Saya nggak masalah dengan yang ditulis Pak Rizal di postingan ini.

Tapi perlu klarifikasi dari yang ditulis Pak Rizal sebelumnya, yang 
saya anggap sebagai penjelasan lanjut dari keyakinan Pak Rizal yang 
ditulis di postingan ini, saya ulang lagi postingan saya:

"3. Maksud bapak gimana dengan kalimat ini: "Walaupun saya diajar oleh
Guru saya bahwa melawan Yahudi ini bukan dengan kekerasan (karena
belum saatnya) melainkan dengan dakwah kasih sayang,.."
Belum saatnya untuk melakukan kekerasan terhadap Yahudi? Baru saja
bilang dakwah dengan kasih sayang, tapi dilanjut
dengan 'kekerasan..karena belum saatnya' Kok gitu?"

Pak Rizal tulis di bawah ini, dengan apa yang dimaksud 'kekerasan', 
saya kutip:
"Melainkan keras terhadap dasar-dasar pemikiran ahlussunah wal 
jamaah. Ini perang pikiran. Yang diserang adalah dasar pemikiran. 
Diragu-ragukannya kita terhadap kebenaran Islam yang selama ini sudah 
kita yakini, yang disepakati oleh ulama-ulama besar ahlussunah. 
Rasanya tidak perlu saya perinci. Anda pun tahu. Yang anda sebut 
kritik membangun itu membangun apa? Justru berusaha menghancurkan"

Jadi pertanyaan saya minta klarifikasi lebih jauh:
1. Belum saatnya melakukan kekerasan terhadap Yahudi? Maksudnya?
2. "Kekerasan" di sini maksudnya 'perang pemikiran'.  Pak Rizal 
menuduh pak Chodjim berusaha menghancurkan dengan mengkritik, tapi 
apa yang Pak Rizal lakukan sendiri dengan orang lain, seperti yang 
bapak sebut sendiri 'kekerasan (perang pemikiran) terhadap Yahudi?  
Kok kalo orang lain yang melakukan kritik disebut 'kekerasan yang 
menghancurkan', tapi kalo situ melakukan kekerasan malah nuduh orang 
lain yang melakukan?  Apa ini yang namanya ego nafsu melulu?

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pandangan mata selalu menipu
> Pandangan akal selalu tersalah
> Pandangan nafsu selalu melulu
> Pandangan hati itu yang hakiki
> Kalau hati itu bersih....
> 
> Bagaimana mungkin minta fatwa pada hati kalau hati masih kotor, 
masih ada hasad dengki, kikir, pemarah, cinta dunia, ingin dipuji, 
sombong, ego, dan seribu satu penyakit hati lainnya? Hidayah ALLAH 
itu barang suci, tentu akan diletakkan di tempat suci bersih. Hati 
yang selamat. Mana mungkin hidayah diberikan bagi yang tidak mengakui 
kemutlakan kebenaran Islam? Bagi yang mengakui di zaman ini di luar 
Islam ada keselamatan?
> 
> Tentu anda paham yang dimaksud keras di sini bukan mengeluarkan 
kata-kata kotor atau sebangsanya. Melainkan keras terhadap dasar-
dasar pemikiran ahlussunah wal jamaah. Ini perang pikiran. Yang 
diserang adalah dasar pemikiran. Diragu-ragukannya kita terhadap 
kebenaran Islam yang selama ini sudah kita yakini, yang disepakati 
oleh ulama-ulama besar ahlussunah. Rasanya tidak perlu saya perinci. 
Anda pun tahu. Yang anda sebut kritik membangun itu membangun apa? 
Justru berusaha menghancurkan.
> 
> Ngomong-ngomong, syekh siti jenar ngomong apa tentang ini?  :P
> 


Kirim email ke