Tidak ada sesuatu itu diciptakan sia-sia. Tidaklah mungkin Allah menciptakan sesuatu, lalu sesuatu itu wajib dimusnahkan semata-mata karena sesuatu itu. Itu aksioma. Kalo ada, pasti thogut.
Sudah jelas dari ilmu pengetahuan bahwa setiap spesies itu punya tempat krusial dalam ekosistem. Ketika spesies (apapun itu) punah, keseimbangan ekosistem pasti akan terganggu, dan manusia pasti akan terkena dampak buruknya. Spesies yang kalo nggak ada itu nggak pa-pa itu bisa jadi hanya manusia. Kalau hanya untuk memusnahkan spesies lain, manusia itu jagonya ;-) Rasulullah, juga secara aksioma, tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak diperintahkanNya. Sehingga ada beberapa kemungkinan: 1. Jika hadits itu betul-betul datang dari rasul dan ternyata memang betul-betul memerintahkan pembasmian ular, kadal dll. semata-mata karena harus spesies itu harus dimusnahkan, kita bisa menilai kualitas rasul dan ajaran yang dibawa oleh rasul tersebut. 2. Hadits itu betul-betul datang dari rasul, tapi tidak lengkap, karena pasti bukan karena "kadal"-nya, tapi karena ada atribut temporer dari kadal itu. Misalkan kadal itu berbisa dan akan menggigit makanan atau tempat air, sehingga ada "sebab" mengapa kadal "itu" disuruh dimusnahkan. Kejadian dalam hadits itu kasuistis dan berlaku dalam kondisi yang memenuhi "sebab" itu. IMHO, hadits yang tidak lengkap, atau yang ditengarai tidak lengkap sebaiknya tidak diambil sebagai sumber hukum. 3. Bisa jadi hadits itu walaupun dengan derajat shahih kuadrat dan tercantum dalam kitab Bukhari, tidak berasal dari Rasul. ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 26, 2008 12:29 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: hadis cicak Ada lagi yang menginterpretasikan dgn "kadal"...:-) Kalo emang bener cicak yang dimaksud masalahnya, mungkin, kita2 gak punya ilmu 'percicakan' kaya Nabi SAW. Bisa jadi cicak itu bisa 'ngadu'..:-)) Kita aja yang gak ngerti bhs cicak, makanya Nabi SAW memberi julukan "penjahat keci" kpd cicak? Saya juga pernah terkaget-kaget ada tamu di rumah. Begitu melihat cicak, dia langsung bangun dari duduknya dan berusaha utk membunuhnya. Gak tau krn apa krn saya gak bertanya. Tapi, mungkin karena hadist tsb, kali ya? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya suka dengan interpretasi2 semacam ini, > seperti tafsir ustadz Muhammad Aly, cicak yang dimaksud adalah koruptor, > menurut ustadz(ah?) bus anas, tokek yang berbahaya, > barangkali ada lainnya yang menafsirkan dengan dinosaurus toh masih > sekeluarga dengan cicak (walaupun ada penemuan baru, dino ini ternyata > keluarga ayam :-) > > intinya masing-masing menggunakan akal pikiran untuk "menyesuaikan" > perintah membunuh cicak tersebut sesuai dengan "kebutuhan" > masing-masing. > > Dan jangan lupa tanpa membaca hadis itu pun, > banyak kok orang tidak suka cicak di dinding yang suka mengotori. > > Nah kenapa berhenti pada cicak? > Tidakkah seharusnya kita menggunakan akal pikiran dalam > memahami agama ini sesuai kebutuhan kita masing-masing? > > salam, > DWS > > > > On Sun, May 25, 2008 at 8:25 PM, bus anas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah....wah > > coba kita lihat lagi haditsnya.... yang dimaksud disitu buka cicak...tapi taukek (lebih besar dari cicak) kenpa disuruh bunuh...karena bagian kulitnya aja ada bisanya yang bisa bikin kuit kita benjol-benjol dan gatal. > > Jafdi karena ada bahaynya itulah barangkali di anjurkan membunuhnya > > > ------------------------------------------------------------------------------ No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.1/1466 - Release Date: 25/05/2008 18:49 [Non-text portions of this message have been removed]