Ko tidak ada sumbernya dari mana? Bisa tolong bantu sertakan sumber asalnya?
terima kasih, satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "seismic_yuni" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta > > Sumber : Ust. M. Fauzil Adzim > 2007-03-07 > > Bila malam sudah beranjak mendapati subuh, bangunlah sejenak. > Lihatlah istri anda yang sedang terbaring letih menemani bayi anda. > Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan > karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirah > barang sekejap. Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah > itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada > lagi. > > Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Disaat anda sudah bisa > merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri anda barangkali > belum benar-benar menemukan kesegarannya. > > Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, > membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya > dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi > pipis lagi. Padahal tangan istri anda pula yang harus mencucinya. > > Disaat seperti itu, apakah yang anda pikirkan tentang dia? Masihkan > anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara > lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng > sementara disaat yang sama anda menuntut dia untuk menjadi istri > yang penuh perhatian, santun dalam berbicara, halus dalam memilih > setiap kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, > termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri > tetapi dianggap sebagai kewajibannya. > > Sekali lagi, masihkan anda sampai hati mendambakan tentang seorang > perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu > saja saya tidak tengah mengajak anda membiarkan istri membentak anak- > anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak anda > melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara suami tak > pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tak sabar. > > Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh > kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya > akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba > membuat anak menjerit karena cubitannya yang bikin sakit. > > Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja- > manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri > shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh > diakui, meski tak pernah meminta kepada anda. > > Sementara gejolak-gejolak jiwa memenuhi dada, butuh telinga yang mau > mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya > berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah anda akui > keberadaannya, maka kangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali > dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. > > Jangankan istri anda yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri > Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski > yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi SAW tak mau > mendengarkan melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika > itu, Nabi SAW hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu > seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan. > > Ketika menginginkan ibu anak-anak anda selalu lembut dalam mengasuh, > maka bukan hanya nasehat yang perlu anda berikan. Ada yang lain. Ada > kehangatan yang perlu anda berikan agar hatinya tidak dingin,apalagi > beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang > perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya > sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih sayang. > > Ada ketulusan yang harus anda usapkan kepada perasaan dan > pikirannya, agar ia masih tetap mememilki energi untuk tersenyum > kepada anak-anak anda, sepenat apapun ia. > > Ada lagi yang lain : PENGAKUAN. Meski ia tak pernah menuntut, tetapi > mestikah anda menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. > > Karenanya, anda kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika > perjalanan waktu melewati tengah malam, pandanglah istri anda yang > terbaring letih itu, lalu pikirkanlah sejenak, tak adakah yang bisa > anda lakukan sekedar mengucapkan terima kasih atau menyatakan sayang > bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, > lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih > itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir > minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu > cangkir cinta. > > Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,"ada secangkir > minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?" > > Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa anda lakukan. Mungkin > sekedar membantunya meyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin > juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau > anda terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau > menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena > gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah, sebab > selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang anda > lakukan. > > Anda tidak akan mendapati amal-amal anda saat berjumpa dengan Allah > di yaumil-qiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin anda lakukan, > terserah anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan > terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang > terkasih. Semoga dengan kerelaan anda untuk menyatakan terima kasih, > tak ada airmata duka yang menetes baginya, tak ada lagi istri yang > berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karema merasa tak > didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang anda berikan > lepadanya, kelak istri anda akan berkata tentang anda sebagaimana > Bunda 'Aisyah RA berucap tentang suaminya, Rasulullah SAW,"Ah, semua > perilakunya menakjubkan bagiku". > > Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah > engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia > sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang > mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut > untuknya. > > Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih sayang dan cinta yang tak > lekang oleh perubahan. Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, > sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. > > Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah anda ingat > kembali ketika Rasulullah SAW berpesan tentang istri. "wahai > manusia, sensungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian > sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah." kata > Rasulullah SAW melanjutkan. " kalian mengambil wanita itu sebagai > amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan > ikatan Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurusi istri kalian. > Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik." > > Anda telah mengambil istri anda sebagai amanah dari Allah. Kelak > anda harus melaporkan kepada Allah Ta'ala bagaimana anda menunaikan > amanah dari-Nya. Apakah anda mengabaikannya sehingga guratan- guratan > dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang > sebenarnya? Ataukah, anda sempat tercatat selalu berbuat baik untuk > istri. > > Semoga anda memberi ungkapan yang lebih agung untuk istri anda. >