Yang saya tangkap, BUKAN harus ada rujukan dari Rasul mbak.
Tapi, jika TIDAK ADA rujukan, lalu mengapa di-PASTI-kan kebenarannya?
Jadi tinggal berargumen gitu lho... toh kekuatannya sama...




  ----- Original Message ----- 
  From: Lina 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 09, 2010 2:34 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw:i SEMOGA CATATAN KECIL INI DAPAT MENJADI 
MODAL UNTUK SALING MEMAHAMI DAN TIDAK LAGI SALING MENCACI


    
  Terimakasih Pak Chodjim,
  Saya membaca disini tidak ada yang mengklaim kebenaran dan menyalahkan orang 
lain. Sekedar ada beda pendapat ttg kaidah bahasa tp bukan pada perbedaan 
akidah...:-). 

  Apakah dalam 'mempelajari kaidah bahasa arab (ilmu ttg bahasa)' harus ada 
rujukan dari Rasulullah SAW (sunnah or hadist)? Kok buat saya aneh ya 
kdengarannya.

  Soalnya kalau memang harus pake rujukan2 sunah or hadist Nabi, sebetulnya Mas 
MUiz bisa juga bertanya 'apa rujukan hadist Nabi buat pendapat Pak Chodjim'. 
Saya yakin gak ada juga, kan? Jadi yaa..soal kaidah bahasa, gak usah pake 
rujukan Hadist Nabi segala. Yaa pake ilmu bahasa aja.

  Ini masalahnya asal kata bahasa arab, kan?

  wassalam.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" <chod...@...> wrote:
  >
  > Begini Teh Lina, kalau memang tidak ada rujukannya dari Rasulullah, mengapa 
kita memastikan diri kebenarannya? Mengapa kita menyalahkan orang lain yang 
mengurai berdasarkan kaidah bahasa Arab itu sendiri?
  > 
  > Bagi saya, kata "Allah" itu hanyalah sebutan agung bagi Dia yang 
menciptakan alam semesta. Dia-lah "al-ilaah" itu, satu-satunya ilaah. Dengan 
memahami demikian, kita tidak terjerumus pada pengucapan kata "allaah" sebagai 
produk pikiran manusia. Kita tarik benang merahnya, yaitu Dia yang bisa disebut 
apa saja sebagai al-asmaa al-husnaa. Dari al-asmaa al-husnaa itulah kita akan 
menghayati kebenaran al-ahaad dan al-waahid. Dan, itulah al-ilaah alias allaah.
  > 
  > Wassalam,
  > 
  > chodjim
  > 
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Lina 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Sunday, February 07, 2010 9:07 PM
  > Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw:i SEMOGA CATATAN KECIL INI DAPAT MENJADI 
MODAL UNTUK SALING MEMAHAMI DAN TIDAK LAGI SALING MENCACI
  > 
  > 
  > 
  > Saya senang mengaji disini tentang ini bersama sama orang2 ini...:-). Saya 
mencoba menelusuri dari awal smp akhir. Ada pertanyaan saya disini.
  > 
  > Dalam kontkes ini, mempelajar kata per kata bahasa arab (Tata bahasa Arab), 
apakah perlu rujukan dari Rasulullah SAW (=sunnah dan hadist Rasul)?.
  > 
  > wassalam,
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" <chodjim@> wrote:
  > >
  > > Lebih dari sekadar baik, Mas Muiz.
  > > 
  > > Mas, siapa yang menetapkan kebenaran demikian itu? Adakah rujukannya dari 
Rasulullah sendiri?
  > > 
  > > Terima kasih.
  > > 
  > > Wassalam,
  > > chodjim 
  > > 
  > > ----- Original Message ----- 
  > > From: Abdul Muiz 
  > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > > Sent: Sunday, February 07, 2010 6:57 PM
  > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw:i SEMOGA CATATAN KECIL INI DAPAT 
MENJADI MODAL UNTUK SALING MEMAHAMI DAN TIDAK LAGI SALING MENCACI
  > > 
  > > 
  > > 
  > > apa kabar pak Chodjim,
  > > 
  > > memang betul kata "Allah" itu unik karena satu-satunya isim (noun) dalam 
bahasa arab yang tidak mengenal bentuk mufrad (singular) mutsanna (bentuk dua) 
maupun jamak (plural). Maka khusus untuk kata "Allah" ya tidak dikenal adanya 
fathatain (ALLAHAN), dhammatain (ALLAHUN), maupun kasratain (ALLAHIN).
  > > 
  > > Wassalam
  > > Abdul Mu'iz
  > > 
  > >
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke