Cinta Kepada Mursid/Guru Sejati
Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an-Naqshbandi qs


Bismillah hirRohman nirRohim

Suatu ketika seorang anak muda datang kepada Syaikh, “Maulana, Saya bingung 
berilah saya rasa damai. Beberapa waktu yang lalu, saya jatuh cinta kepada 
seorang gadis, dan kami sempat memutuskan untuk menikah. Tetapi di lain pihak, 
dia menemukan pria lain yang dia suka dan malah akhirnya merekalah yang 
menikah! Saya sangat menderita akibat hal ini, tak tahan rasa sakitnya.” Lalu 
Syaikh menjawab, “Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Temui gadis lain dan nikahi 
dia.”

Si anak muda menjawab, “Usul yang baik, Syaikh! Tetapi pikiran saya selalu 
terbersit oleh kenangan akan gadis itu dan jikalau saya mencoba jutaan kali, 
saya tidak bisa melupakannya.” Syaikh bertanya, “Mengapa kamu sampai 
mengingatnya seperti demikian?” Anak muda itu menjawab, “Sebenarnya bukan saya 
sengaja melakukannya, tetapi selalu saja hal itu datang ke
ingatanku Syaikh. Selalu saja bayangannya melewati nuansa pikiran ini.

Nah bukankah hal ini sangat luar biasa? Si anak muda tidaklah sampai menyembah 
gadis itu; tidak pernah menerima formulasi wirid dari gadis itu yang memuat 
nama-nama atribut sang gadis. Inilah konsekuensi dari Cinta dan kebersamaan. 
Ketika meletakkan seseorang di kalbu dengan rasa cinta (mahabbah), kita tidak 
akan mampu untuk menghilangkannya. Inilah buahnya muraqaba. Lalu mengapa kita 
tidak melakukan hal tersebut terhadap Syaikh atau guru kita? Sang Syaikh hanya 
memerlukan satu kali untuk memasuki kalbu dan pikiran kita, lalu akan terus 
bersemayam di dalamnya terutama setelah mahabbah, kita pun berkonjugasi 
dengannya.

Jangan berpikir bahwa para Sufi dapat menerima pandangan yang mengatakan bahwa 
Sufisme bertentangan dengan syari’at? Ini tidak pernah menjadi masalah, dan 
tidak akan menjadi masalah. Dari Rasulullah saw, Sayyidina Abu Bakar 
ash-Shiddiq ra, Sayyidina ‘Ali ra dan seluruh guru Sufi, semuanya menghormati 
dan menjaga syari’at sepenuhnya. Yang kami maksud adalah guru Sufi sejati, 
bukan anak-anak yang memproklamirkan dirinya sebagai guru Sufi dan membawa 
seluruh khuza’balat, ide-ide bodoh dan omong kosong diberikan kepada sufisme. 
Apakah Sufisme seperti ini? Sufisme berarti bahwa kalian tidak mengangkat 
kepalamu dari
posisi sujud.

Kalian lihat mereka yang mengaku guru sufi, mereka tidak memelihara janggut, 
tidak memakai turban, tidak memperhatikan sunnah Rasulullah saw, dan tetap 
mengaku sebagai guru Sufi dan berbicara mengenai Jalaluddin ar-Rumi atau 
Muhyiddin ibnu al-‘Arabi, atau Abu Yazid al-Bistami . Abu Yazid al-Bistami, 
Muhyiddin ibnu al-‘Arabi dan Jalaluddin ar-Rumi menyangkal mereka! Para Awliya 
ini tidak menerima mereka karena mereka akan bertentangan dengan syari’at.

Guru Sufi yang palsu bahkan mengaku bahwa kita tidak perlu berwudhu. Bagaimana 
mungkin wudhu tidak diperlukan? Salah satu Nama Rasulullah saw adalah Nabi dari 
“orang-orang yang bercahaya", al-ghurr al-mujjalin. “Orang pertama yang akan 
kupanggil menghadapku untuk masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Allah di 
surga dan tetap bersamaku adalah mereka yang anggota tubuhnya bercahaya seperti 
cahaya matahari karena dibasuh dengan wudhu” (Bukhari-Muslim). Setiap orang di 
antara kalian yang selalu menjaga wudhunya akan termasuk orang-orang yang 
beruntung itu.

Ketika Abu Huraira ra ditanya mengapa beliau membasuh anggota tubuhnya dengan 
air melebihi yang diperlukan, beliau menjawab bahwa beliau ingin seluruh 
anggota tubuhnya bersinar pada hari itu. Lalu bagaimana mungkin—orang yang 
mengaku Sufi—berkata bahwa wudhu tidak diperlukan? Mereka mengaku bahwa mereka 
melakukan wudhu dengan cara menghirup, lalu mengeluarkan semua kotoran mereka. 
Ini lebih baik dilakukan di kamar mandi, bukan di masjid. Kalian hanya bisa 
masuk ke masjid setelah melakukan wudhu! Tidak ada satu pun yang dapat 
membersihkan kalian kecuali dengan wudhu. Kami membantah apa yang mereka 
katakan. Mereka yang mengaku Sufi itu bukan Sufi sejati tetapi sesungguhnya 
menentang sufisme, dan merekalah yang memberi citra buruk kepada sufisme.


Wa min Allah at Tawfiq

wasalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com
www.rumicafe.blogspot.com

ACARA SYAIKH HISHAM KABBANI QS DI INDONESIA 26 MAY - 2 JUNI 2009
Jadwal Safari Maulid dan Zikir bersama Syekh Hisyam Kabbani QS: 

26 Mei 2009 20.00-22.00WIB
Zikir dan Tausiyah di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta

27 Mei 2009 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di PPAT Wonopringgo, Pekalongan
bersama K.H.Taufiqurrohman as-Subki

28 Mei 2009 - 20.00-23.00 WIB
Zikir dan Tausiyah di Zawiyah Erlangga, Semarang

29 Mei 2009, 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di Masjid Agung Surakarta
bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf

30 Mei 2009, 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW di Masjid Agung Istiqlal
bersama Habib Hasan bin Ja'far Assegaf dan Majelis Taklim Nurul Musthofa

31 Mei 2009, 20.00-23.00 WIB
Mauilid Nabi SAW di Secapa Polri Sukabumi
bersama Ust. Ece Supriatna Mubarok dan ulama se Jawa Barat




      

Kirim email ke