wuahahahaha ya ngawur kalo gitu mbak.. padanannya ya "sholat pak" ~ "jangan jadi homo mbak" "awas kalo tetep homo, tak kepruk"
cara yang baik itu ya cara yang baik, nggak ada hubungannya dengan sikon. artinya: - mencemooh itu tidak baik -- tidak mencemooh baik - mempersekusi itu tidak baik -- tidak mempersekusi baik - tidak dilindungi itu tidak baik -- dilindungi baik - dimatikan hajat hidupnya tidak baik -- dilindungi hajat hidupnya baik mbak Lina mungkin bisa bilang, "lha kalo jaman sekarang, sudah tahu kalo homo pasti dicemooh, dipersekusi, salah sendiri kenapa homo, salah sendiri... lha wong membela homo saja dicemooh... lha wong yang sekedar berpendapat saja dicemooh" ya silahkan saja... ;-) tapi IMHO mencemooh, dan mempersekusi itu salah, orang yang dipersekusi itu orang teraniaya, dan orang itu harus dibela, siapapun itu, itulah Islam yang lurus... ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 14, 2008 4:07 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Soal anak dan Kurung - PRO MBAK NING; Mas Ase, kita sudah sepakat bhw harus ada usaha. Usaha itu macem2 bergantung sikon. Cara yang baik juga bergantung sikonnya. Baik menurut mas Ase namun tidak sesuai dengan sikonnya, tidak akan kena sasaran. Betul, Niat tidak cukup. Diperlukan usaha. Bagi sipenderita diperlukan motivasi untuk berusaha 'sembuh'. Tidak pada tempatnya membandingkan sholat dgn homoseks. Kecuali kalo kita mau sepakat sholat adalah suatu masalah dan kelainan. Mau ? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > mbak Lina, > > Bukankah, persoalan umat itu rule of conduct? > Niat baik kan tidak cukup, harus dengan cara-cara yang baik. > Umat tidak bisa memisahkan hak diri dengan hak orang lain. > Bilang, "sholat pak", silahkan saja itu hak...tapi memaksa sholat itu nggak Islami dan bathil. > apalagi sampe "sholat dengan cara ini kalo nggak penjara", itu kelaliman yang nyata... > > Sami'na wa atha'na itu sama Allah dan Rasul dan Ulil Amri, > bukan sama pseudo-nabi asal arab... lucunya ada pseudo-nabi ngaku2 Ulil-Amri lagi.... > > Preference pribadi tidak boleh dicampurkan dengan preference orang lain. > Kita bilang "nggak normal", itu preference kita, hak kita. > Memaksakan preference kita ke orang lain itu yang nggak halal. > > Ngurus keluarga itu menjadi pilihan-pilihan kita. > Sewaktu anak masih kecil, kita berhak untuk mengatur. > Bahkan itu-pun dicontohkan rasulullah tanpa pukul-memukul... > Bukankah rasulullah pernah marah dengan seorang sahabat yang menaikkan nada suaranya ke anaknya? > Apalagi ketika anak sudah dewasa...apalagi ngurus orang lain... Lina: Sapa pula yang mo mukul? tentunya sahabat ini marah kpd anak yang masih kecil. Ada gak rujukannya Rasulullah marah melihat sahabat marah kepada anak dewasanya yang mencuri, yang berbuat zinah, yang nenggak obat/khamar? > > Bayangkanlah bahwa setiap orang itu anak dari orang juga... > Ketika mencemooh, ngata-ngatain, dll. seperti yang biasa dilakukan, > seharusnya kita yang waras bisa mendakwahi orang yang mencemooh itu... > bukan malah ikut-ikutan... > itulah ukhuwah... > > Ketika ada ulama yang dengan kesungguhan memiliki pendapat yang berbeda,- mengapa kita cemooh, kita persekusi? mengapa tidak kita diskusikan pendapatnya itu? > itulah ukhuwah... Lina: Udah kok. Udah di diskusiin. Bahkan udah dibuat kesepakatan yang akhirnya dilanggar pula kesepakatan tsb. Apaan tuh?..:-)). Kok jadi kesini lagi. Mbulet. wassalam. > ------------------------------------------------------------------------------ No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.16/1431 - Release Date: 13/05/2008 19:55 [Non-text portions of this message have been removed]