sy juga menolak imunisasi.. ngeri MMR dsjnya..
alhamdulillah anak sy yang kedua sdh mau berumur 4
tahun tdk diimunisasi dan tdk daftar asuransi
pendidikan.. cukup makan bergizi saja.. alhamdulillah
lebih sehat dan ceria dari anak yang pertama sy yang
full imunisasi dan program2 posyandu.. 

ada yang nawarin asuransi melulu.. org gak punya..
mendingan sy kasih tips lumayan aja bwt beli beras 2
bulan keluarganya dan voucher hp he3... asuransinya
"cari duit yang maksimal, dan byk do'a saja dan byk
sedekah he.." 

slm,

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Bagusnya orde baru adalah soal posyandu. Aktivis ht
> saat ini justru menolak imunisasi dan resistent
> untuk datang ke posyandu.
> 
> Memberantas gizi buruk? Haiya? Ada juga anak banyak,
> dan gizi dan kesehatan tak terurus. Coba cek aktipis
> yg punya anak banyak dan daftar asuransi pendidikan
> dan kesehatan untuk semua anaknya berapa orang?
> 
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry® wireless device from XL
> GPRS network
> 
> -----Original Message-----
> From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> Date: Mon, 3 Mar 2008 08:17:07 
> To:<wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Subject: RE: [wanita-muslimah] Kelaparan, Ibu Hamil
> Meninggal
> 
> 
> Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji'uuna.
>  
>  Waktu pas lihat beritanya pertama kali, sedih
> banget. Jadi teringat Umar
>  bin Khotob saat menjadi amirul mukminin, yang
> memanggul sendiri gandum
>  ke rumah salah seorang ibu dan anaknya yang
> kelaparan. Umar menolak
>  ketika pembantunya akan membantu mengangkatnya,
> karena rasa bersalahnya
>  pada ibu itu. Beliau tidak akan enak makannya,
> sampai dia yakin
>  rakyatnya semua sudah terpenuhi kebutuhan makannya.
>  
>  Kalau kita bandingkan dengan pemimpin sekarang ini
> ? Wah jauh sekali
>  keadaannya ya.. Mungkin itu bukan semata disebabkan
> ketidakpedulian
>  pemimpin terhadap rakyatnya itu. Tetapi memang
> keterbatasan yang membuat
>  hal seperti itu sampai luput dari radar mereka.
>  
>  Counter yang diberikan kemudian, bahwa si ibu
> meninggal akibat diarhee,
>  menimbulkan kesan bahwa pemerintah ingin "nge-les"
> (berkelit) dari claim
>  bahwa ada warganya yang kelaparan. Memang bisa jadi
> benar, dia meninggal
>  karena diaree. Tapi bukan berarti dia tidak
> kelaparan. Ibu yang sedang
>  hamil + 3 anaknya itu - katanya - hanya makan 1
> liter nasi untuk 3 hari.
>  Dan anaknya yang berumur 4 tahun, beratnya hanya 9
> kg. Bukankah itu
>  suatu pertanda kekurangan gizi ?
>  
>  Sementara itu masyarakat yang mayoritas muslim itu,
> faktanya saat ini
>  kan jauh sekali dari akhlaq seharusnya seorang
> muslim. Islam akan
>  menjadi rahmatan lil aalamiin hanya kalau
> diimplementasikan oleh para
>  pemeluknya. Kejadian seperti ini, apalagi terjadi
> di kalangan masyarakat
>  yang mayoritas muslim, harus menjadi bahan
> muhasabah kita semua. Itu
>  artinya kaum muslimin ( termasuk saya juga ) masih
> jauh dari
>  implementasi Islam secara benar dan menyeluruh.
> Bukankah Islam
>  mengajarkan bahwa bila kita memiliki makanan, kita
> disunnahkan memberi
>  kepada tetangga sekitar ? Bahwa saat kita makan,
> kita harus juga
>  mengensure 40 rumah sekitar kita pun sudah cukup
> makan ? Kalau kaum
>  muslimin mengimplementasikan Islam, insya Allah,
> hal seperti ini tidak
>  terjadi, bukan ?
>  
>  Mudah-mudahan kejadian ini menjadi alert buat kita
> untuk lebih peka
>  terhadap lingkungan sekitar kita, dan terus
> memperbaiki akhlaq kita
>  sesuai dengan Islam, yakni peduli pada orang-orang
> di sekeliling kita.
>  Let's ensure bahwa sekeliling kita tidak kekurangan
> pangan atau
>  kelaparan.
>  
>  Wallahua'lam bishowab.
>  Wassalaam,
>  -Ning
>  
>  -----Original Message-----
>  From: wanita-muslimah@
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
>  [mailto:wanita-muslimah@
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com] On Behalf Of Aisha
>  Sent: Monday, March 03, 2008 9:28 AM
>  To: wanita-muslimah@
> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
>  Subject: Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Ibu Hamil
> Meninggal
>  
>  Pak Aly,
>  Rasanya tidak tepat jika selalu menyalahkan
> demokrasi, sebab ada juga
>  negara yang memakai demokrasi tapi kaum miskinnya
> dikasih makan negara.
>  
>  Tentang kasus kelaparan sampai mati ini, di tv ada
> wawancara dengan
>  walikotanya yang menyangkal bahwa ibu Basse yang
> sedang hamil dan
>  anaknya yang meninggal itu meninggal bukan karena
> kelaparan tapi karena
>  diare. Sementara wawancara dengan suaminya ibu
> Basse (pak Basri)
>  mengakui bahwa tiap hari penghasilannya hanya 7-10
> ribu. Bayangkan di
>  saat beras, minyak goreng, minyak tanah, dll
> semahal sekarang, uang itu
>  digunakan untuk hidup 1 orang ayah+ 1 ibu yang
> sedang hamil 7 bulan + 4
>  anak (Salma, Baha, Aco, Bahir). Anak-anak mereka
> juga mengakui bahwa
>  mereka kelaparan, sering tidak bisa makan, wajar
> jika dokter menemukan
>  mereka bergizi buruk.
>  
>  Ada orang-orang yang berupaya menolong keluarga ini
> seperti bapak yang
>  membayar tempat tinggalnya, ibu yang kadang-kadang
> memberi ikan, ibu
>  yang membawa anak-anak ke RS, ustadz yang
> membimbing ibu yang tengah
>  sekarat, dll. Tapi kondisi ekonomi mereka juga
> tidak berlebih sehingga
>  mereka juga tidak bisa membantu dengan leluasa.
> Yang bisa membantu
>  banyak itu kan orang yang kebetulan diberi rezeki
> banyak, dimana mereka?
>  apakah mereka tidak melihat kondisi masyarakat di
> sekelilingnya? Lalu
>  badan-badan yang mengurus zakat, apakah di daerah
> itu ada? Jika ada,
>  kemana mereka menyalurkan zakat yang
> dikumpulkannya?
>  
>  Yang jelas, mereka kelaparan, dan setelah
> meninggalpun, mereka di kubur
>  di tempat orang tua Basri karena mereka tidak punya
> uang untuk
>  menguburkan di pemakaman umum. Temans ada yang
> tahu, apakah mahal biaya
>  penguburan di pemakaman umum? Saya tidak tahu
> banyak, karena di
>  lingkungan keluarga besar saya tidak ada biaya
> pemakaman di pemakaman
>  keluarga kecuali iuran per tahun untuk
> penjaga/perawat pemakaman.
>  
>  BTW, menyalahkan pajak, asuransi, perbankan,
> bukankah asuransi dan
>  perbankan juga ada yang Islami? Masalahnya
> sebenarnya di bidang
>  kehidupan apapun, tergantung manusianya, apakah
> manusianya baik? Baik
>  dari segi agama misalnya jujur, pekerja keras,
> tekun, rajin, dll - bukan
>  sebatas mereka seorang muslim dan tertera Islam di
> ktpnya. Oh ya, di
>  Makassar itu mayoritas muslim ya?
>  
>  salam
>  Aisha
>  ------------
>  From : M Aly
>  mungkin ustadz, tetangga2nya dan muslim yang kaya
> lainnya sedang asyik
>  demokrasi ..sibuk parpol.. pajak ditinggikan tapi
> dikorupsi.. memang
>  korupsi kelas kakap harus dihukum mati!! spt di
> cina dan korsel.. tegas,
>  demi kebaikan masyarakatnya.
>  
>  dan pemerintah indonesia melupakan syariat islam
> dlm ZIS (zakat, infaq,
>  shodaqoh) tapi mementingkan pajak, asuransi,
> perbankan djsnya yang byk
>  melupakan org2 kecil yang menjadi tanggung jawab
> bersama 
=== message truncated ===



      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

Kirim email ke