Ninih Menepis Gosip Cerai
"APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI AKHIRAT NANTI!" 

http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=13803&no=2


Setelah Aa Gym berpoligami, gosip miring kerap menghampiri hubungan Aa
Gym-Teh Ninih. Baru-baru ini berhembus kabar, Ninih (40) diisukan minta
cerai. Benar demikian? "Enggak pernah kepikiran pisah dengan Aa!" Kini ibu
dari 7 anak ini semakin rajin berdakwah. Salah satu alasannya, sekarang
Ninih tak perlu fokus lagi mengurus Aa Gym karena sudah berbagi tugas dengan
madunya, Rini. Berikut obrolan dengan Ninih. 

 Sejak kapan mulai berdakwah?
Kalau mengajar, sudah saya lakukan sejak remaja hingga kuliah. Untuk
berdakwah, terhitung sejak 5 tahun yang lalu. Karena sudah disiapkan, ya,
enggak menemukan kesulitan. Awalnya ditandem dulu oleh Aa, lalu Aa memberi
masukan tentang kurang-lebihnya dakwah saya. Saya disiapkan Aa seperti
mengajar anak TK. Tapi senang, kok, diajari Aa. Ha. . ha.. 

Kabarnya akan pulang ke rumah orang tua di Cijulang?
Bukan pulang, tetapi mau dakwah di rumah Teteh,karena ibu-ibu di sana sudah
kangen sekali. Memang, biasanya ke sana dengan Aa. Sekarang Teteh mencoba
sendiri saja. Tak masalah, kok. Malah latihan mandiri di kampung halaman
sendiri. 

Biasanya memang Aa yang dakwah lebih banyak, Teteh kebagian sedikit.
Sekarang Aa menganjurkan mandiri, supaya tidak dibayang-bayangi kebesaran
nama Aa. Kata Aa, "Saya mempersilahkan Mamah (panggilan Aa Gym pada Ninih,
Red.) untuk leluasa berkreasi dalam berdakwah penuh." Tapi Aa selalu SMS,
kok, memberikan masukan tentang poin-poin yang penting untuk materi dakwah
Teteh. Misalnya, ketika Teteh ceramah tentang kecantikan wanita, pekan lalu
di Tangerang, Teteh minta saran dan Aa mengatakan, kecantikan wanita itu
bukan dari topeng, melainkan dari qolbu-nya. Nah, Teteh ingat terus
kata-kata itu.

Apakah latihan mandiri itu bisa diartikan saat ini sedang dilatih agar bisa
mandiri dan kelak hidup sendiri?
Kalau Aa melatih mandiri, itu karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi.
Jadi, seorang istri harus disiapkan dalam segala hal, agar tidak bergantung
pada suami. Misalnya, dalam hal keuangan. Namanya usia, ka, tidak bisa
diduga. Siapa tahu suami yang lebih dulu pergi selamanya. Nah, istri harus
disiapkan dalam kemandirian. Dalam hal tauhiid, itu jelas, enggak boleh
bergantung kepada manusia, tetapi bergantung kepada Allah. 

Jadi, sudah sejak lama Aa menyiapkan saya untuk mandiri. Bukan dalam arti
harafiah, tetapi untuk melebarkan dakwah agar lebih luas. Dengan begitu, Aa
dan Teteh bisa berdakwah di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama. Hanya
saja, Aa biasanya berdakwah lebih umum, sementara Teteh lebih ke topik
perempuan. Itu akan lebih match. Di sini (arti) kemandirian itu bukan untuk
bersaing, melainkan untuk saling maju dan saling menguatkan wawasan supaya
lebih melebar.

Jadi, kabar mau pisah dari Aa Gym tidak benar?
Memang ada isu begitu? Siapa yang bilang? (Ninih mengernyitkan dahi) Ada
saja, kali, yang iseng, ya. Wah, malah makin indah cintanya kalau begitu.
Makin rindu karena cintanya bukan karena nafsu, melainkan cinta hakiki yang
tujuannya kepada Allah. Allah yang menanamkan cinta. Boro-boro kepikir cerai
 Sebaliknya, pikirannya makin terikat dan saling menyayangi.

Tetapi sempat terpikir untuk berpisah?
Enggak ada. Namanya isu, cuma memanas-manasi. Masak sudah sudah 20 tahun
kami merintis, kalau hanya karena kejadian kemarin, terus saya mundur?
Alangkah ruginya. 

Jadi, yang sudah dirintis ini harus dipertahankan. Bahkan harus lebih baik.
Sebaliknya, kehadiran istri kedua bukan sesuatu yang jelek kalau disikapi
dengan baik. Satu visi, satu misi.. Hanya saja memang butuh proses, perlu
waktu.

Apakah proses itu sudah selesai?
Masih terus berlangsung. Namanya juga hidup, ingin lebih baik. Saya
mensyukurilah, menikmati setiap episode kehidupan ini. Kalau menunggu yang
belum terjadi, capek, ya? Mendingan dinikmati apa yang kita lakukan sekarang
 menikmati apa yang Allah berikan, Syukuri terus karunia yang Allah berikan.
Pasti kelak Allah menambah lebih banyak lagi karunia lain. Saya yakin akan
hal itu. 

Tetapi pernah membayangkan seandainya kelak hidup terpisah?
Sama sekali enggak. Yang kebayang adalah sama-sama di dunia dan sama-sama di
akherat. Titik. Soalnya, karena tujuan menikahnya hanya untuk Allah (jadi)
akan bertahan. Apa pun yang menggoda.

Tidak sedikit pun punya pikiran seperti itu (pisah, Red). Dari awal tujuan
menikah adalah berdakwah. Jadi, apa pun yang terjadi, saya dan Aa harus
bersama sampai di akhirat nanti. 

Memang, tantangan pasti ada. Ujian pasti ada. Misalnya, Aa menikah lagi.
Tapi karena tujuannya harus sama-sama sampai di akhirat nanti, sama sekali
enggak terpikir untuk berpisah. Jangan sampai, ah! Enggak ada pikiran
berpisah.

Jadi, tidak ada yang berubah sejak Aa Gym menikah lagi? 
Enggak ada. Yang saya rasakan justru Aa semakin dewasa. Terutama
kesabarannya meningkat banyak, empatinya juga meningkat. Benarlah Aa
merupakan pemimpin umat. Kejadian yang timbul akibat Aa menikah lagi dibuat
menjadi sarana berlatih. Misalnya, kalau sebelumnya Aa selalu sibuk dengan
urusan bisnis dan urusan dakwah, sekarang Aa malah lebih banyak mengisi
waktu dengan belajar agama dan kuliah lagi. Jadi, kami sama-sama belajar.

Bagaimana menyampaikan kabar ketika ayahnya menikah lagi sehingga bisa tidak
lagi bersama mereka setiap hari?
Kebetulan Aa sudah terbiasa meninggalkan anak-anak karena harus berdakwah ke
berbagai tempat.. Jadi, sebelum menikah lagi pun, Aa sudah tidak setiap
malam tidur di rumah. Sudah diprogramkan 3 hari berada di luar kota, sisanya
tidur di rumah. Ketika Aa tidak di Bandung, saya sendirian dengan anak-anak.


Sekarang memang sudah ada Mamah baru. (Rini, Red.) (Ninih sempat terdiam
sejenak) Bagi saya, ini kesempatan untuk menjelaskan bahwa kondisi sekarang
harus disyukuri, karena Bapak sudah ada yang ngurus ketika harus pergi ke
luar kota. 

Secara perlahan mereka bisa memahami, kok, walaupun ada beberapa anak yang
perlu waktu untuk memahami situasi tersebut. Maklum, namanya juga anak-anak.
Ini tantangan bagi saya. Sekarang anak-anak sudah sangat paham.

Dengan kesibukan berdakwah, waktu Anda jadi berkurang untuk anak-anak? 
Ah, sama aja, ya (Ninih lalu tertawa lepas). Cuma saja, sekarang, karena
sudah berbagi tugas dengan Teh Rini, kesempatan untuk berdakwah lebih banyak
 Tidak lagi fokus mengurus Aa sebab secara pribadi karena sudah ada yang
mengurus. Itulah hikmahnya. Makanya jadi sip, deh. Harus dibuat sip, deh
(Tersenyum sambil memainkan buku di tangannya). 

Sekarang dakwah saya menjadi lebih luas, walaupun mengurus keluarga tetap
nomor satu. Memang Aa selalu berpesan, kalau kita selalu bisa mendakwahi
keluarga, maka kita akan kuat berdakwah keluar. Sebaliknya, kalau lemah
berdakwah di keluarga, akan lemah pula berdakwah di luar. Jadi, (dakwah) di
rumah tetap nomor satu. 

 SEMPAT INGIN PISAH 
Selain Ninih, yang juga menepis isu Ninih minta cerai adalah sang ayah, HM
Mukhsin (70). "Kabar dari mana itu? Setahu saya, sekarang keluarga mereka
baik-baik saja. Kalau Ninih berniat demikian, akan saya larang dengan keras.
Tidak boleh," ujar Mukhsin berulang kali, ketika ditemui di rumahnya di
Cijulang, Ciamis Selatan (Jabar), Rabu (15/5).

Namun Mukhsin yang juga pengasuh Pesantren Kalangsari, Cijulang, membenarkan
 putri keduanya (dari 5 bersaudara) itu sempat keceplosan ingin berpisah.
Tepatnya saat Ninih mengabari Aa Gym sudah menikah lagi. "Dia mengabari
lewat telepon dan menangis. Semua itu saya anggap wajar. Wanita mana, sih,
yang tidak sedih mengetahui suaminya menikah lagi? Lalu saya nasihati,
jangan pernah berniat cerai. Dia bisa menerima saran kami. Lambat laun Ninih
sudah bisa menerima keadaan," ujar Mukhsin.

Kini, lanjutnya, kondisi rumah tangga putrinya sudah normal kembali.
Kalaupun ada yang berubah, "Aa Gym sudah jarang berkunjung ke sini. Kalau
dulu, bisa tiga bulan sekali pasti disempatkan untuk datang. Namun sejak
menikah lagi, belum sekali pun datang," kata Mukhsin.

Tidak berkunjung lagi bukan berarti Aa Gym melupakan Pesantren Kalangsari. Ia 
masih tetap membantu pesantren yang mendidik sekitar 200 santri itu. "Dia masih 
tetap mengirim uang," tutur Mukhsin.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke