waktu untuk membaca 
postingan di milis ini saja terbatas. Tapi saya berusaha menjawab sehingga 
terjadi "dialog" dengan beberapa orang, tapi kembali lagi - saya kan tidak bisa 
ngatur apakah mereka yang berdialog dengan saya ini bisa memahami atau mengerti 
apa saja yang saya jelaskan, itu di luar kewenangan saya sebagai manusia, jadi 
ini bukan urusan saya. Saya hanya berusaha menyampaikan semampu saya, itu saja. 
Jadi menurut saya ini sederhana..:)
.........
........

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke